"Coba jelasin ke abang", ucap Bang Wira
Kini Bang Wira dan aku duduk berhadapan. Ya aku sudah ada di kamar Bang Wira, di ruang depan. yang hanya berisikan karpet panjang sebagai alas lantai dan beberapa bantal kecil. Sebuah foto menghiasi salah satu sisi dinding, itu foto Bang Wira mengenakan seragam pemadam, terlihat gagah.
"Jelasin apa Bang?", ucapku pelan
"Ya ini semua punya siapa?",ujarnya
Aku bingung, Jika aku menjawab milik Ka Erwin, aku takut malah akan menimbulkan masalah, apalagi Ka Erwin akan mendaftarkan diri menjadi ketua OSIS tahun ini.
"Ehh.. punya Toni, Bang", ucapku bohong
"Tadi , Toni bilang titipan??", tanya Bang Wira
Bang Wira menatapku lekat, aku bingung. Tak pernah aku mengalami kejadian seperti ini.
"Iya titipan, tapi punya Toni", ucapku
"Abang belum ngerti", ujar Bang Wira
"Coba jelasin perlahan", ucapnya lagi
Ku tatap wajahnya, terlihat sorot mata yang penuh tanda tanya namun teduh. Akhirnya aku berani untuk mengutarakannya.
"Tapi Bang Wira jangan marah", ucapku
"Looh kenapa mesti abang marah?",ujarnya
"Abang juga seusia kamu baca tabloid ginian", serunya kembali
Wajahnya kini tersenyum, ketegangan yang kurasakan sedikit berkurang sekarang. Oh rupanya di jaman Bang Wira dulu juga sudah ada benda seperti ini ya??
"Ini Toni boleh nemu Bang", ucapku
"Nemu? sebanyak ini?", ucap Bang Wira
"Iya, di sekolah...", ucapku
"Lalu kenapa kamu bawa pulang?", tanyanya
"Ehh itu Bang, mau Toni bakar..",jawabku
"Hahaha kok dibakar??", seru Bang Wira
"Ehh harusnya gimana Bang?", tanyaku
"Khan sayang...", ucap Bang Wira
"Ehh.. sayang gimana Bang",ujarku
"Hehehe gpp, lupakan", ucap Bang Wira
Tiba tiba terdengar suara mobil memasuki halaman, mobil Mas Angga. Hah, bagaimana ini ya? Bang Wira yang melihatku kebingungan lalu mengintip dari jendela.
"Itu kakak mu?", ucap Bang Wira
"Iya Mas Angga itu", ucapku pelan
"Kamu kenapa kayak takut?", tanya Bang Wira
"Ehh gpp sih Bang, cuma lagi bingung aja, apalagi Toni bawa barang begini, Mas Angga pasti marah kalau lihat", ucapku pelan
"Yaudah kamu disini aja, diam disini", ucap Bang Wira
Lalu Bang Wira menutup tirai jendela nya, suasana ruang depan jadi agak gelap. Bang Wira duduk tepat disampingku. Di luar terdengar suara panggilan Mas Angga, dan ketukan pada pintu. Bang Wira meletakkan jarinya di mulut sebagai isyarat agar aku diam dan tidak bersuara. Aku menurut.
"Toni keluar aja kali ya Bang", bisikku
"Yakin, bukan malah tambah murka nanti Mas Angga mu itu, apalagi liat kamu keluar dari sini hehehe?",ucapnya
Ku urungkan niatku, sepertinya yang disampaikan Bang Wira ada benarnya juga. Aku memilih bertahan dulu bersembunyi di sini. Kamu berdua lalu terdiam, tadi ku intip mobil Mas Angga masih berada di luar, namun tidak ku lihat sosok Mas Angga disana. Ku lirik Bang Wira sedang melihat lihat kumpulan majalah porno itu dengan tatapan serius, bahkan kadang dia terlihat mengeryitkan dahinya, seperti orang keheranan.
YOU ARE READING
TONI & WIRA
RomanceSpin Off dari "EZHAR" Kisah antara Toni, remaja kampung sederhana yang polos dan baru memasuki dunia sekolah menengah atas dan Wira, pemuda yang memiliki profesi sebagai Fire Fighter atau pemadam kebakaran. Mampukah sang pemadam mengatasi gairah api...