Brielle makin mengeratkan pelukannya pada Jinan. Sedangkan Chika? Gadis itu hanya diam memperhatikan interaksi keduanya.

"Enak ya jadi Brielle. Dateng bisa langsung peluk. Aku juga mau. Tapi.."

"Ekheem, Kak Chika gamau peluk kak Jinan juga?" tanya Brielle dengan senyum evil.

"Heh cimol! Jangan ngadi-ngadi!" bisik Jinan pada Brielle. Lalu ia tersenyum ke arah Chika.

"Kenapa sih? Kan enak dipeluk bidadari. Apa masih ngarep dipeluk sama peri? Udahlah princess, perinya udah terbang jauh." oceh Brielle, namun masih berbisik.

"Mending kamu lepasin pelukannya. Engap akutu." gerutu Jinan.

Brielle perlahan melepaskan pelukannya pada Jinan. Ia menatap Chika dengan senyum jahilnya.

"Kak Chika!" panggil Brielle.

"Iya?" Chika menatap Brielle bingung.

"Kak Jinan laper katanya, mau minta disuapin kak Chika tapi malu bilangnya. Ehe." jelas Brielle.

Chika hanya melongo mendengar penuturan Brielle. Maklum, Chika sebelas dua belas dengan Cindy dalam hal mencerna informasi.

"Cimoool.."

"Dah ya, aku ke kantin dulu. Haus. Kak Chika jangan lupa suapin kak Jinannya. Habis itu suruh dia minum obat." Brielle memotong ucapan Jinan.

"Ni anak pasti banyak maen sama eve nih, yakin gue mah."

Brielle akhirnya keluar dari ruangan Jinan. Meninggalkan Jinan berdua dengan Chika yang masih loading.

"Jangan dengerin biyel, Chik. Suka ngadi-ngadi." Jinan buka suara.

"Iya kak. Kakak emang belum makan?" tanya Chika.

"Belum, hehe."

"Kok belum, kan udah lewat jam makan siang?"

"Gapapa, males aja."

"Ngga boleh gitu. Nanti sembuhnya lama. Kakak makan ya? Aku yang suapin."

"HAA?" kini giliran Jinan yang melongo.

"Kenapa? Gamau?"

"Mau kok Chika. Hehe."

"Nih kak aaaaa.." Chika menyuapkan sesendok bubur ke mulut Jinan.

"Cantik banget gilaaa. Pantesan semua rebutin dia."

"Kakak kenapa?" tanya Chika yang melihat Jinan hanya diam sambil menatap dirinya.

"Chika cantik. Cantik banget." ucap Jinan tanpa sadar.

Pipi Chika memerah mendengar ucapan tak sengaja dari Jinan. Ia menunduk malu. Sedangkan si manusia kadal itu belum menyadari apa yang terjadi dan masih terjebak pesona yang maha anggun.

"Makasih kak." ucap Chika lirih.

"HAA? Eh, hehehe. Sama-sama Chika." gagap Jinan yang baru tersadar dari halunya.

"Jinaaaan lu ngomong apa?!"

Chika melanjutkan menyuapi Jinan. Keduanya diam. Masih merasa canggung karena insiden tadi. Sampai akhirnya..

"Samlekom!" suara cempreng seseorang menggema di kamar rawat Jinan.

Chika dan Jinan otomatis menoleh ke sumber suara. Dimana dua orang sedang nyengir gaje di ambang pintu.

"Eeeee kita di waktu yang salah Cin." ucap gadis cempreng tadi pada teman di sebelahnya.

"Hehe, iya kiti." balas gadis disebelahnya.

FairytalesWhere stories live. Discover now