24 Desember 2014

112 1 0
                                    

Tak ada yang menyangka, bahwa bekerja di galeri akan serumit saat ini. Tepat saat ini. Di mana laporan-laporan menumpuk, terlebih beberapa jam lagi akan diadakan rapat pemilik saham. Saking pusingnya, aku memilih untuk berdiam dulu sejenak. Menulis tulisan ini. Ya, yang sekarang sedang terjadi.

Tidak profesional? Lagi bekerja malah menulis? Terserah. Saya tipe orang yang melakukan apa yang ingin saya lakukan saat itu juga. Dan ya, saya memang orang yang tidak suka diperintah oleh orang yang saya rasa tidak bisa saya patuhi. Saya bekerja dengan gaya saya sendiri. Asal beres dan jujur. Kadang prosedur cukup mengganggu saya. Beberapa prosedur memang tak praktis dan estetik. Lalu apa pula gunanya prosedur?

Tapi di samping itu, saya suka diperintah oleh siapapun yang saya rasa punya spesifikasi yang cocok sebagai "tutunjuk". Biasanya, orang yang saya kagumi dan memang hampir seluruhnya adalah "berisi". Tak semua atasan berisi, menurutku. Ada beberapa yang hanya tahu teriak-teriak, perintah dan prosedur saja.

Maka dari itu, sekarang saya malas. Ditambah hujan yang selalu sukses membuat saya terbang ke dunia non-nyata/ide/imajiner/khayal. Berulang kali saya mengulang dalam hati, tak saya sangka sama sekali, bekerja di galeri ini cukup membuat saya terherankan oleh sistem-sistem yang menurut saya efektifitasnya jempol ke bawah. Dan memang menurutku, esensi dari galeri ini hilang jikalau memandang dari kaca mataku. Galeri bagiku ialah ruangan karya untuk dinikmati. Sedangkan ini, dijual. Tak salah memang. Hanya saja, fokus terhadap penjualan tersebut membuat nilai minus terhadap definisi galeri versiku. Mereka tak salah. Kalaupun salah, namanya juga manusia.

Tugas datang lagi. Dunia seakan lebih terburu-buru bergerak. Padahal sama saja...

Buku Harian Yang Boleh DibacaWhere stories live. Discover now