"ahjussi, sepertinya ada seseorang yang sedang mengawasi kita. Apa ahjussi merasakannya juga?" Ia menjadi waspada setelah mendengarnya. Ia sedikit takut.
"mungkin hanya perasaanmu saja nak. Tenang saja. Dia tidak akan menyakitiki kita"
"mengapa ahjussi begitu yakin dia tidak akan menyakiti kita? Bukankah dia tak memandang bulu?"
"kejadian disini sudah lama tak terjadi. Kupikir dia sudah pergi meninggalkan kota ini"
Pemuda itu mengangguk-anggukan kepala mendengar ucapan pengemis itu yang begitu menyakinkan.
"ahjussi terlihat kedinginan. Saya punya minuman yang mungkin bisa menghangatkan sebentar. Minumlah" Ia merogoh mantelnya lalu memberikan minuman tersebut.
"terima kasih.."
Brruk!
Tubuh kurus pengemis itu terjatuh dan memberi reaksi lumayan cepat. Tak lama ia kejang-kejang. Ia sedikit menyesal karena memberi dosis yang terlalu tinggi. Perlahan busa putih keluar dari mulutnya. Ah sungguh pemandangan yang indah.
"kita lihat, harus memulai dari mana, ya?"
"berani sekali kau memberiku kata-kata sampahmu padaku. Siapa kau yang berhak memutuskan hidupku? Tampan? Terima kasih atas hinaanmu. Aku sungguh merasa tersanjung. Apakah aku masih terlihat tampan jika menunjukkan wajah mengerikan ini?!"
Baiklah, berhenti disini. Berhenti membuang waktu. Biarkan pemuda itu mengerjakan pekerjaannya.
—🍓🔪
Tes!
Keesokan harinya, semesta kembali menangis. Terhitung sudah satu jam lamanya. Sesekali ia luapkan amarahnya lewat langit dengan gemuruhnya yang hebat. Terlihat seorang lelaki dengan tinggi 177 cm mengadahkan kepalanya ke langit.
Kondisi cuaca yang sering tak menentu sering kali mengulur pekerjaannya. Padahal ia sudah melihat cuaca harian pagi ini namun alam berkata lain. Dan ia selalu memantaunya. Lantas bagaimana bisa hujan tiba-tiba saja turun? Menyebalkan sekali bukan?
"sial! Seseorang harus membayar lebih jika kau tidak juga berhenti!" Umpatnya. Lelaki itu memilih menikmati sebatang rokok yang terselip di jemarinya.
"semesta, tentu kau masih ingat dengan janjiku bukan? Apapun bentuknya maka harus dibayar dengan yang sudah diperbuat!"
Tes!
Seakan semesta mengerti, tetesan kecil hujan mengenai dirinya.
"sialan! Berapa lama lagi aku harus menunggu?"
"aku bosan!"
Bugh!
Meski di iringi tangisan semesta, pendengaran tajam milik pria itu berhasil menangkap gelombang bunyi meski berjarak beberapa meter jauh dari jangkauannya. Mata coklat itu bergerak, melihat sekeliling dengan waspada. Indranya kembali mendengar suara. Suara seperti orang yang sedang merintih kesakitan?
Hanya pukulan biasa. Instingnya mengatakan demikian. Mungkin itu hanya sekelompak remaja yang sedang membuli orang tak berdaya. Pikirnya. Abaikan saja. Dunia ini memang tercipta atas dasar yang kuat dan yang lemah.
"jangan dengarkan atau kau akan menyesal" Gumam suara tersebut memperingati.
Dua menit kemudian suara tersebut tak kunjung hilang. Lagi dan lagi menyapa telinganya hingga membuatnya risih. Apa dia harus peduli?
ВЫ ЧИТАЕТЕ
| Psychopath | Kwon Jiyong
ФанфикшнSelamat datang di duniaku. Dunia barumu! - GDragon. Start - 15 mei📌 End - 08 oktober📌 #frist story rank1 = 20.08.19✔
Part 1
Начните с самого начала
