🍁Empat belas

368 63 8
                                    

"Lee Seokmin dan Boo Seungkwan,"

Semua nya semangat mengangguk.

"Aku bingung sekali dengan mereka berdua," ujar Umji yang sudah mulai kepedasan saat mala xiang guo nya hampir habis.

"Seperti nya Sowon belum pernah bertemu dengan mereka. Ya kan?" ujar Seungcheol.

Gadis yang disebut itu mengangkat wajah nya yang sudah terlihat merah dan panas akibat pedasnya mala yang ia pesan.

Sowon sengaja memesan mala tang agar Umji bisa mencoba kedua rasa mala itu.

Ia kemudian menggeleng, masih mencoba menghabiskan makanannya.

"Memang nya mereka kenapa?" ujar Mina yang langsung membuat Umji menggelengkan kepala nya.

"Sekretaris tuan Seokmin kemarin siapa bos? Choi apa?"

"Choi Yuju,"

Umji mengangguk akhirnya mengingat nama itu.

"Lee Seokmin, Choi Yuju. Boo Seungkwan, Hwang Sinbi," Seungcheol memperbaiki.

"Tidak ada satu pun dari mereka yang bisa terlihat serius, tidak ada satu pun yang waras," ujar Mingyu menyeruput spaghetti nya.

"Aku yang berbicara saja mereka anggap lelucon," kata Seungcheol lagi.

Hansol mengangguk, "Mereka itu seperti sedang bergurau dan serius disaat yang bersamaan,"

"Aku belum bisa membedakan yang mana candaan yang mana gurauan diantara keempat itu," kata Umji yang akhirnya berhasil menghabiskan makanannya.

Sowon menunjuk-nunjuk piring nya, membuat Umji akhirnya membantunya menghabiskan.

"Benarkah? Separah itu kah?"

"Mereka akan menjelaskan hal dengan wajah tersenyum senang, ria dan gembira. Saat kau pikir itu candaan maka wajah mereka akan spontan berubah serius, mengatakan kalau semua akan krusial jika tidak mengerjakannya dengan sungguh," kata Umji.

"Namun setelahnya akan berubah seperti bercanda lagi, dan mengatakan kalau mereka hanya bercanda. Bagian mana nya yang bercanda!?" pekik Hansol sebal.

"Memang sih mereka agak susah ditangani. Tuan Xu juga seperti itu kan?" kata Mingyu.

"Kalau yang itu siasatnya hanya satu," ujar Mina.

Semua lelaki dimeja itu menatapnya, menginginkan tips dari gadis itu.

Namun si Jepang malah menatap Umji dan Sowon yang sedang kepedasan menghadapi semangkuk mala.

"Unnie juga mau?" tanya Umji kikuk setelah merasa ditatap.

Mina kembali memalingkan tatapannya kepada para lelaki yang menatap nya.

Sowon yang sedari tadi hanya mendengar seperti nya mengerti kemudian tersedak diantara kepedasan.

"Jangan mati dulu, masih harus temani aku ke Sydney,"

Sowon hampir saja memberi tatapan membunuh, namun akhirnya disimpan.

"Kalau begitu setelah dari Sydney saya boleh mati?" balas Sowon setelah menelan jus jeruk dingin sodoran Seungcheol.

"Tidak boleh juga, temani aku makan dengan Jeon,"

"Setelah itu boleh?"

"Kau ingin cepat mati atau bagaimana?"

Sowon mengangkat bahu nya.

"Apa sih?" kesal Vernon yang tidak mengerti.

"Mereka kunci nya. Tuan Xu itu suka sekali dengan wanita sexy," dagu Mina mengarah ke kedua perempuan yang tengah duduk bengong setelah menghabisi isi piring Sowon.

✔Perfecto [CSC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang