UP || Langganan BK

1.6K 171 11
                                    

Untuk yang ke sekian kalinya, cewek dengan nama Zabrina Rayerin menginjakkan kakinya menuju ruang BK. Ya, selain kantin, tempat langganannya itu ruangan BK. Dengan malas dia langkahkan kakinya menuju ruangan itu, sesekali mengisyaratkan tonjokan pada teman yang mencibirnya.

"Duduk." Perintah Bu Hwasa ketika melihat siswi langganan BK ini masuk.

Yerin menurut saja, walau dalam hati sudah banyak sumpah serapah menghujam guru ini. Dia duduk, dengan matanya yang sesekali menatap guru di depannya ini. Wajahnya tidak berubah, masih garang di mata Yerin.

"Kamu tahu, kan, masalah apa lagi yang bisa nyeret kamu masuk ke ruangan ini? Ibu ini gak habis pikir sama kamu, nak." Semprotnya kemudian memijit pelan pelipisnya. "Kamu gak kapok?"

"Bahkan saya aja gak tahu buat kesalahan apa, Bu. Saya juga capek kali keluar-masuk BK." Jawabnya berusaha membela diri. Toh, dia nggak tahu habis ngapain sampai dia dipanggil gini.

"Ibu dapat laporan kamu berbuat onar lagi di sekolah lain. Yerin, kamu ini perempuan, rasanya apa banget kalau kamu gini, nak." Bu Hwasa menatap anak di depannya ini jengah.

Baru saja Yerin ingin menyela, Bu Hwasa menambahkan lagi, "Kamu ini pintar, gak pantes kalau kelakuan kamu gini. Untuk sekarang poin kamu ibu tambah 50, atas pelanggaran paket B."

"Tapi, Bu-"

"Kamu masih Ibu beri keringanan dengan tidak memberi skors buat kamu. Kurang baik apalagi Ibu, coba? Haduh."

"Kiring biik ipiligi ibi cibi? Hidih." cercanya dalam hati kemudian mengalihkan pandangannya ke arah lain, yang jelas tidak menatap guru di depannya ini.

"Kamu boleh keluar. Kalau saya mendapat laporan lagi, siap-siap kamu Ibu skors sebulan."

Dengan jengkel, Yerin keluar dari ruangan itu, sembari menyumpahi orang yang melaporkannya.

"Apaan asu, gue mana ada buat ribut di sekolah orang, orang gue cuma mau silaturahmi doang. Gitu emang kalau orang punya otak-"

Bugh!

Sebuah bola kaki mengenai tungkainya. Hari ini sepertinya banyak sekali orang yang ingin dia bogem mentah-mentah. Diliriknya bola itu, kemudian dengan jengkel dia menendangnya hingga keluar pagar sekolah. "Makan noh bola lu! Kalo masih noob maen bola ga usah maen!"

Sedang seorang cowok menghampirinya dengan sedikit berteriak. "Woy!"

Yang dipanggil ngga nyaut, bodo amat! Suruh siapa bikin moodnya makin hancur gini. Sampai akhirnya bahunya tertahan karena tangan cowok itu. "Apa, sih?!"

"Lo tanggung jawab. Ambil bolanya, enak aja lu main tendang sampai keluar pagar." Ucap cowok tinggi itu datar.

"Heh, Jaenal! Lu siapa emang nyuruh-nyuruh gue, hah? Suruh siapa lu tendang terus ngena ke gue? Sono ambil ndiri, lo punya kaki, kan? Punya tangan, kan?" Sungutnya sembari menunjuk bola naas itu menggunakan dagunya.

Belum saja cowok itu membalas, Yerin pergi dengan wajahnya yang makin kusut, kurang kena setrika makanya gitu.

Kini yang berdiri di situ adalah cowok berbadan tinggi tadi, menatap heran ke cewek yang menendang bola mereka barusan. "Heran gue ada cewek spesies kek dia."

"Wonwoo! Bolanya dah dapat, ga?" Teriak salah satu temannya, membuat cowok yang kerap dipanggil Wonwoo tadi itu tersadar, kemudian segera keluar pagar mengambil bola.

"Yo! Gue ambil dulu!"

☕☕☕


Zabrina Rayerin. Nama anggun itu tak seanggun pemilik nama. Tukang onar, sering balapan, cerewet, keras kepala, dan tak lupa langganan BK. Kalau dianya mengapa ia seperti itu, maka dia akan menjawab, lu siapa? Suka-suka gue, lah.

Untuk Apa ; Wonwoo Ft. YerinWhere stories live. Discover now