[9] invited

1.8K 253 17
                                    

Saat Yujin pulang ke asramanya, dia mendapati Minju yang sedang mampir di ruangan kesehatan. Yena awalnya berada di ruang kesehatan sekolah, namun sekarang telah dipindahkan ke ruang kesehatan asrama karena kondisinya yang belum kunjung membaik alias belum sadar padahal udah satu minggu.

Yujin hanya melihat Minju yang duduk di sisi ranjang ruang kesehatan melalui jendela kecil yang ada di pintu. Tatapan Yujin terlihat nanar karena Minju seperti kehilangan sosok sahabat walaupun ada Hitomi, tetapi tetap saja rasanya kurang.

Tangan kanan Yujin reflek menyentuh kenop pintu ruang kesehatan, hal itu tentu membuat Minju terkejut dan melepaskan tangannya yang tadinya ternyata menggenggam tangan kanan Yena.

"Uh Yujin?"

"Er— maaf ganggu," kata Yujin sedikit kikuk.

Minju tersenyum hangat, "Gak papa santai aja."

Melihat respon Minju yang terdengar baik, Yujin memberanikan diri untuk melangkah mendekatinya. Terlihat Yena yang masih tertidur pulas.

"Dia belum ada sadar selama satu mimggu ini?" Tanya Yujin smabil memegangi ujung ranjang Yena.

"Belum," sahut Minju pelan, "Setiap hari gua ngecek ke sini, tapi dia selalu nggak respon, sampai makan harus pake selang."

Suara Minju terdengar sangat lirih, sedihnya dapat, begitu pikir Yujin. Sampai sampai Yujin ikut prihatin mendengarnya.

"Cepat sembuh Yen," Yujin menepuk kaki Yena pelan beberapa kali, "Tinggal lo sama gua doang yang belum maju ke depan."

"Omong omong soal itu..., seriusan lo belum punya bakat yang pak Lee maksud?" Tanya Minju.

Terlihat gelengan dari kepala Yujin, "Belum. Ntahlah. Gua juga gak yakin sebenarnya kalau gua punya hal begituan..., aneh tau gak?"

Kalau diingat ingat memang bakat mereka ada yang diluar nalar, tetapi itulah kenyataannya, suka membingungkan.

"Ya aneh sih tapi faktanya emang begitu," sahut Minju sambil terkekeh.

Yujin melirik ke arah jam tangannya, sekarang sudah pukul setengah lima sore, "Nggak balik ke kamar Ju?"

"Masih betah di sini Jin."

Tiba tiba Yujin punya inisiatif untuk mengajak Minju makan di kamarnya. Tangan Yujin bergerak untuk menyentuh pundak Minju, kemudian Minju menatap balik sang lawan.

"Makan di kamar gua mau nggak? Sekalian cerita cerita, gua ajakin Hyewon juga, gimana?"

Minju menatap lekat mata Yujin. Keduanya saling tatap. Tanpa disadari dirinya sendiri, Minju mengangguk sebagai jawaban iya.

Yujin tersenyum manis sampai lesungnya itu terlihat jelas, "Sekarang?"

Minju lagi lagi mengangguk.

Tangan Yujin sudah tidak lagi berada di pundak Minju, "Ntar ada yang jagain Yena kan?"

"Uh iya— ada kok."

"Ya udah ayok."














🔰













Nako merebahkan dirinya di atas kasur sambil memainkan selimutnya, tugas tugas di kelasnya sudah selesai, sudah saatnya untuk beristirahat.

Saat ini dirinya merasa bosan, belum mengantuk juga, bingung harus ngapain.

Tiba tiba terlintas nama Yena dibenaknya, apakah teman satu kelasnya itu sudah sadar? Walaupun waktu itu Yena sempat mengganggunya, tetapi Nako tetap memiliki itikad baik untuk berteman dengannya.

question | izoneWhere stories live. Discover now