PROLOG

2.2K 129 11
                                    

Di dunia ini, ada dua tipe manusia. Pertama mereka yang saling membenci, ada juga yang saling menyukai. Ada kaum terlemah adapula kaum terkuat. Hidup selalu berdampingan seperti hal-hal di atas. Tapi tidak dengan perubahan takdir.

Mengubah takdir adalah sebuah kemampuan yang sangat tidak diinginkan oleh seorang gadis bernama Vienny.

Ratu Vienny Keishan. Gadis yang selalu berjalan sendirian. Menghadapi setiap masalahnya tanpa mau menerima bantuan dari siapapun. Teman-temannya yang selalu menawarkan bantuan untuknya selalu dianggap angin lalu oleh dirinya. Baginya, diikuti teman-temannya hanya akan membuat dirinya dalam keadaan tidak nyaman. Merepotkan. Itulah mengapa dia menarik diri. Menjadi sendiri. Dan merasa nyaman.

Mengubah takdir merupakan suatu hal yang mustahil. Bahkan sangat mustahil jika orang banyak bisa melakukannya. Terkadang, gadis bermarga Keishan itu melakukannya tanpa diketahui orang banyak. Sehingga tidak ada orang menyadari kemampuannya.

“Non..” datang seorang asisten rumah tangga yang bekerja di kediaman Keishan.

“Ya, bi?”

Tatap mata Viny tidak teralihkan sedikitpun. Masih terus menatap pohon rindang yang berada tidak jauh dari rumahnya. Pohon yang terus terdiam padahal angin sangat terasa menusuk. Viny menjentikan jarinya, diikuti oleh daun-daun yang tiba-tiba saja berguguran. Padahal jika dilihat, angin saja tidak dapat menyentuh pohon tersebut.

Viny pun sedikit merasa puas.

“Bibi dapat telefon dari Tuan Boby. Tuan berpesan, kalau Non— ”

“— Harus berhenti duduk di luar dan belajar.” Viny menatap ARTnya setelah memutus omongan tersebut. Dia memiringkan kepalanya kemudian tersenyum. Bola mata hitamnya terlihat dingin begitu menusuk. Namun detik berikutnya dia tersenyum manis saat melihat pohon rindang tersebut sudah mulai bisa disentuh oleh angin.

Hanya karena tatap mata Viny yang teralihkan.

Viny beranjak bangun, meninggalkan ARTnya yang masih berdiri disamping kursi.

Sebelum benar-benar pergi, Viny mengarahkan tangannya pada salah satu vas bunga yang jaraknya tiga meter. Kepulan asap berwarna ungu mulai terlihat. Dia melayangkan vas tersebut dan melemparnya pada dinding rumahnya yang polos.

Prang!

Viny memecahkan vas bunga tersebut kemudian berlalu pergi.

“Tolong cariin nomor telefon Shani ya, Bi.”

Awal sebelum hilang ingatan.


>>>

Sampai bertemu di judul '?' Notification!

Enigma // [END] Where stories live. Discover now