nemenin beli bahan

1K 84 2
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Fighter menyimpan kembali ponselnya setelah mengirim kata terakhir di roomchat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Fighter menyimpan kembali ponselnya setelah mengirim kata terakhir di roomchat. Tutor sedang menatapnya.

"Sai nitip beli lem. Ke toko alat tulis bentar yuk."

Tak menjawab, Tutor hanya mengangguk dan mengikuti langkah Fighter memasuki salah satu toko alat tulis. Melihat berbagai jenis lem dirak, lupa bertanya lem macam apa yang dibutuhkan Saifah.

"Kenapa, kak?" Tutor akhirnya bertanya setelah yang lebih tua hanya diam menatap rak lem.

"Gue lupa nanya Saifah butuh lem yang gimana. Mager ah ngechat dia lagi." tangannya terulur untuk mengambil secara acak lem di sana dan membawanya ke kasir. "Lu gamau beli apa gitu?"

"Enggak deh. Nanti aja. Kayaknya belum butuh apa-apa."

"Yakin? Yaudah."

Selesai membayar Fighter dan Tutor keluar dari kompleks pertokoan menuju parkiran. Tadi mereka sudah janji akan makan setelah selesai berbelanja, maka Fighterpun langsung melajukan mobilnya menuju restoran cepat saji terdekat seperti permintaan Tutor. Perut rasanya sudah menggelar konser akbar, lapar sekali.

"Abis ini ke apartemen Saifah?" Tutor menatap Fighter dengan mata bulat polosnya sembari pipinya menggembung karena ayam.

"Iya. Tapi abis nganter lu aja." Fighter balas menatap tapi sepertinya itu keputusan yang tidak baik untuk jantungnya. Tutor imut sekali.

"Hm. Yaudah. Lagian keknya Saifah lagi sama Zon ya?" Tutor kembali melahap makanannya tanpa menghiraukan Fighter yang masih setia menatapnya.

Gemas sekali, rasanya Fighter ingin memasukkannya ke karung dan membawanya pulang.

"Kak?" yang lebih muda kembali memanggil setelah pertanyaannya tidak digubris yang lebih tua.

Fighter buru-buru mengalihkan pandangan. "Hah? Oh, iya. Tadi pas pergi sih iya."

"Kan. Males gue jadi obat nyamuk." Tutor cemberut.

Tolong lah, Tor. Ekspresimu itu benar-benar tidak baik untuk jantung Fighter yang semakin kencang berdetak.

"Gue... Gue mau ke toilet dulu."

Tutor menatap mata Fighter langsung sembari mengerjap. "....okay."

Dasar sial!

FighterTutor: Friend? (finished)Where stories live. Discover now