PART 6

7.1K 210 36
                                    

Pagi ini aku bangun dengan bersemangat. Jam  masih menunjukkan pukul 6, namun aku sudah mengenakan seragam dengan rapi dan lengkap. Ku kenakan ransel pemberian Ka Irfan, sepatu skets pemberian Bang Arman dan jam tangan pemberian Mas Angga, ya dalam seminggu ini Mas Angga memberikan ku 2 jam tangan sekaligus, untuk ganti ganti katanya.

Sebenarnya aku tidak enak, namun mereka semua memaksa dan aku wajib foto dan dikirim ke mereka,, kata Ka Irfan.. atau kalau tidak, mereka akan berhenti membantu tugas sekolah ku, hahaha ada ada saja.

Semalam Mas Angga dan yang lain pulang jam 8 malam,  selepas mereka pergi, suasana rumah terasa sunyi, hingga akhirnya aku tertidur lebih cepat, kata Ibu jam 9 malam aku sudah pulas sekali. Dan akibatnya sebelum subuh aku malah sudah terbangun. Meskipun dengan ketiadaan A'Ji disini masih terasa asing buatku.

Pagi ini Ibu akan mengantarku ke sekolah, sebenarnya aku bisa saja membawa Jalu untuk di pakai ke sekolah seperti saat SMP, namun di sekolah ini, hanya yang sudah punya SIM yang boleh membawa kendaraan, sabar 1 tahun lagi aku akan genap 17 tahun hehehe.

Mas Angga? dia menginfokan bahwa tidak bisa mengantar dan menjemputku hari ini dikarenakan ada keperluan, Tentu ku iyakan, masa iya Mas Angga harus mengantar jemputku setiap hari? tentu tidak khan.

Lampu teras kamar sebelah masih menyala, ya itu adalah kamar kontrakan Bang Wira. Tepat berada di samping aku dan Ibu, semalam selepas makan bersama kami, Bang Wira pamit karena harus dinas malam, dan baru kembali pukul 8 pagi ini katanya.

15 menit menunggu Ibu sudah siap mengantarku, dan kami pun berangkat. Pagi ini Ibu yang membawa motor, dan aku diboncengnya , hahaha lucu sekali sebenarnya. Namun aku tentu tidak ingin satpam sekolah nanti melihat aku membawa motor, habislah aku nanti bisa kena teguran sekolah. Toko kue tempat Ibu bekerja sendiri buka pukul 8 pagi, masih banyak waktu hehehe.

"Bu, nanti ga usah jemput Toni ya", ucapku

"Looh , nanti gimana pulangnya?", tanya Ibu

"Toni naik angkutan umum aja, lagipula khan Ibu kerja, ga enak jadinya", lanjutku

Baru saja memasuki jalan utama,, tiba tiba sebuah mobil yang berhenti tak jauh di depan kami. Itu mobil Ka Erwin, lalu pintu mobil terbuka, dan Ka Erwin keluar menghampiriku. Seragam yang dia kenakan sangat putih dan bersih, wajahnya tersenyum cerah.

"Toni, bareng yuk", tawarnya

"Aku bareng Ibu, Ka", ucapku

Lalu Ka Erwin menghampiri Ibu, mengucapkan salam dan mencium tangan Ibu, sopan sekali.

"Ibu, Toni boleh bareng saya aja?", ucapnya

"Oh ya, kenalkan saya Erwin", lanjutnya

"Oh, ya Ibu terserah Toni sih Nak Erwin, tapi apa ga merepotkan?", ucap Ibu

"Khan satu sekolah Bu, ya enggak dong", jawabnya

Lalu mereka berdua menatapku bersamaan. Membuatku tak punya pilihan, lagipula aku kasihan sama Ibu, mengantarku jam segini khan pasti nanti akan lumayan macet. Mana membonceng aku pula.

"Yaudah deh Ka, Toni mau", ucapku

"Kita permisi ya Bu, duluan", ucap Ka Erwin

"Iya Nak Erwin, terima kasih ya", jawab Ibu

Lalu kami berdua berpamitan, dan aku memasuki mobil Ka Erwin. Mobil yang bersih, wangi dan empuk! hehhee.. driver nya juga ramah dan murah senyum walau sudah berusia.

"Akhirnya ya bisa bareng"
"Ka Erwin, nunggu bareng Toni?"
"Iya, hehehe.. penasaran soalnya"
"Hahaha penasaran kenapa Ka?"
"Penasaran sama anak baru yang jadi trend di cewek cewek  sekolah"
"Siapa, Ka Erwin?"
"Kamu lah Toni, hehehe"
"Hahaha bisa aja Ka, Toni mah biasa aja Ka"

TONI & WIRAOù les histoires vivent. Découvrez maintenant