Part I

2.2K 106 12
                                    

Yeongin- 15.00 KST

"Aku harus membayar berapa atas semua jasamu?"

"Sepuluh ribu dollar. Kau sanggup?"

"Aku sanggup. Itu tak seberapa dengan semua yang telah kau lakukan. Kim Jongin-ssi, terima kasih"

-----------------

Jongin membuang puntung rokok keatas permukaan tanah yang gersang. Ia tertawa kecil seraya memendarkan matanya ke setiap sudut lahan yang ditumbuhi banyak ilalang. Raut puas pun turut menghiasi wajahnya, seakan-akan ada hal yang membuat Jongin menyungingkan senyumnya.

Koper itu. Koper berisi lembaran uang dollar mampu membuat dirinya puas dan senang. Semua hal yang telah ia lakukan, bahkan harus rela membuat namanya tercoreng, telah terbayar lunas dengan dollar yang nilainya terhitung tinggi. Tak dapat dipungkiri rasa puas itu menjalar ke seluruh tubuh dan syarafnya, karena hanya dengan lembaran uanglah Jongin dapat tersenyum lebar.

Jongin merapatkan jaket hitam yang dipakainya. Kemudian membalikkan badan kebelakang-menghadap gedung- mendongakkan kepalanya lalu menatap gedung tua yang atapnya sudah rapuh dengan sebuah senyuman miring dimulutnya. "Pria bodoh. Ia rela menyingkirkan orang yang disayanginya hanya  untuk merebut harta mertuanya" Jongin tertawa kecil. "Jika aku jadi kau, tak akan kulakukan hal sebodoh itu. Hahaha- kuharap hidupmu bahagia" Ucap Jongin sebelum akhirnya memutuskan untuk menaiki motornya.

Sementara itu ditempat lain, seorang pria gagah turun dari mobil mercy hitam yang mewah. Diikuti segerombolan pengawal bermata tajam dan sipit, pria tersebut melangkah dengan gagahnya kedepan pintu apartemen yang tak lain apartemen milik Jongin. Pria tersebut tanpa ragu menendang keras pintu apartemen sampai membuat pintu tersebut penyok. Ia bahkan dengan sembarang melempar puntung rokoknya ke permukaan pintu, seraya berteriak, "KIM JONGIN KELUAR KAU!! JANGAN BERSEMBUNYI DARIKU!!!!" Teriaknya.

Salah satu pengawal yang berdiri di belakangnya, memutar-mutar pentungan bola base ball sekan-akan siap menghajar wajah Jongin, jika pria berparas wajah tampan itu datang. Sedangkan pria yang bertubuh besar, berkulit hitam, berkepala botak, dan  mempunyai banyak tatto naga dan harimau, sedang memasang gaya kuda-kuda untuk bersiap menghajar Jongin, jika namja berkulit cokelat sexy itu keluar dari apartemennya.

"Kemana anak itu? Aku bahkan tidak mendengar suara apapun dari dalam." Kata Sekretaris Jung seraya mendekatkan telinganya ke daun pintu. "Direktur Seo- kurasa Jongin tidak ada disini. Sepertinya apartemen ini kosong. Mungkin Jongin sedang pergi" Sekretaris Jung berjalan mundur sedikit-menjauh dari daun pintu- , sebelum kembali berbicara.  "Seperti yang kita tahu, Jongin bukanlah pria pengecut. Ia tidak akan bersembunyi sebelum menyelesaikan masalah. Aku masih ingat sekali ketika ia berani melawan seluruh body guard anda- padahal semua body guard anda sangatlah kuat dan sudah sangat profesional- Eum.. jadi maksudku Jongin tidak menghindari kita, Direktur Seo" Kata Sekretaris Jung tegas. Membuat Amarah Direktur Seo-pria gagah- sedikit meredam.

Direktur yang diketahui bernama Seo Jung In melepas kacamata hitam yang sedari tadi bertengger di depan bola matanya, kemudian beralih menatap Sekretaris Jung dengan sorot mata pasrah. Helaan nafasnya terdengar berat sebelum berbicara,  “Kalau bukan karena ayahnya, sejak dulu aku tidak akan meminjamkannya uang” Ujar Direktur Seo, tak rela. Sekretaris Jung menanggapi dengan sedikit anggukan, tak mau banyak bicara ataupun menambahi perkataan Direktur Seo. “Jung-ah, katakan pada Soojung anakku, untuk mencari informasi pekerjaan Jongin. Aku ingin tahu apa pekerjaan anak itu se--  “

 Ucapan Direktur Seo seketika menggantung di udara, ketika salah satu anak buahnya tersungkur dengan koper cokelat yang menimpa tubuhnya. Direktur Seo mengerjap pelan, menatap anak buahnya dengan pandagan terkejut sekaligus heran. “Darimana koper itu?” Direktur Seo mendekat pada anak buahnya, lalu mengambil koper tersebut sambil berbicara. “woah! Berat sekali. Apa isinya?” Direktur Seo memukul pelan permukaan koper, lalu berbicara, “Siapa yang melemparmu kesini huh?” Tanyanya lembut.

I'm Kim Jong InWhere stories live. Discover now