Chapter 19

3.4K 363 17
                                    

Happy reading

.

.

.


Off bangun dari tidurnya. Setelah berpikir panjang tentang masalah yang mencekiknya semalam, ia memutuskan untuk masuk kuliah hari ini meskipun tidak tau bagaimana akan bersikap didepan dua temannya

Ia mengecek handphonenya. Merasa perlu tau pukul berapa saat ini. Dengan malas, ia membawa tubuh besarnya untuk mandi dan bersiap

Setelah semua siap, ia turun menuju meja makan dan mendapati kedua orang tua nya disana

"Au, kau akan kuliah hari Off? Sudah selesai masa merenungmu?" ejek ayah Off pada putra semata wayangnya

Tawa berat mengelilingi ruangan itu

Off menaruh tas selempangnya disamping kursi sebelum memutar matanya malas karena ejekan itu

Ia mencoba mengabaikan ayahnya dan mulai mengisi piring dengan makanan yang ia mau. Ia ingin segera pergi ke kampus

"Apa kau sudah mengabari Mook, Off? Dia sangat khawatir padamu. sampai sampai dia menelpon mae untuk menanyakan kabarmu. Lain kali jangan seperti itu Off. Dia pacarmu. Apa kau tak serius tentang pernikahan kalian?" ujar ibu Off panjang lebar. Ia mencoba menjelaskan perasaan Mook melalui sudut pandang wanita


"Mae, bisa kita bicarakan ini nanti? Aku buru buru" ujar Off jengah

Sungguh. Moodnya belum benar benar baik sekarang

Dan maenya hanya menatap Off maklum

___

Rasanya aneh ketika kau benar benar dekat dengan seseorang lalu kau harus berakting seolah tak mengenal mereka karena masalah yang kau hasilkan sendiri. Kau harus melupakan kebiasaan kebiasaan menyenangkan yang biasa kalian lakukan bersama seolah itu tak pernah ada dikehidupan kalian

Seperti Off sekarang. Bersikap dingin semenjak ia tiba dikampus. Mengabaikan beberapa pertanyaan yang menurutnya tidak perlu dijawab. Ia tak banyak bicara. Hanya sesekali menanggapi dan selebihnya ia cukup menggeleng ataupun mengangguk atas pertanyaan pertanyaan tersebut

Ia larut dalam dunia yang ia bangun bersama ponselnya sebelum telinga itu menangkap suara yang tidak ingin didengarnya

Ia masih berusaha mengabaikan suara itu sampai ia merasakan kehadiran sosok itu disekitarnya

Dan benar saja. Tak lama kemudian, mata sipit miliknya bertemu dengan mata elang milik sahabatnya-

Tay Tawan-

Butuh sepersekian detik untuk mereka memutuskan kontak mata dan kembali dengan aktivitas masing masing

Baik Off maupun Tay merasakan sesuatu yang bergejolak dalam dada mereka. Sisa sisa kemarahan masih menyelimuti keduanya

Membuang nafasnya kasar. Tay kembali melangkahkan kakinya. Mengambil tempat disisi Jane. Melupakan fakta kalau tempatnya ada disisi Off

___

Bel istirahat bergema kepenjuru ruangan. Membuat semua orang mendesah lega

Tay merapikan buku miliknya dan melirik Off yang berada beberapa meja didepannya. Menimang apakah ia harus mengajak sahabat bermasalah nya itu kekantin atau tidak

Hatinya berkata mereka harus segera berbaikan. Namun egonya mengikis habis suara hatinya setelah mengingat perlakuan Off

Pada akhirnya ia memutuskan untuk pergi kekantin sendiri. Lebih baik tanyakan pada Gun pikirnya

Sesampainya dikantin ia mendapati pria kecilnya duduk disalah satu bangku kantin sambil menggembungkan pipinya licu seolah merajuk akan sesuatu

"Phi Tay, kemana saja kau? Gun sudah lama menunggumu, dan Gun kelaparan" ujar Gun bersedekap dada

Tay tersenyum simpul melihat tingkah Gun yang menurutnya menggemaskan. Sambil menggelengkan kepalanya, Tay berjalan untuk mengambil tempat dihadapan Gun

"Hhhh,, maafkan phi na. Tadi ada sedikit masalah dikelas" ujar Tay dengan senyum menawannya. Tangannya mencoba merapikan anak rambut Gun yang mencuat

"Masalah apa phi?"

"Nanti kuceritakan. Sekarang aku ingin pesan makanan terlebih dahulu karena pria kecilku tadi merajuk minta makan" ujar Tay gemas. Ia bangkit menuju salah satu stan makanan tanpa tau kalau Gun tengah mencebikkan bibir kearahnya

___

Gubrakk

Entah kenapa seisi kantin menjadi ramai dan Tay tidak peduli dengan itu. Menyerobot antrian jauh lebih penting baginya

"Oii Tay, bukankah itu pacarmu?" tanya Frame yang berada tepat dibelakang Tay

Tay menoleh merasa namanya dipanggil

"Apa?" tanya Tay dengan gerakan kepala

"Itu, Gun Ataphan. Bukankah ia pacarmu? Mereka berkelahi" tunjuk Frame pada seseorang yang terjungkal dilantai

Tay menajamkan penglihatannya. Tak butuh waktu lama untuknya mengenali wajah sang kekasih. Secepat kilat, ia berlari membelah kerumunan dan mendaratkan beberapa pukulan pada tersangka yang membuat kekasihnya terjatuh untuk yang kedua kalinya

Off Jumpol

"Brengsek" umpat Off setelah Tay puas menonjoknya. Membuatnya limbung beberapa langkah kebelakang

"Sialan! Apa yang kau lakukan hah?!!" amuk Tay

"Begitu tidak sukanya kau pada hubungan ku, sampai kau tega melukai kekasihku?!"

"Aku tidak!"

"Kau melukainya! Kau membuatnya terjungkal untuk yang kedua kalinya dan kau bilang tidak??! Yatuhan, aku tidak percaya ini.. Aku dan Gun terus menerus memikirkan mu, mencoba meminta maaf atas sesuatu yang bahkan bukan kesalahan kami, menunggu kehadiran mu seperti orang bodoh, dan kau masih saja brengsek seperti biasa?! Aku kecewa Off. Benar benar kecewa. Aku kira kau satu satunya orang yang akan menerima keadaanku dan Gun dengan tulus. Tapi nyatanya kau malah menjadi satu satunya orang yang membenci kami" suara Tay melemah diakhir kata. Ia benar benar tak menyangka sahabatnya akan seperti itu

Perasaan Gun tak jauh berbeda dari Tay. Apalagi ia sudah dua kali dilukai oleh orang yang sama

"itu hanya fisikmu, Gun. Bagaimana dengan hatimu? "

Oh, jelas sudah lewat  dari sepuluh jarimu

Dari tadi Gun hanya terdiam. Menyimak keluh kesah Tay yang mewakili perasaannya

Namun juga memperhatikan Off yang mulai merasa bersalah

"Phi Tay-"

"Gun, diam" potong Tay

"Kau ingin hidupmu tenang kan Off? Baik. Aku akan mengabulkannya. Maaf jika hubunganku justru mengganggumu. Mulai sekarang aku dan Gun akan menjauh seperti yang kau inginkan Off. Trimakasih atas apa yang sudah kau perbuat" ucap Tay sendu. Kini tatapannya beralih pada Gun dan segera ia menarik pergelangan tangan Gun pergi

Off tak bereaksi apa apa. Ia hanya mematung bahkan saat Tay dan Gun sudah hilang dari hadapannya

Terkadang egomu bisa lebih rumit dari perasaanmu

___

Sori all

Aing gak tau mau ngetik apaan ini
Semoga aja ada yang suka😢😢😢

Don't forget to vote and coment luvv ❤

140520



PAINWhere stories live. Discover now