Berdua Bersama

283 20 52
                                    

Seorang gadis nampak tengah sibuk mengacak-acak lemari pakaiannya. Sudah sejak tiga puluh menit yang lalu gadis tersebut kebingungan memilih pakaian yang akan ia kenakan hari ini.

"Ya ampun Chika! Kok kamarnya berantakan banget?" seorang wanita paruh baya nampak terkejut ketika mendapati kamar sang anak yang nampak seperti kapal pecah.

"Hehe, maaf Ma. Chika lagi cari baju." sang gadis hanya nyengir.

"Lah ini bukan baju apa, Chik?"

"Hmm iya sih, tapi kan Ma.."

Mama Chika menghampiri putrinya yang tengah duduk sambil manyun di tepi kasurnya.
"Mau kemana sih? Sama siapa? Ngga biasanya kaya gini."

"Hehe, mau jalan-jalan. Boleh kan, Ma?" Chika menatap Mamanya.

"Badrun? Atau... Jinan?"

"Haha, nanti Mama liat aja siapa yang bakal dateng."

"Jatuh cinta ya kamu?"

"HAAA?!" Chika melongo ketika mendengar pertanyaan sang Mama.

"Dah keliatan ah, Chik. Oh iya, pake aja apa yang nyaman buat kamu. Jinan suka pasti. Lagian anak Mama udah sempurna sejak Tuhan nyiptain kok." sang Mama mulai menggodanya.

Wajahnya memerah mendengar ucapan sang Mama. Bagaimana Mamanya tau jika seseorang yang akan datang itu Jinan? Dan apa benar dirinya sedang jatuh cinta? Tapi dengan siapa? Jinan? Mang iya? Secepat itu? Entahlah, memikirkannya saja sudah membuat Chika salah tingkah.

"Jangan lupa rapihin lagi ya kalo udah. Mama keluar dulu." ucap sang Mama.

"Oke Ma. Makasih sarannya." ucapannya mendapatkan anggukan dari sang Mama.

Sedangkan di tempat lain, seorang gadis dengan senyum manis gigi kelinci (membuatku tersadar, bentuk cinta itu, ya Jinan😍) tengah sibuk membujuk sang Ayah agar ia diijinkan untuk pergi hari ini.

"Boleh ya, Yah? Ya ya ya?" mohon Jinan.

"Mau kemana sih, Kak?" tanya sang Ayah.

"Mau main lah."

"Yaudah main di rumah."

"Gamau lah."

"Ntar kamu sakit lagi. Nanti nunda lagi ke Balinya. Ngga kelar-kelar kerjaan Ayah, Kak."

"Ngga sakit, Yah. Tenang aja. Nanti Jinan bantuin Ayah bikin desain deh." Jinan masih bernegosiasi dengan Ayahnya.

"Oke, Nan. Deal! Gitu dong dari tadi." ucap sang Ayah sumringah.

"Idih idih, dasar Ayah!"

Perlu diketahui, Jinan masuk Ilkom juga karena sang Ayah. Agar supaya Jinan dapat membantu sang Ayah menyelesaikan pekerjaannya. Jadi tidaklah sia-sia jika sang Ayah selalu menuruti semua keinginan putri sulungnya tersebut.

"Yaudah, Jinan berangkat dulu ya. Pamitin ke Bunda juga kalo udah pulang nanti. Dah Ayah, assalamualaikum." Jinan mencium punggung tangan Ayahnya.

"Iya, hati-hati. Waalaikumsalam."

Setelah akhirnya mendapat ijin dari Ayahnya, Jinan langsung berangkat menuju rumah Chika. Ya takut saja kalau tiba-tiba sang Ayah berubah pikiran. Planning Jinan hari ini bisa gagal total.

Seperti perjanjian pada part yang lalu, Jinan akan mengajak Chika ngedate hari ini. Kemana Jinan akan membawa Chika pergi? Entah, hanya Jinan dan Tuhan yang tau. Pastinya bukan ke pelaminan.

Sesampainya Jinan di rumah Chika, ia disambut oleh Mama dari calon kekasihnya itu. Uhuy!
Jinan dengan soft mode nya mulai meminta ijin pada Mama Chika untuk mengajak anaknya pergi dengan dirinya.

FairytalesWhere stories live. Discover now