00

35 7 2
                                    

Dia, Alin. Gadis populer semester awal yang menarik perhatian. Badannya ideal, berambut lurus hitam legam, dan berkacamata. Dia itu cantik, kompleks dan menarik. Ketua OSIS, Kalingga Putra terang-terangan mendekatinya demi secarik id line yang sama sekali tidak diberikan.

Dia tahu, laki-laki jatuh cinta hanya karena rasa penasaran dan ketertarikan yang berlebihan. Tapi Alin akui, Kalau Kalingga gantengnya nggak ketulungan. rambut di tata rapi dan punggungnya terlihat lebar, bukan hanya itu yang jadi masalah adalah senyuman Kalingga yang terlalu manis. Cowok paling populer saat ini. Tapi kenapa Kalingga mendekatinya, padahal Sekelas Adelia yang seorang sekretaris OSIS pun ia lewatkan.

"Gimana kalo kita nonton sepulang sekolah, gue traktir." Kalingga masih sibuk membujuk Alin agar sedikit luluh pada dirinya.

Sejak ia membuntuti Alin dari kelasnya hingga ke kantin, Alin tidak menanggapi sedikitpun ocehannya. Anggap saja Kalingga sedang melakukan tindak kriminal tingkatan rendah.

Oh ayolah, Kalingga tahu Alin hanya malu saja untuk mendekatinya.

Alin menghela napasnya lelah. Ia tidak tahu, apa yang orang lain sukai dari dirinya yang culas ini.

Cewek itu memajukan badannya sedikit berbisik. "Kakak bikin gue merinding." katanya sedikit kesal.

Mata Kalingga terbelalak. Selama ini Kalingga tidak pernah mendapatkan penolakan. Kalingga mengepalkan tangannya erat, dia tidak marah, hanya sedikit tersinggung karena Alin sepertinya baru saja mengecapnya sebagai tukang cabul.

"Kalau nggak mau sekarang nggak masalah, masih ada lain kali." Papar Kalingga lirih masih belum menyerah.

"Kak Lingga itu cuma penasaran." Alin dengan tidak nyaman mulai beranjak dari tempat duduknya. Meninggalkan Kalingga yang masih duduk di bangkunya sembari melihat punggung Alin yang semakin menjauh dari pandangannya.

"Gue heran deh sama lo, mungkin aja tipe ideal Alin bukan orang yang sarkastik kaya lo, makanya dia nggak nyaman." Adelia tiba-tiba muncul dan duduk di samping Kalingga. Sebenarnya cewek ini sudah memperhatikan keduanya dari kejauhan.

Adelia tahu, Kalingga memang sedikit playboy dan suka main main dengan perasaan seseorang. Rasa penasarannya tinggi ketimbang kata jatuh cinta. Tapi kalau dia sudah di tolak dia masih punya incaran lain untuk dia dekati, tapi kali ini tidak berlaku untuk Alines Cyrielle.

Kalingga hanya menghela napas kasar. Kalau saja Adelia tidak berpacaran dengan Bayu, Kalingga mungkin sudah mengencani sahabatnya ini. Mungkin keliatan brengsek kalau kedoknya benar-benar terbuka.

"Pusing gue, Del. Hari ini Bayu ada jadwal apa?" Tanyanya.

"Tiba-tiba?" Kalingga mengangguk sebagai jawaban.

"Hari ini kosong. Pulang sekolah gue mau nonton sama Bayu." sahutnya seraya berdiri, "Gue duluan ya, Ling. Bayu udah selesai pesen makanannya."

Kalingga tak menjawab. Nasibnya sekarang terlihat sangat seperti sampah. Tapi kalau apa yang dikatakan Adelia benar bahwa Alin merasa tidak nyaman karena dirinya. Setelah mengatakan perasaannya dan Kalingga di tolak, ia akan mundur.

_____

"Shit, heran banget gue sama cowok begitu. Jelas-jelas ada rumor kalau dia sempat naksir sama Kak Adelia. Tapi bisa-bisanya dia mau ngelampiasin cinta bertepuk sebelah tangannya sama gue." Alin terus menggerutu kesal sepanjang perjalanan menuju kelas.

FOREIGN Where stories live. Discover now