"apa aku boleh bertanya sesuatu?"

Jiyong bergumam mengiyakan. Kedua mata naga miliknya fokus, tangannya ikut bekerja, dia melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda yaitu menjahit luka korban. Susah ditebak iya kan?

Di sisi lain jiyong benci fakta ini. Pertama korban memiliki tubuh yang kuat. Kedua dia sedikit pintar mengelabui musuh. Ketiga bahkan jika tanpa obat bius sekalipun dia cukup tenang, tak memberontak saat ia mengobati lukanya. Sepertinya jiyong mengambil keputusan yang salah karena tak memberinya obat lagi alih-alih mempunyai motif supaya mempermudah perkerjaannya. Contohnya seperti ini, dia begitu cerewet dan sangat menyebalkan.

Korbannya kali ini sesuatu? Jiyong tak bisa menebaknya dan ia sangat benci itu!

"kau seorang dokter?"

Apakah jiyong tidak salah dengar?

"hey aku sedang bertanya padamu. Tidakah kau menjawab pertanyaanku? Aish.. kau menyebalkan!"

Deg!

Akhirnya mata keduanya bertemu satu sama lain. Korban menenguk ludahnya susah payah, menyesal telah mengatakan kalimat bodoh tadi. Bisa ia rasakan desiran hatinya ketika mata coklat itu menatapnya lekat. Mematikan.

"bukan" Jawab jiyong singkat.

"ah ternyata bukan. Kupikir kau seorang dokter. Bukan ya haha.." Merasa terintimidasi diapun langsung mengalihkan pandangannya.

Dahi jiyong mengernyit, seorang dokter? Lucu sekali. Dasar manusia aneh.

"kau tahu, maksudku, aku tidak pernah berpikir seorang dokter menjahit luka pasiennya serapih ini. Bahkan jahitanmu terlihat cantik, memiliki bentuk sedikit unik. Kau terlihat ahli menjahit luka dalam dan luar. Kau sangat berbakat" Pujinya.

"makan lalu minum obatmu. Setelah itu pergi dari tempat ini!"

"eh? Apa aku salah bicara? Maafkan aku kalau begitu"

"tidak"

"tapi kau belum memberitahu namamu padaku"

"penting untukmu tahu? Kita berdua orang asing"

"setidaknya beritahu namamu"

Apa jiyong boleh membunuhnya sekarang? Lelaki dihadapannya ini sungguh keras kepala.

"kenapa? Kenapa kau begitu penasaran?"

"bagiku itu penting. Bagaimana aku bisa memanggilmu jika aku tidak mengenal namamu"

"ingat dimana batasanmu!"

"tapi aku.."

Jiyong berdecak kesal. Jika saja tempat ini bukan rumahnya mungkin korban sudah lama mati. "carilah pekerjaan. Jangan bergantung pada orang lain. Dunia ini tak ada yang gratis!"

"maafkan aku. Aku sudah kelewatan mungkin. Kau tahu.. a-aku tidak mempunyai apa-apa. Semua barang-barangku dicuri"

Jiyong menggeram. Sungguh, tangannya benar-benar gatal. Ingin rasanya dia menerjang orang di depannya lalu menerkamnya hidup-hidup. Jiyong mengeluarkan smrik.

"ada syarat yang harus kau bayar tapi aku tidak yakin kau akan melakukannya. Dengar, aku hanya melakukan kebaikan satu kali, selebihnya jangan pernah berharap ada kesempatan" Jiyong memberitahu sekaligus memperingati.

Dia menatap penasaran. Jujur saja ia merasa tertantang. Perasaan macam apa ini? Aneh rasanya.

"apa?"

"mudah saja. Jangan pernah menganggapku ada di rumah ini. Kau bebas melakukan apapun tapi sesuai batasanmu. Kau boleh membawa siapapun asal jangan pernah.."

| Psychopath | Kwon JiyongWhere stories live. Discover now