[01.] Something Bad.

3K 283 53
                                    



" Ya Tuhan, Koo. Kenapa kau menjawabnya seperti ini sih ha? " Guru Jung mendelik tajam, sesaat kemudian langsung memijit pangkal hidung seusai menatap si anak didik kesayangan yang sukses membuat kepala amat pening.

" Aw aw astaga, sepertinya tadi malam aku belajar terlalu keras nih, jadi kelelahan tuh. " Balasannya dengan nada menyebalkan sekali membuat siapapun yang mendengar jengkel.

" Soal yang harus kau kerjakan hanya cukup tiga puluh lima pilihan ganda saja Koo, tapi kenapa kau justru menjawab lima puluh sih! " Guru cantik tersebut menggeleng frustrasi saat menunjukan dengan kesal kertas ulangan lusuh milik anak itu. " Dan semua yang kau silang hanya huruf A? Tidak ada yang lain, oh astaga. "

" Ini juga ya ampun, kenapa bagian yang harusnya kau tulis dengan lima jawaban soal essay JUSTRU DI ISI OLEH GAMBAR AYAM, KAU BERNIAT MENGEJEK SAYA ?! "

Semua isi kelas di buat ricuh menertawakan bocah tengik tersebut⚊sudah tidak heran lagi terhadap tingkah kelewatan yang ia lakukan meski terhadap guru sekalipun.

Anak yang begitu akrab di panggil Kookoo tersebut mengendikan bahu begitu menyebalkan.

" Ibu guru jangan marah seperti itu dong, nanti cepat tua lho. Berhubung Kookoo tidak ingin melihat Ibu menjadi keriput dan jelek sebelum pada waktunya, nih Koo kasih permen deh. "


Anak itu tiba-tiba mengeluarkan sebuah permen dari kantung jas almamater⚊Lalu se-enaknya saja meraih telapak tangan sang guru dan meletakkan nya di sana.


Guru Jung mendengus kesal, ini bahkan sudah berkali-kali ia mendapatkan permen jagoan neon yang membuat lidah dan bibirnya berubah warna biru.


" Kau in⚊

Dan dengan lebih kurang ajar lagi, bahkan telunjuk anak tersebut hampir menempel di bibir sang guru saat meminta wanita tersebut berhenti berbicara.


" Pssst Ibu Jung yang cantik, kalau terus terusan marah seperti ini lama-lama Koo geram ingin kasih hadiah cincin deh, melamar mu, bagaimana? " Guru Jung melotot tajam saat melihat wajah anak didiknya yang kelewat minta di tampar hingga sadar. " Diam berarti iya. "

Seluruh anggota kelas menjadi ribut di tambah dengan suara heboh gebrakan meja untuk turut andil dalam meramaikan adegan drama picisan si bontot.

" Oh astaga, anggota kelas ini tidak ada yang waras sama sekali ku rasa. Edan semua, terlebih kau Koo! " Guru tersebut mulai naik pitam.

Demi tuhan dia bisa saja menderita sakit stroke jika terus bertahan menjadi wali kelas untuk menampung anak anak ajaib di hadapanya hingga satu tahun kedepan.

" Enak saja, Kookoo tampan ini paling genius di kelas, ibu tahu tidak kalau mereka-mereka menjadikannya Kookoo tampan sebagai panutan." Pamer bocah tersebut dengan tingkah kelewatan membuat guru Jung merasa terdapat sesuatu yang aneh di balik perkataan bocah itu.

Ibu Jung akhirnya memutuskan untuk mulai cekatan memeriksa lembar demi lembar kertas ulangan anak didiknya, hingga mata cantik wanita tersebut hampir terlepas dari tempat nya saat ⚊

" Ya Tuhan cabut nyawaku sekarang juga, aku tidak sanggup lagi. " Nada sarat akan frustrasi tersebut tercetus bersamaan dengan tubuh yang mendadak lemas lunglai di atas kursi. " Tolong tuhan, aku mohon. Aku mohon. "

BRAK!

" KENAPA KALIAN BODOHNYA KOMPAK SEKALI SIH HAH?! "

" JAWABAN KALIAN SAMA SEPERTI MILIK KOOKOO, BAGAIMANA BISA?! "

BINTANG KECIL. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang