PART 7

6.5K 221 52
                                    

"Coba jelasin ke abang", ucap Bang Wira

Kini Bang Wira dan aku duduk berhadapan. Ya aku sudah ada di kamar Bang Wira, di ruang depan. yang hanya  berisikan karpet panjang sebagai alas lantai dan beberapa bantal kecil. Sebuah foto menghiasi salah satu sisi dinding, itu foto Bang Wira mengenakan seragam pemadam, terlihat gagah.

"Jelasin apa Bang?", ucapku pelan

"Ya ini semua punya siapa?",ujarnya

Aku bingung, Jika aku menjawab milik Ka Erwin, aku takut malah akan menimbulkan masalah, apalagi Ka Erwin akan mendaftarkan diri menjadi ketua OSIS tahun ini.

"Ehh.. punya Toni, Bang", ucapku bohong

"Tadi , Toni bilang titipan??", tanya Bang Wira

Bang Wira menatapku lekat, aku bingung. Tak pernah aku mengalami kejadian seperti ini.

"Iya titipan, tapi punya Toni", ucapku

"Abang belum ngerti", ujar Bang Wira

"Coba jelasin perlahan", ucapnya lagi

Ku tatap wajahnya, terlihat sorot mata yang penuh tanda tanya namun teduh.  Akhirnya aku berani untuk mengutarakannya.

"Tapi Bang Wira jangan marah", ucapku

"Looh kenapa mesti abang marah?",ujarnya

"Abang juga seusia kamu baca tabloid ginian", serunya kembali

Wajahnya kini tersenyum, ketegangan yang kurasakan sedikit berkurang sekarang. Oh rupanya di jaman Bang Wira dulu juga sudah ada benda seperti ini ya??

"Ini Toni boleh nemu Bang", ucapku

"Nemu? sebanyak ini?", ucap Bang Wira

"Iya, di sekolah...", ucapku

"Lalu kenapa kamu bawa pulang?", tanyanya

"Ehh itu Bang, mau Toni bakar..",jawabku

"Hahaha kok dibakar??", seru Bang Wira

"Ehh harusnya gimana Bang?", tanyaku

"Khan sayang...", ucap Bang Wira

"Ehh.. sayang gimana Bang",ujarku

"Hehehe gpp, lupakan", ucap Bang Wira

Tiba tiba terdengar suara mobil memasuki halaman, mobil Mas Angga. Hah, bagaimana ini ya? Bang Wira yang melihatku kebingungan lalu mengintip dari jendela.

"Itu kakak mu?", ucap Bang Wira

"Iya Mas Angga itu", ucapku pelan

"Kamu kenapa kayak takut?", tanya Bang Wira

"Ehh gpp sih Bang, cuma lagi bingung aja, apalagi Toni bawa barang begini, Mas Angga pasti marah kalau lihat", ucapku pelan

"Yaudah kamu disini aja, diam disini", ucap Bang Wira

Lalu Bang Wira menutup tirai jendela nya, suasana ruang depan jadi agak gelap. Bang Wira duduk tepat disampingku. Di luar terdengar suara panggilan Mas Angga, dan ketukan pada pintu. Bang Wira meletakkan jarinya di mulut sebagai isyarat agar aku diam dan tidak bersuara. Aku menurut.

"Toni keluar aja kali ya Bang", bisikku

"Yakin, bukan malah tambah murka nanti Mas Angga mu itu, apalagi liat kamu keluar dari sini hehehe?",ucapnya

Ku urungkan niatku, sepertinya yang disampaikan Bang Wira ada benarnya juga.  Aku memilih bertahan dulu bersembunyi di sini. Kamu berdua lalu terdiam, tadi ku intip mobil Mas Angga masih berada di luar, namun tidak ku lihat sosok Mas Angga disana. Ku lirik Bang Wira sedang melihat lihat kumpulan majalah porno itu dengan tatapan serius, bahkan kadang dia terlihat mengeryitkan dahinya, seperti orang keheranan.

TONI & WIRAWhere stories live. Discover now