6: Impossible

6.5K 1.2K 76
                                    

Nalurinya mengatakan, Jisung pasti belum terlalu jauh dari area apartemen-nya. Anak itu tidak terlalu pandai menghapal jalan, ditambah tidak punya uang sepersen pun yang bisa ia gunakan untuk naik kendaraan umum. Alhasil, Jisung hanya akan berjalan kaki di sekitar sini.

"Pokoknya ya Jun, kalau Jisung sampai nggak ketemu lo harus tanggung jawab!" Tuding Lyra disela napasnya yang naik turun.

Mereka memilih untuk berjalan kaki di trotoar sambil memperhatikan sekitar mana tau bisa menemukan Jisung nantinya, Lyra yakin kalau anak itu pasti tidak akan pergi jauh.

"Kok jadi gue sih?!" Renjun protes, tidak terima disalahkan.

"Jisung pergi pasti gara-gara mulut pedas lo itu, lain kali kalau ngomong​ di-filter dulu kenapa sih?!"

"Mulut gue dari dulu emang gitu kali, anaknya aja yang baperan"

Lyra menghentikan langkahnya mendadak, hal itu membuat Renjun dibelakang hampir menabrak punggung miliknya karena terlalu sibuk mengawasi kanan kiri.

"Kenapa sih?!" Kesal pemuda Huang itu, pasalnya tindakan Lyra barusan bisa saja mencelakakan gadis itu sendiri.

"Huang Renjun, dengerin gue ya" Lyra melipat tangannya di dada, memandang lurus pada bola gelap milik Renjun di hadapannya. "Semua orang yang denger perkataan lo tadi ke Jisung bisa aja bakal nunjukin reaksi yang sama, Jisung nggak baperan mulut lo yang keterlaluan!"

"Ck, yaudah iya gue minta maaf. Puas?"

"Nggak, sebelum lo minta maaf langsung ke Jisung"

"Oke! Sekarang kita cari Jisungnya dulu"

Sambil mendengus, Lyra putar badan lalu kembali mencari keberadaan Jisung. Ada perasaan cemas yang mengganggunya sekarang, entahlah dia juga tidak mengerti mengapa disaat Lyra sendiri tau kalau Jisung orang asing di hidupnya.

Atau apa mungkin Jisung tidak seasing itu?

Entah sudah berapa ratus meter mereka berjalan, yang jelas kaki Lyra sudah pegal sekarang. Belum lagi tadi siang kakinya sudah pegal duluan karena berjam-jam mengitari pusat perbelanjaan.

Kaki Lyra berhenti melangkah saat berada di depan taman, ada satu sosok yang dikenalinya sedang duduk sendirian di bangku sana. Kedua tangannya saling tertaut sedangkan kakinya tidak berhenti bergerak, mudah disimpulkan kalau dia merasa ketakutan juga cemas. Lyra bisa merasakan itu.

"Jisung" gumam Lyra, matanya tidak lepas pada sosok anak laki-laki tadi sambil setengah berlari menghampirinya.

Sedangkan Renjun hanya mengikuti di belakang, merasa lega setelah berhasil menemukan Jisung disana karena dengan begitu Lyra tidak akan menyalahkannya lagi bukan?

"Jisung"

"Buna?" Jisung berdiri dengan wajah terkejut, dia bahkan tidak menduga kalau Lyra akan menemukannya disini.

Tubuh Jisung mendadak kaku saat tiba-tiba saja Lyra memeluk erat dirinya, saking kagetnya ia bahkan bingung mau bereaksi bagaimana. Jisung juga tidak membalas pelukan gadis itu.

"Buna?"

"Kalau mau pergi tuh bilang dulu kenapa sih, gue khawatir tau nggak?" Omelnya sambil melepaskan pelukan mereka.

"Buna khawatirin Jisung?"

"Menurut lo? Kalau gue nggak khawatir mana mungkin mau nyusulin lo kesini!"

Ada perasaan hangat di benak Jisung saat mendengar Lyra mengatakan hal itu, kedua sudut bibirnya terangkat ke atas membentuk senyuman.

"Makasih udah khawatirin Jisung, tapi Jisung baik-baik aja kok"

Son From The Future ✓ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang