"tentu. Ayo, ahjussi. Aku akan menunjukkan jalannya padamu. Ikuti aku!"

Aku suka suara semangatmu. Ini merupakan nada yang kau mulai. Apa kau memiliki hobi bernyanyi? Sepertinya begitu iya kan? Jika tidak, bagaimana bisa tikus sekecil dirimu sampai menemukan makanan lezat milikku yang dihidangkan secara khusus untuk para penjilat? Suara hati Gdragon susah sekali ditebak.

Mereka melewati beberapa gang sempit, letaknya sedikit jauh dari jalan raya. Jaraknya tak jauh dari tempat pertama yang sempat ia taburi keju. Dan benar saja, tempatnya ini sedikit familiyar bagi Gdragon.

"disana ahjussi. Aku tidak membohongimu, kan? Eomma ku memang sedang sakit dan aku harus membelinya obat" Tikus kecil itu mengaduh sambil menangis. Menyedihkan sekali.

Penglihatan Gdragon mulai bekerja mengamati sekitarnya. "dimana appamu?"

"appa tidak pernah pulang setelah eomma sakit. Jika appa pulang, dia hanya akan memarahi kami karena eomma tidak memberinya uang"

"appa mu seorang pengangguran? Pemabuk? Atau semacamnya?" Lagi, tikus kecil itu menganggukan kepala. Gdragon tersenyum penuh arti.

"tolong aku, ahjussi. Aku ingin eomma ku segera sembuh. Tolong aku!"

Suaramu mulai menjadi irama di telingaku.

"ah kebetulan sekali. Ahjussi baru saja dari minimarket dan membeli beberapa obat-obatan. Tunggu sebentar, ahjussi rasa eomma mu bisa meminum obat ini. Ambilah!"

"benarkah ahjussi?"

"dan obat ini.. untukmu. Kau juga harus sehat agar bisa membantu eomma mu bekerja"

Melihat dari binaran matanya, ia sangat yakin hati tikus kecil itu merasa begitu bahagia. Begitu juga hati Gdragon. Cukup adil bukan?

"eomma bangunlah. Eomma harus meminum obat. Aku sudah mendapatkannya. Minumlah"

"darimana kau mendapatkan obat ini, nak? Kau tidak mencurikan?"

"tidak eomma. Aku tidak mencurinya. Aku mendapatkannya dari ahjussi ini" Tunjuk anak manisnya.

Gdragon mempertahankan senyum hangatnya. Mereka telah ditipu. Tak ada senyum hangat, yang ada hanya seringaian predator yang menemukan santapannya. Naga itu memperlihatkan senyum terbaik saat berhasil menemukan mainannya.

Berani sekali mereka menatapku.

"kau jangan khawatir nyonya. Anakmu ini bukan pencuri. Dia anak yang baik" Ucapnya.

"terima kasih Tuan. Saya merasa sangat berterima kasih. Kami berdua akan selalu mengingat kebaikan anda"

"ah, tidak. Kau yang harus berterima kasih pada anakmu karena dia membawaku kemari"

"tidakah makanan ini terlalu banyak, Tuan?"

Gdragon menggeleng pelan. Ia tak sepenuhnya berbohong, ia memang baru saja dari minimarket membeli beberapa bahan dan sedikit makanan. Namun tak disangka, saat di tengah jalan ia malah bertemu dengan tikus kecil. Sungguh malam yang indah.

"tidak. Aku sengaja memberinya untukmu dan juga anakmu"

"terima kasih. Terima kasih banyak tuan"

Mengapa kau sangat yakin bisa memakan makanan dariku? Makanan itu tidak akan berguna untukmu. Sebelum kau memakannya, kau sudah bertemu atasanmu.

"eomma kau harus meminum obatnya"

"Ah, iya"

Jangan percaya. Anak manismu itu berbuat membunuhmu.

"sebaiknya aku pergi sekarang. Ada beberapa pekerjaan yang harus kulakukan. Selamat malam dan sampai jumpa"

Mereka memberi hormat. Begitulah seharusnya.

Satu. Dua. Tiga.

Brak!

Sepertinya sudah bereaksi. Tak di sangka efeknya bisa secepat ini. Gdragon memutar kembali jalannya. Perkiraannya lima menit, sekarang baru dua menit, mereka sudah memberi reaksi yang menyenangkan. Wow dosis obat itu begitu hebat.

"kalian terlihat begitu lelah hari ini. Tidurlah dengan nyenyak. Oh.. apa kalian ingin mendengarkan cerita?" Dan selalu berakhir seperti ini? Gdragon suka sekali mengajak mainanya bicara. Layaknya anak kecil ketika mereka bermain.

"Selamat tidur dan selamat tinggal. Aku menjamin tidur kalian benar-benar indah kali ini"

v(=∩_∩=)フ

Pertemuan hari pertama.

Lihatlah wajahku yang menyedihkan ini. Lingkaran hitam mengelilinginya. Aku sangat lelah. Hari ini aku terlalu banyak menggunakan tenaga. Bisakah aku beristirahat dengan tenang? Aku benar-benar lelah.

Dari sudut kegelapan, dia menyapaku dengan seringaian. Siapakah ia? Bukankah ia sama sepertiku? Mengapa diriku Menyebutnya berbeda?

"kau bertanya siapa aku? Aku adalah kau. Dan kau adalah aku. Sekarang lihatlah tanganmu"

Ya, aku melihatnya.

"apa yang kau lihat disana?"

"tanganku dipenuhi warna merah"

"warna merah itu adalah darah. Kau harus menyebutnya seperti itu, jiyong"

"darah? Mengapa darah bisa berada di tanganku?"

"kau sudah tahu jawabannya"

"aku tidak tahu.."

"balas dendamu. Kau sudah melupakannya?"

"balas dendamku?"

"iyaa, kau memanggilku untuk itu. Kau sudah terikat janji denganku. Jangan sia-siakan perjanjian diantara kita berdua. Kau mendapatkan apa yang kau inginkan, begitupun sebaliknya"

Aku ingat, aku baru saja membunuh tiga orang sekaligus dalam satu waktu dan ini adalah darah milik mereka.

"Kwon Jiyong, kau terlalu lama hidup di dunia manusia. Apa karena hal itu membuatmu benar-benar lupa? Aku yakin, kau bukan tipe orang pelupa. Hah.. kegilaan macam apa yang sedang kau lakukan ini?"

"sebenarnya apa yang kau katakan? Kita berdua sama-sama manusia bukan?"

"sayangnya kali ini kau salah, Kwon Jiyong. Meskipun wujudmu adalah manusia, kau bukanlah manusia!"

"lalu siapa aku?"

"monster!"

Mataku langsung membola lebar. Jantungku berdetak kencang. Kurasakan keringat membasahi pelipisku. Nafasku memburu.

"tidak mungkin! Aku manusia. Aku bukan monster!"

"kau sendiri yang menanyakan tentang siapa dirimu padaku bukan? Dan itu jawaban yang kuberikan padamu"

"tidak mungkin! Kau pasti bercanda. Kau sedang membohongiku iya kan? Aku bukan monster!"

"kau bukan lagi anak kecil yang mudah dibohongi oleh orang dewasa, Kwon Jiyong! Kau mengerti dan kau tahu tentang apa yang aku katakan padamu"

"Mengapa kau diam saja? Haruskah kita bermain lagi agar bisa membuatmu sadar dan mempercayai ucapanku? Aku bisa saja menunjukkanya secara langsung, jika kau mau"

Kau menyeringai tapi kau adalah diriku. Kau mendekat yang membuatku secara reflek menjauhimu.

"tidak. Jangan lakukan itu!"

Dan kau berhenti.

"aku tidak bisa mendengar suaramu. Suaramu terlalu kecil, Kwon Jiyong! Bisa kau mengatakannya lagi?"

"aku bilang jangan lakukan itu!"

"Haha.. haha.. haha.. kau membuatku benar-benar tertawa. Mengapa dia bisa memilihmu untuk menjadi diriku sebagai senjatanya?!"

"A-apa senjata?"

"kau masih belum mengingatnya juga? Baiklah. Akan kuceritakan semuanya padamu. Mendekatlah. Aku akan menceritakan sesuatu yang bisa membuatmu mengerti tentang siapa dirimu yang sesungguhnya!"

20.05.24

| Psychopath | Kwon JiyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang