"kau harus pintar membedakan kami berdua. Kwon Jiyong dan G-dragon. Dia dan diriku"

"bagaimana?"

"tutup matamu. Dalam hitungan ketiga, dia akan menemuimu"

Sejujurnya jinhwan mengerti. Dia mengetahui keistimewaan tersebut. Hanya saja, seumur hidup ia baru menemui orang seperti ini.

1, 2, 3!

"Kim Jinhwan!"

Suaranya terdengar berat. Tatapan jiyong lebih tajam dari sebelumnya. Aura miliknya dua kali lipat lebih gelap, sangat pekat. Sungguh, jinwhan bisa merasakan betapa bahayanya orang hadapannya.

"G-dragon?"

—🍓🔪

"mereka mainanku tapi sepertinya seseorang jauh lebih mengincar kepala mereka dibanding diriku. Yaa.. setidaknya aku dapat tontonan gratis hari ini" Cerita jiyong sambil
mengobati luka jinhwan.

"kau terlalu gegabah Kim Jinhwan. Kau harus belajar mengendalikan emosimu lagi" Lanjutnya.

"maafkan aku hyung. Aku memang masih belum bisa mengendalikan emosiku, itu karena mereka.." Sesaat jinhwan terdiam. Tangannya mengepal, jiyong melihatnya.

"entah mengapa, rasanya sesuatu dalam diriku memberontak saat melihat wajah menjijikan mereka. Bunuh, bunuh, dan bunuh, aku hanya mengikuti hatiku"

"kenapa? Apa hyung berubah pikiran lalu melaporkanku pada polisi?"

Jiyong tertawa mendengarnya. "bukankah aku sudah menjawab pertanyaanmu Kim Jinhwan? Sangat merepotkan jika harus mengulangi kalimat yang sama dalam satu waktu. Kau masih saja ragu? Ah mungkin harus G-dragon sendiri yang mengatakannya padamu agar kau percaya pada kami"

"kupikir dunia ini tak ada seorangpun yang bisa kupercayai selain kedua orang tuaku. Mereka semua busuk. Munafik dan para penjilat!"

"kuakui kehebatanmu Kim Jinhwan. Aku sedang mencari sesuatu, sepertinya aku sudah menemukannya"

Akan ada saatnya dimana sang pemangsa berubah menjadi mangsa bukan? Sang predator sekalipun tak selamanya menjadi rantai makanan paling utama.

"kau ingin menjadi penggantiku? Aku tidak memaksa, hanya saja kau terlihat cocok!"

—🍓🔪

Teng!

00.08

Belum ada tanda-tanda jiyong membuka pintu. Seungri setia menunggunya di ruang tengah. Apa mungkin jiyong masih sibuk mengurus pasiennya, yah? Apa jiyong lembur sehingga tak pulang? Pikir otak kecil seungri. Ia masih berpikir bahwa pekerjaan jiyong adalah seorang dokter.

Tunggu sebentar. Mengapa tiba-tiba saja ia mengkhawatirkan jiyong? Tentu jiyong bisa menjaga dirinya sendiri. Mengapa ia gelisah? Ah, bukan seperti itu! Seungri menggeleng cepat mencoba menggalihkannya.

Apa itu normal? Itu normal kan?

Seungri hanya takut terjadi sesuatu pada jiyong, mengingat berita pembunuhan kembali marak terjadi di daerah sekitar mereka. Itu sangat mengerikan. Ditambah akhir-akhir ini banyak sekali berita kecelakaan di Tv.

"jiyong hyung.." Gumam seungri tanpa sadar.

"maksudku.. aaiishh! Akh sangat menyebalkan!"

Seungri frustasi. Sebenarnya ada apa dengan dirinya? Dia selalu bertingkah aneh setelah keadaannya pulih. Akhir-akhir ini dia sering kali merindukan jiyong?

Kau gila seungri. Kau sudah gila! Jiyong bukan anak kecil. Jiyong bisa menjaga dirinya sendiri. Batin seungri berkecamuk. Setidaknya ia harus melihat jiyong terlebih dulu dan itu akan membuat merasa tenang. Seungri kembali teringat ucapan daesung, katanya rumah ini berhantu? Konyol sekali. Tentu saja ia tak mempercayainya.

Jaman sudah modern. Hantu sudah tidak ada.

"kau tega membiarkanku sendiri hyung. Cepatlah pulang. Aku takut!" Ucap seungri menutupi wajahnya dengan bantal, ia sengaja membawanya dari kamar. Sial, ia tersugesti oleh ucapan daesung.

—🍓🔪

"oh lihat siapa yang baru saja pulang? Kenapa baru pulang? Kemana saja kau?" Oceh seungri berkacak pinggang melihat jiyong yang baru saja menutup pintu. Anak ini? Jiyong hampir melupakannya.

"yaak.. Kwon Jiyong. Setidaknya jawab pertanyaanku!" Seungri mengekorinya.

"jangan mencoba mengabaikanku, hyung. Aku sedang bicara denganmu. Hyung lihat aku. Kau dari mana? Aku sangat khawatir padamu!" Seungri terus mengikuti jiyong kesana-kemari seperti anak ayam.

"setidaknya jawab pertanyaanku. Aku.."

"bisa kau diam!" Kata jiyong terkesan membentak.

Seungri menundukkan kepalanya. Apa dia melewati batas? Ia sendiri bingung mengapa bersikap seperti ini? Harusnya ia diam saja. Harusnya ia bersikap seperti biasa. Harusnya ia.. tak ikut campur urusan jiyong.

Jiyong ingin mengumpat. "aku lelah. Bisa kau pergi?" Ucap jiyong menurunkan nada bicaranya. Namun bukan seungri jika ia tak keras kepala. Ia tak semudah itu untuk menuruti ucapan seseorang.

"tunggu hyung. Bajumu? Apa itu darah?"

Jiyong menurunkan mata, mengikuti jemari seungri. kim Jinhwan sialan!

"iyaa. Ini memang darah" Jawab jiyong tenang.

"apa kau terluka hyung?"

"tidak. Aku sempat membantu orang mungkin darahnya mengenai bajuku"

"kalau begitu.. kau belum makan kan hyung? Pergilah mandi dan bersihkan dirimu. Aku akan memanaskan makanan untukmu okay?" Tanpa persetujuannya, seungri pergi.

Jiyong memasuki kamarnya dan segera membersihkan diri. Ia tak ingin berlama-lam, perutnya lapar. Tak lama kemudian, ia keluar dengan pakaian santai. Tampan, meski terlihat sederhana, jiyong selalu cocok dengan pakaian apapun. Komentar seungri dalam hati, matanya tak lepas dari jiyong.

"kau sudah selesai hyung? Kebetulan sekali kau sudah datang. Makananmu sudah siap"

"bagaimana rasanya?"

"tidak buruk, rasanya.."

Hampir sama dengan masakan eommanya. Lezat sekali. Setiap makanan yang dibuat seungri selalu mengingatkannya pada sang ibu. Masakan seungri tak pernah gagal.

"biasa. Apa yang kau tunggu? Kembali ke kamarmu!"

"aku akan menunggumu hyung"

"aku bukan anak kecil yang harus diperhatikan ketika sedang makan. Aku bisa melakukan semuanya sendiri!"

"aku tahu, tapi kupikir kau butuh teman mengobrol mungkin"

Tak!

Jiyong membanting sendok, membuat seungri tersentak. "apa daesung datang kemari?"

"iyaa, dia mengatakan.."

"seharusnya kau sudah mengerti. Aku tak suka jika ada orang lain menggangguku saat makan"

"maafkan aku jiyong hyung. S-selamat malam"

Jiyong menatap kepergiannya. Lee seungri huh? Kita lihat, seberapa tahan ia hidup di neraka yang ia buat?!

20.06.03

| Psychopath | Kwon JiyongWhere stories live. Discover now