"Feeling ku mengatakan, Gun baru saja bersamamu" Nada bicara milik Tay sama sekali tidak berubah. Kentara sekali jika pria tan itu berusaha mengontrol emosinya

"Memangnya apa yang kau tau hah?! Dimana kau sedari tadi?! Mengapa baru sibuk mencarinya sekarang?!" ujar Off sarkastik

"Ck cukup katakan dimana Gun sekarang Off! Aku sedang tidak ingin berkelahi! Aku baru saja pulang dari Phuket jika kau ingin tau. Harusnya aku pulang besok pagi, tapi entah kenapa aku memiliki firasat yang buruk tentang Gun. Aku pulang tanpa memberitahu maeku dan mendapati rumah Gun kosong. Sepedanya tidak ada di garasi itu tandanya ia pergi dan belum kembali. Ia tak mengangkat telpon ku sama sekali dan itu cukup membuatku takut!" rancau Tay panjang lebar. Membuat Off yakin bahwa Tay benar benar tidak sedang bercanda saat ini

"Kumohon Off, beritahu aku dimana Gun sekarang. Aku takut hal hal buruk sedang menimpanya" baru kali ini Off melihat  seorang Tay Tawan begitu berantakan. Tatapan mata Tay akhirnya mampu mengetuk sisi kemanusiaan miliknya

___

Off menyambar jaket kulit miliknya. Bergerak keluar rumah dalam misi mencari kekasih sahabatnya. Biarlah masalah hati dan egonya ia kesampingkan terlebih dahulu. Menemukan keberadaan Gun jauh lebih penting sekarang

Off dan Tay pergi menuju kampus. Tempat dimana terakhir kali ia melihat Gun. Mereka sampai beberapa menit kemudian. Setelah berdiskusi tentang beberapa hal, mereka memutuskan untuk berpencar. Tay menuju halaman kampus, dan Off menuju parkiran

Off mengeluarkan handphone milik maenya dari saku celana. Handphone miliknya sama sekali tidak berfungsi setelah acara banting membanting tadi. Membuat ia menyambar hanphone milik maenya yang tergeletak apik disamping televisi

Ia mendial nomor Tay sambil terus bergerak maju. Matanya berpendar mencari kesekeliling. Dengan langkah hati hati, tangannya terulur memegang sepeda milik Gun yang masih berdiri kokoh disana

Tut tut

"Halo"

"Halo Tay. Bagaimana? Kau menemukan sesuatu?"

"Sejauh ini belum. Kau sendiri bagaimana?"

"Aku baru sampai di parkiran. Sepeda Gun masih tetap berada ditempat sebelumnya. Tidak ada tanda bahwa sepeda itu dipakai"

"Apa kita perlu mencari kekelas kelas?"

"Sebentar. Aku masih mencari di area parkir"

Langkah Off memelan. Ia menangkap bayang bayang seseorang di gang sempit sebelah tempat parkir

"Tay. Jangan matikan sambungannya"

Setelah mengatakan itu, Off berjalan mengendap ngendap layaknya seorang pencuri. Dari balik tembok, ia mencoba mengintip siapa yang berada di gang sempit tersebut

Matanya membelalak. Mendapati Gun tengah dikerubuti beberapa pria asing yang nampak seperti preman

Dengan perlahan, ia kembali menyembunyikan kepalanya. Ia butuh bantuan saat ini

"Tay"

"Tay, halo" panggil Off dengan suara yang nyaris berbisik

"Ah, ya.. Apa kau menemukan Gun?"

"Tay dengarkan aku. Aku menemukan Gun. Tapi ia sedang dipalak beberapa preman,sekitar 8 atau 9 orang"

"Apa?! Dimana kau sekarang? Biar aku yang menghajar preman preman itu"

"Jernihkan pikiranmu Tay. Jangan gegabah. Kita membutuhkan bantuan karna jelas kita kalah jumlah"

"Sekarang. Aku minta padamu, pergilah ke kantor polisi sebelah utara kampus. Pergi secepatnya dan minta bantuan pada mereka. Katakan bahwa terjadi tindak kekerasan di gang sempit dekat area parkir. Aku akan mencoba mengulur waktu sampai kau kembali. Percaya padaku Tay. Pergi dan kembalilah secepatnya" Off segera mematikan sambungan teleponnya ketika mendengar Gun yang mulai meronta

PAINWhere stories live. Discover now