Part 2

1.2K 73 6
                                    

Sojung sedang duduk di tepi kasur, ketika seseorang memanggil Sojung. Orang itu bahkan mengetuk pintu kamar Sojung, ketika Sojung tidak kunjung menjawab panggilannya.

Sojung mendengus sejenak. Melirik pintu kamar dengan tatapan malas, kemudian bangkit berdiri.

"Nona, Tuan meminta anda supaya menghadap kepadanya"

Sojung menghela nafas Panjang. Mengabaikan sesaat perkataan orang itu —Bibi Han— kemudian menjawab dengan nada malas yang kentara.

"Katakan pada ayah, bahwa aku akan segera datang"

Bibi Han membungkuk sejenak di balik pintu kamar. "Baik nona" lantas setelah itu, Bibi Han berbalik pergi. Mengabaikan Sojung yang terlihat lemas.

*****

Mungkin Sojung tidak pernah menyadari seberapa kesal ayahnya saat ini. Direktur Seo menatap anak semata wayangnya dengan tatapan yang tajam. Ia tak habis pikir kenapa Soojung tiba-tiba berubah pikiran dan berani melawan perintah ayahnya. Seumur hidup, Direktur Seo tidak pernah menemui sikap berani dalam diri Sojung. Gadis itu selalu bersikap lemah setiap harinya. Bahkan tidak ada dalam catatan hidupnya, Sojung membantah perkataan ayahnya.

Namun ada yang aneh dengan Sojung hari ini. Sikap Sojung memang terlihat lemah, tubuhnya juga terlihat lemas, tetapi tidak dengan kedua bola matanya. Ada kilat-kilat berani dalam pancaran mata Sojung. Benar-benar terlihat aneh.

"Apapun alasanmu, pernikahan antara kau dan Jongin akan tetap dilaksanakan" Ucap Direktur Seo dengan nada yang ngotot. Membuat Sojung menoleh pada ayahnya, kemudian melempar tatapan tidak suka.

"Terserah saja" Sojung bangkit berdiri. "Apa ayah tidak bisa berpikir dengan benar? Jongin bukanlah orang yang tepat untukku!— Ia bahkan terlalu rendah untuk seorang wanita"

Perkataan tersebut lantas membuat Direktur Seo tertohok. Sederet kalimat yang baru saja Soojung ucapkan,  benar-benar menunjukkan sisi lain Sojung. Perkataanya terdengar seperti pemberontakan.

Direktur Seo bangkit berdiri.  Kemudian menumpukan kedua tangannya di permukaan meja seraya menatap Sojung dengan tatapan menyelidik.

"Ada apa denganmu Seo Sojung?" Tanya Direktur Seo tidak percaya.

"Ada apa denganku?" Sojung terkekeh. "Maaf ayah, untuk kali ini aku tidak bisa menuruti perkataan ayah. Aku benar-benar tidak menginginkan pernikahan itu."

Sojung menghembuskan nafas dengan kasar. Mengalihkan pandangan ke segala arah, mencoba untuk menghindari tatapan tajam dari ayahnya.

"Aku tidak ingin membebani Jongin dengan rencana gila ayah" Sojung melipat tangan didepan dada sebelum berbicara,  "Jangan gila ayah. Kau tentu tidak ingin melihat anakmu tertekan karena rencana gila yang kau buat sendiri bukan?  Katakan pada Jongin tentang pernikahan itu" Sojung mengembangkan senyum keterpaksaan.

"Kurasa ayah akan mendapatkan respon yang sama. Bahkan lebih"

"Nona Seo Sojung! Sikap apa ini?!" Gertak Direktur Seo. Amarahnya yang sedari tadi tertahan kini menyembur tepat diwajah Sojung. Membuat gadis itu mendecak sebal.

"Pikirkan kembali perkataanku barusan ayah" Sojung berbalik. Berjalan kearah pintu berniat untuk segera keluar dari ruang kerja ayahnya. "Aku memperingatkanmu sebelum kau menangisi nasibku"

Kemudian Sojung membuka pintu, lalu menutupnya kasar. Menyisakan Direktur Seo yang masih menatap permukaan pintu dengan kedua alis yang saling bertaut.

"Bohong kalau kau tidak menginginkan pernikahan Itu. Aku tau perasaanmu Sojung-ie. Ayah sangat tau"

*****

I'm Kim Jong InWhere stories live. Discover now