Jurnal Bab #2 RUMUSAN MASALAH

4 0 0
                                    

Oke here we go, waktu itu gue masih SMP, gue sekolah di salah satu SMP yang cukup hmm.. hmmmmm (intro sabyan).

Agak susah sih jelasinnya, mungkin lebih baik kita "menganggap" sekolah gue itu baik-baik aja ya. Gue gak pernah mau bilang sekolah gue waktu itu jelek, bagus kok baguuus banget, "AKU CINTA SEKOLAHKU!" (sekolah bisa ke-GR-an gak sih?). Sejujurnya menurut gue memang sarana dan prasarananya belum terlalu memadai, tapi... ya emang gitu ckck.. (lemes gue cok).

Intinya disanalah gue belajar selama sekitar 3 tahun, mulai bertemu dengan kisa kasih disekolah (kayak lagu), dan disana jugalah gue belajar tentang sisi gelap dari dunia ini, soalnya lampu di kelas jarang dinyalain, 'jarang dinyalain atau emang gak ada sih?' (yang barusan jokes). Gue tau pikiran polos kalian mungkin belum bisa tertawa dengan jokes tadi (atau emang gak lucu?), jadi lupain aja.

Ada satu masa dimana gue ngeliat temen-temen gue mulai punya pacar, walaupun gue gak tau pacar itu kayak gimana, apakah pacar adalah orang yang lu ajak janjian buat terus bikin hati lu senang?(malah kayak badut bayaran ya) Atau apa? Gue sama sekali gak ngerti waktu itu (tapi bo'ong ehe..)

Anehnya entah apa yang merasuki gue, Gue juga tertarik dong sama kata 'pacaran' itu, "kayaknya asik juga" kata gue dalam hati. Nah... singkat cerita, akhirnya gue memutuskan untuk mencari sosok itu, sosok yang mungkin kurang beruntung dan mau jadi pacar gue, sempat pesimis sebenarnya, gue pikir susah,
ternyata.. cukup mudah mencari orang-orang seperti itu di sekolah ini (hahay jan baper NTAN, u almost lucky ppl kok who wanna be my GF).

Akhirnya gue dapet, gue mulai dekat dengan seseorang, Hari demi hari kita lewati dengan chat-chat alay pake panggilan sayang yang gak kalah alaynya.

"PING!!!" chat khas BBM saat itu. (jangan salah, BBM waktu itu adalah pemersatu bangsa alay, kayak kami-kami ini)

"kenapa beib?" jawab gue

"kayaknya aku udah males deh manggil hon hon, aku ganti aja ya beb?" kata susan (nama samaran)

"kok ganti lagi? Bukannya 2 hari yang lalu udah?" jawab gue di akhiri dengan emoticon love love (gue dulu orangnya suka ngasal ngasih emoticon, simplenya gue liat love, gue kirimin ke dia).

"ihhh emang kenapa? Namanya juga bosen ishh.." balasan dia.

Karna gue adalah cowok yang baik (tapi bo'ong) gue akhirnya memilih menyerah

"yaudah yaudah, mau manggil apa?" kata gue

"uyus gimana? uyus aja ya beb.. lucu banget"

"UYUS???" kata gue pake capslock

"iya kamu kan kurus jadi Uyus aja" jawab dia

"ya.. gak gitu juga sih beb, tapi yaudalah terserah kamu aja hehe... love u (apasih bego :v)" balas gue tanpa kalimat yg ada dalam kurung.
Habis itu gue lanjutin chat yang super duper lebay itu dengan spam emoticon romance theme.

Sumpah! Jijik gue nulis ini. (tunggu gan gue muntah dulu)
.
.
.
.
.
.
.

.

.

Ok, lanjut..

Semakin lama hubungan ini berlangsung, semakin gue tidak sehat menghadapi hari-hari bodoh dalam sejarah hidup gue ini.

Witch is kayak.. literally, ketika lo baru mengenal cinta pertama kali, (Apalagi pas baru SMP) elo akan berespektasi kisah elo bakal jadi kayak kisah-kisah sinetron yang elo tonton setiap hari. Elo akan merasa bahagia ketika dia menjadi milik lo seutuhnya dan lupa kalau dia bukan lah "barang" yang hak miliknya ada di tangan elo.

suatu saat, elo akan sadar bahwa anggapan lo itu adalah salah satu hal paling konyol yang elo pernah lakuin, dan mulai hadir bisikan-bisikan "tolol banget ya gue" didalam benak elo (entahlah mungkin tergantung bahasa daerah masing-masing).
Tapi intinya.. itulah yang gue rasakan.

Akan berlanjut....

Journal Late PostOnde histórias criam vida. Descubra agora