maaf

16 2 0
                                    

Aku ingin terus memeluk nenek seperti ini,, tubuhnya kian melemah karena usia, tapi kasih sayangnya masih kuat seperti waktu pertama dia memelukku.

Sosok paman duduk disampingku"paman lega akhirnya,tidak lama lagi akan ada yg melindungimu"

Nita tersenyum, sebenarnya dia ingin mengkoreksi kata pelindung. Tapi dia juga tidak bisa memberikan penjelasan bahwa semua ini hanya kesepakatan. Karena dia tahu pamannya akan sangat tidak menyetujuinya.Tapi demi kuliah irsan,putranya,biar aku yg menelan pil pahit ini. Anggap saja aku mengorbankan diriku, demi kebahagiaan paman yg sangat ingin melihat putranya menjadi ahli komputer yg sukses. Ini semua untuk membalas kebaikan paman dan bibi yg membesarkanku dengan kasih sayang, sampai harus rela memakai dana pensiunannya demi kuliah kebidananku yg tergolong tidak sedikit.

Aku akan mempermalukan diriku sendiri kali ini.Anggaplah,aku menerima kebaikan dokter yoga pada keluargaku sebagai kompensasi aku telah membantu kebohongannya. Dan aku bisa membalasnya nanti jika kekuatanku sudah cukup.

"aku pasti bakalan kangen nenek terus"nita memeluk erat neneknya yg hanya membalasnya dengan mencium pipi nita.

"Jadi istri yg baik ya, nak"permintaan nenek ini sangat berat, jika harus kujelaskan ini hanya kesepakatan.

Aku hanya menjadi pengasuh axel saja, istri itu hanya sebagai judul yg bisa melindungi dari ketidak setujuan keluarga besar dokter yoga.

Nita mengangguk dan tersenyum,tidak melepaskan Pelukannya sedikitpun. Mereka bercengkrama,menghabiskan waktu bersama sebelum nita menikah.

Ada satu orang lagi yg harus aku beri tahu. Nita beranjak menuju kamarnya, dan mengambil hp dari tasnya. Memilih nomor kontak dan menelpon seseorang.

"halo, nita"suara di seberang telponnya

Nita belum berani mengeluarkan suaranya

"maaf, aku jarang menghubungimu, cuaca disini tidak bagus. Sinyalnya jelek, sepertinya proyek yg aku kerjakan kali ini akan memakan waktu lama. Tapi... "

"wildan"nita memotong penjelasan yg dibeberkan wildan.

"ya.. "wildan memberikan nita kesempatan

"Aku akan menikah minggu depan, jadi aku menelponmu.Hanya untuk bilang, ini terakhir kalinya aku menghubungimu. "

Kali ini nita menjadi orang terkejam di dunia, dengan bicara langsung pada intinya.

"Apa! nita tunggu dulu, apa aku buat kesalahan? kitakan bisa bicarakan baik-baik"

Meski air matanya meleleh, nita berusaha untuk menyembunyikan tangisannya.

"ini bukan salah kamu.Ini karena aku mencintai orang lain, aku minta maap sudah menghianatimu"

"Tapi, nita.. "sepertinya wildan masih ingin mendengarkan penjelesannya, tapi dengan segera nita menutup telponnya.

Karena air matanya sudah tidak di bendung lagi, dia menangis dengan menutupi wajahnya dengan bantal. Dia menutupinya, supaya paman dan Neneknya tidak mendengar tangisannya.

Aku mencintaimu, dan selalu terobsesi padamu seperti dulu. Walaupun enggan,dia menghapus kontak bernama wildan. Semoga,suatu hari nanti kamu mendapat pasangan yg tidak bodoh sepertiku..

Mari kita akhiri ini, karena dimulai dari hari dan selanjutnya aku akan menjadi orang lain, bukan diriku lagi.

.
.
.
.
.
.
.
.

Nita menatap heran wajahnya di depan cermin"ini aku?beneran aku ya? "

"Gimana cantik?suka gak? "tetiba muncul uka-uka disamping nita, dia pemilik butik sekaligus salon yg ditunjuk dokter yoga tadi siang.

Orang itu menghalangi pemandangan indah nita yg masih takjub memuji dirinya sendiri.

"bagus.. "nita sumringah

"kamu itu harus memasang senyum manjah, cantik"nasehatnya"karena,wajah kamu itu gak genit. jadi harus pake umpan senyuman maut"

Wkwkwk, nita kegelian melihat kelakuan pemilik butik yg sedikit melambay. Gak genit? langsung saja dia teringat ucapan axel dulu, ketika mengomentari wajahnya.

Untuk kesekian kalinya, dia memandang dirinya dicermin. Baru kali ini dia memakai pakaian feminim seperti ini, warna navy itu tampak cocok di kulit putihnya. Dan juga rambutnya yg lurus dibiarkan terurai,berjajar rapi dibelakang pundaknya.

Dari arah cermin, nita melihat axel yg memasuki butik.berlari menuju ke arahnya.

"bi... "suara axel terhenti melihat nita memberikan isyarat untuk tidak memanggilnya bibi.

Masa sudah cantik begini, dipanggil bibi. Haha, kali ini egonya muncul karena merasa cantik.

"Ayah sedang menerima telpon diluar, dia menyuruh kita menunggu di mobil"

Jalan nita terseret-seret, karena axel menarik tangannya dan berlari ke arah mobil.

"dimana pa itor? "nita dan axel duduk di belakang.

"Ayah yg bawa mobilnya, pa itor ada dirumah"

Tak lama, dokter yoga masuk kedalam mobil. memutarkan pandangannya ke arah nita,dalam beberapa detik tertegun menatapnya.

Nita salah tingkah, merapikan rambutnya yg sudah sangat cantik"ada yg aneh? "

"Sebaiknya kamu pindah kedepan, apa kamu pikir aku ini supir! "lalu membetulkan kembali posisi duduknya.

Nita terbelalak dibelakangnya, bibirnya komat-kamit marah. Aku pikir, dia mau memuji. Tapi malah menyebalkan.

Seperti perintah atasannya itu, nita duduk di depan. Dan mobil bergerak melaju perlahan menjauh.

Setelah beberapa detik, akhirnya mereka berhenti di sebuah rumah berlantai dua. Perpaduan warna dindingnya indah, membuat nita terkagum-kagum. Pemandangan yg indah, karena halaman yg luas itu dipenuhi berbagai tanaman hias.

"oh, iya"dokter yoga menarik tangan nita, menghentikan langkahnya"ingat,didalam sana kamu jangan sekali-kali panggil aku dokter, kamu harus panggil aku, yoga"

"Ya, siapp".nita dengan cepat mengerti

Tapi bukan karena perintah yg mengharuskan dia memanggilnya yoga yg membuatnya deg-degan. Melainkan tangannya yg dituntun oleh seseorang berhati dingin bernama yoga

menuju ke arah rumah orang tuanya.

Apa yg ada di dalam sana? apa aku bisa melewati semua yg latar belakangnya sama sekali berbeda jauh.

Setelah pintu itu terbuka, menyambutku dari sinilah semua akan merubah jalan hidupku..

Sampai sini dulu ok


Kisah Cinta Dokter YogaWhere stories live. Discover now