"Hoseok-ah kau tahu? Kalian bertiga sebenarnya sama-sama terluka. Kalian sama-sama menggunakan topeng kalian masing-masing. Jin hyung, kau, dan Jimin."

"Aku tahu Hyung. Aku selalu merasa bersalah saat Jin hyung tidak memperlakukan Jimin seperti Jin hyung memperlakukanku. Jin hyung lebih bersikap dingin pada Jimin dan terkesan lebih sering membelaku di hadapan Ayah. Aku hanya takut, Jimin jadi membenciku Hyung karena merasa aku sudah merebut perhatian Jin hyung darinya."

Yoongi menghampiri Hoseok. Menggenggam tangannya erat. Tanpa Hoseok tahu, Seokjin berada di depan ruangan Yoongi. Mendengar semua yang Hoseok keluhkan.

Benar, Seokjin merasakan itu. Seokjin memang lebih bersikap acuh pada Jimin di banding Hoseok yang selalu ia tanyakan keadaannya di manapun Hoseok berada. Seokjin juga tahu, Jimin pasti merasakannya. Tapi entah kenapa, presensi Jimin begitu tak terlihat karena terhalang Hoseok di depannya. Hoseok yang selalu berhasil menarik perhatiannya. Bukan berarti Seokjin tidak sayang pada Jimin. Seokjin sayang pada Jimin. Sangat sayang malah. Tapi, Seokjin hanya berusaha berlaku adil.

Disaat Jimin sudah mendapatkan kasih sayang yang utuh dari sang Ayah, Seokjin merasa ia harus memberi kasih sayang pada Hoseok yang tidak ia dapatkan dari sang Ayah. Hanya itu alasan Seokjin.
Seokjin kembali mendengar percakapan antara Yoongi dan Hoseok.

"Kau berkelahi dengan temanmu?" Tanya Yoongi. Pertanyaan yang begitu di tunggu Seokjin.

"Apa Jin hyung masih tidak mempercayaiku? Sampai-sampai dia harus menyuruhmu untuk bertanya padaku?" Tatapan yang semula sendu, kini berubah menjadi tatapan yang begitu tajam.

"Tidak, tidak! Bukannya Jin hyung tidak percaya padamu. Hanya saja aku ingin bertanya. Aku tahu kau bukan tipe orang yang akan memukul orang Hoseok-ah." Jelas Yoongi lembut. Kini ia merasakan ada hal aneh di dalam diri Hoseok.

Hoseok menyunggingkan senyumnya. Senyum smirk yang sama persis saat di ruang latihan dance.

"Kau tidak berhak mencampuri urusannya dokter pucat!"
Seketika mata Yoongi membola.

"Siapa kau?"

"Aku Jhope."

***

Yoongi menatap hasil tes Hoseok. Di depannya sudah ada Seokjin yang menunggu hasil dari tes kepribadian Hoseok oleh Yoongi. Yoongi sendiri bingung bagaimana cara menjelaskannya pada sahabatnya ini.

"Bagaimana Yoon?"

"Dissociative identity disorder (DID)." Jawab Yoongi singkat.

"Apa? DID? Hoseok?"

"Ya Hyung. Sudah sejauh itu Hoseok memendam semuanya sendiri. Dan sekarang dia justru membuat karakter lain di dirinya sendiri."

"Jhope?"

Yoongi mengangguk.
Seokjin mengusap wajahnya kasar. Bagaimana bisa Hoseok seperti ini? Sebegitu tertekannya kah Hoseok? Ah kau bodoh Seokjin! Tentu saja pasti Hoseok tertekan!

"Lalu bagaimana untuk menyembuhkannya?"

"Aku akan melakukan terapi psikoterapi dan terapi hipnosis. Aku akan mengungkap dan menemukan kepribadian yang terdapat pada diri Hoseok melalu proses hipnosis." Jelas Yoongi.

"Maksudmu kau akan memanggil kepribadian Hoseok yang lain untuk keluar dari diri Hoseok?"

Yoongi mengangguk.

"Lalu apa yang akan terjadi padanya nanti? Apa itu tidak membahayakan adikku Yoon?"

"Aku harus memahami peran JHope yang ada pada diri Hoseok Hyung. Aku juga harus bisa membangun hubungan yang baik dengan kepribadian itu dan berusaha untuk menjadi sosok yang dapat di percaya."

EGO - Jung HoseokWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu