Sempat terdengar helaan nafas berat yang terdengar dari seorang Seokjin. Entah, berapa kali ia dan yang lainnya akan terus mengalami hal ini. Hal yang sama sekali tidak masuk akal.

Tok
Tok tok
Tok tok tok
Tok tok tok tok
Tok tok
Tok tok tok tok tok tok
Tok

"Sebentar! Dasar tidak sabaran"-Seokjin cukup terganggu oleh ketukan pintu itu yang seakan bernada dan layak diiringi sebuah nyanyian

Setelah berhasil membuka pintu itu, Seokjin sedikit terkejut dengan penampilan seseorang yang baru saja mengetuk pintu kamarnya, "Jadi kau sudah siap?"

Bukannya menjawab, seorang yang berada di ambang pintu itu membahas hal lain, "Suaranya bernada bukan? Aku yakin kau pasti bernyanyi didalam karena ketukan pintu tadi"

"Tidak. Jelas saja suaranya seperti penjual somay"

"Ah jinjja. Aku pikir kau akan suka dengan ketukan itu. Eoh, tapi apakah aku pantas menjadi penjual somay karena keterampilan itu?"

"Kkkk sangat pantas. Taehyung penjual somay"

Taehyung tak lagi meneruskan lelucon itu, karena ia merasa cukup geli dengan julukan tersebut, "Kajja. Sudah siap kan?"

"Jamkkan"-Seokjin kembali masuk kedalam kamarnya dan bergegas menarik sebuah koper yang telah siap ia bawa

⏱️

Sekarang semuanya telah berada di bandara, sudah cukup lama menunggu jadwal keberangkatan. Tidak seperti biasanya, semuanya tampak membisu dan lesu. Heejin yang tidak terbiasa akan hal itu heran dibuatnya.

"Ya! Apa kalian baik-baik saja? Kenapa sedari tadi diam saja begitu, eoh?"-itulah kesekian kalinya pertanyaan Heejin yang terabaikan

Walaupun Heejin terus saja bertanya dan berdecak sebal, semuanya masih saja membisu. Tapi kini Jimin terlihat berbisik pada Taehyung dan mengabaikan Heejin begitu saja. Hal tersebut tentu saja membuat Heejin mendengus sebal dan beralih menatap ponselnya.

"Heejin akan pergi. Apa mungkin itu hari ini?"

"Tidak usah kau tanyakan lagi. Aku sangat sedih karenanya"

"Apalagi aku. Heejin adalah seorang yeoja yang sangat beda dari yeoja yang pernah kita temui disini"

"Dia berbeda karena keanehannya"-berbeda dengan Jimin yang berbisik pelan, Taehyung menjawabnya memakai suara biasa

Tentu saja hal itu membuat Heejin yang beberapa menit lalu fokus pada ponselnya kini beralih menatap kedua namja itu, "Aigoo. Lihat! Mereka asik bicara sendiri seperti itu"

Kedua namja itu hanya tersenyum singkat. Baginya, walaupun yeoja itu masih diantara mereka, tapi sudah terasa betapa sedihnya jika mereka berpisah.

"Ikut aku sebentar"-tangan Taehyung terlihat sudah terkait dengan tangan Heejin, tatapannya suram, seakan memaksa bahwa yeoja itu harus ikut dengannya

Awalnya Heejin berniat menolak, tapi karena tingkah Taehyung yang demikian dengan terpaksa ia menuruti kemana Taehyung pergi.

Beberapa detik berlalu, kini mereka telah sampai disebuah tempat yang cukup sepi. Ricuhnya suasana bandara dan penampakan gerombolan orang disana terganti dengan hamparan luas kota Los Angeles yang masih saja setia menemani mereka berdua ketika mereka sampai di tempat yang mengarah pada jendela kaca besar penyuguh pemandangan kota Los Angeles dari ketinggian.

"Ada apa kau mengajakku kesini?"-pertanyaan yang sedari tadi berada di kepala Heejin kini berhasil ia tanyakan

Tapi seperti sebelumnya, Taehyung masih saja membisu setelah melepas kaitan tangannya itu.

00:00 Zero O'clock || BTS✓Onde as histórias ganham vida. Descobre agora