"jangan khawatir jiyongku. Kau tidak sendiri, aku selalu bersamamu. Sudah menjadi tugasmu, melakukan apa yang kulakukan"

"aku tidak bisa. Aku takut. Aku ingin pergi saja!"

"lari bukanlah sebuah solusi. Aku hanya perlu mengajarimu cara agar kau bisa memulai segalanya. Nikmati semuanya. Rasakanlah menderitaan mereka saat kau memegang kendalinya dan tersenyumlah. Berikan mereka senyum terbaikmu yang sudah kuajarkan padamu hm?"

"kau tidak melupakannya kan?"

Itu salah satu manipulasinya. Hidup jiyong berjalan sesuai perkiraan Gdragon. Segalanya sudah dirancang, dia kendali atas hidupnya. Jiyong terbiasa bergantung pada Gdragon. Dia kehilangan dirinya semenjak insiden kelam itu terjadi?

"aku ingin.."

"apa yang kau bicarakan bocah? Mencoba menantangku? Kau tidak ingat, apa yang akan kulakukan padamu jika kau menantangku lagi? Lihatlah, betapa menyedihkannya dirimu saat ini!"

"buang semua keinginan palsumu itu! Tak ada yang namanya kebahagiaan. Hanya ada kebencian. Apa kau mulai terhasut dengan kata-kata sampah-sampah itu? Ucapan mereka omong kosong, jangan kau percayai. Mempercayai manusia adalah kesalahan. Katakan apa yang membuatmu ingin menjadi seperti mereka? Mereka sangat menjijikan!"

"lalu apa yang harus kulakukan?!" Teriakan jiyong menggema. Dia marah. Kecewa pada dirinya sendiri. Mengapa ia tak bisa melawan orang itu saat mereka bertemu? Atau memilih lari menjauh. Mengapa ia tak mampu?

Dia begitu bodoh. Ia sudah kehilangan dua nyawa agar tetap membuat dirinya hidup. Apakah kehidupan tertelan dengan sebuah janji kegelapan bisa dikatakan hidup?

Mengapa orang itu datang menyelamatkan hidupnya? Harusnya biarkan saja ia mati bersama orang yang ia sayangi. Ia hidup tapi tersiksa. Jika jiyong boleh mengatakan pada dunia, dia sangat lelah. Benar-benar lelah. Hidupnya lebih menyedihkan lagi ketika bertemu bajingan Gdragon!

Jiyong bukan seorang vampir. Tapi hidupnya menyerupai vampir. Kata orang, matahari bisa membuat kita hangat ketika pagi datang bukan? Mengapa ia tak bisa merasakannya? Ah, jiyong lupa. Dia sudah terikat dengan kegelapan. Cahaya tidak akan bisa menyentuhnya. Hanya kegelapan yang bisa!

v(=∩_∩=)フ

"ahjussi?" Cicit tikus kecil. Tubuhnya kurus, wajah tirus itu menatapnya penuh harap.

Lantas tubuh tegap miliknya berbalik, mematikan putung rokok di tangannya, berjongkok, menyamakan tinggi mereka. Ia melihat seekor tikus kecil kedinginan sedang memegang ujung baju kebesarannya dengan jemari mungil kotornya. Kesalahan pertama, adalah tangan. Dia benci ketika ada manusia yang berani menyentuhnya. Entah dimanapun bagian itu. Ia tetap membencinya.

"bisakah ahjussi membantuku?" Katanya pelan. Mata bulat lucu itu berkaca-kaca. Oh, tikus kecil yang malang. Apa dia tersesat?

"apa yang bisa kulakukan untukmu nak?" Jawabnya ramah. Tersenyum tipis sambil mengusak rambut kusut tikus kecil sayang.

"bisakah ahjussi memberiku sedikit uang. Kumohon berapa saja, eommaku sedang sakit. Aku ingin sekali membelinya obat tapi aku tidak memiliki uang"

"eomma mu?"

Dia mengangguk seperti anak anjing yang lucu. "bisakah aku memintanya? Aku mohon.."

Tidak. Jangan memohon seperti itu di depanku tikus kecil atau kau akan segera menyesalinya. Kau membuatku ingin sekali mengajakmu bertemu takdirmu. Batinnya.

Mangsa itu datang sendiri untuk mengambil keju darinya maka ia harus memberi hidangan yang spesial.

"dimana eomma mu? Ahjussi ingin melihatnya"

| Psychopath | Kwon JiyongWhere stories live. Discover now