2. Alergi killin' her.

1.3K 119 32
                                    

Don't like don't read.

Sorry for the typos.
 
.

            .

                      .

                                 .

Selamat membaca✨

                .

  
                                            .

.


✨🧚

"Byan sedang dilanda stres."

...

Ia terlalu banyak berfikir, profesor jima yang biasanya saja sangat menarik untuknya kini dibiarkan menerangkan tanpa sedikitpun niatan ingin mendengar penjelasannya tentang materi hari ini.

Jima tau itu, wanita pertengahan 40-an itu hanya membiarkannya. Byan selalu memperhatikannya dengan baik, itu faktor mengapa byan sangat cepat menyerap materi, bahkan naik kelas.

Biarkan byan memikirkan hal lain yang menurutnya menarik. Gila belajar juga tak baik.

Jima akhirnya berhenti menerangkan dan ikut terdiam memandangi byan.

Nampaknya apa yang dipikirkan byan begitu rumit ya, sampai timbul kerutan lembut didahinya.

Jima tersenyum, ia memiliki seorang putra seumuran byan, tapi sifatnya sangat jauh dari byan. Anak itu nakal, biasa, remaja pada masanya.

Ia harus mencari tahu tips rahasia mendidik seorang anak dari tuan Andrew jika beliau berkenan.

Byan tersadar sendiri dari lamunannya. Ia menatap balik jima yang memperhatikannya, jadi tak enak.

"Ah, byan sorry. Byan terlalu banyak berfikir." Jelas byan. Jima mengangguk maklum.

"Gak apa, semua orang harus berfikir keras terkadang."

"Sampai mengabaikan pelajaran?"

"Sampai mengabaikan pelajaran." Sepertinya jawaban itu belum membuat byan puas.

"Apa.. apa anak prof punya alergi terhadap sesuatu?" Jima tampak berfikir, tak lama.

"Em-- sepertinya enggak," byan sedikit terkagum.

"Wah, pasti senang hidup menjadi dirinya." Byan berkata lirih, hampir tak terdengar.

Hampir.

Jima menoleh kearah byan, pikirannya tampak menerawang sesuatu.

"Tapi jangan terlalu dipikirkan, nanti bisa gila. Sesekali kita juga harus berdiskusi dengan orang lain jika sulit mendapat jawaban." Byan hanya bergumam.

Ia merasa bersalah karena tidak memperhatikan pelajaran hari ini.

"Gak apa, Minggu ini udah terlalu banyak, 3 bab itu lebih dari cukup dipelajari. Ini bisa menyusul untuk Minggu selanjutnya." Jima membaca jelas pikirannya.

.

Byan mengerang, telungkup diatas ranjangnya. Ia ingin makan ayam, tapi kak Sean bilang kemarin ia sudah. Sekarang tak boleh lagi.

Tapi ia INGIN, makan ayam tepung apalagi, ia alergi.

Coklat, ia alergi.

Kacang pun, ia alergi.

Being Byan (ᵇʸᵃⁿⁱᶜᵉ ᵗʰᵉ ʳᵉᵗᵘʳⁿ)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang