"yeonjunie?" ucap Jisoo seraya memarkirkan sepedanya didepan toko

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"yeonjunie?" ucap Jisoo seraya memarkirkan sepedanya didepan toko.

"nunaa... " rengek Yeonjun kesal.

"kenapa kau baru datang? aku sudah menunggu lama disini"

"menungguku? wae?"

"Sudah kuduga kau akan lupa. Yang benar saja !" rengek Yeonjun lagi yang hampir mengumpat karena kesal.

Meski Jisoo sadar anak SMA yang mengikutinya kedalam toko itu hampir mengumpat tapi ia tidak mempermasalahkannya, Yeonjun adalah anak dari tetangga rumahnya yang amat baik. Jisoo bahkan sudah menggap Yeonjun seperti adik laki-laki kecilnya . Saking akrab keduanya, Yeonjun bahkan terus merengek tanpa malu pada Jisoo karena melupakan sesuatu yang mereka sepakati.

"Oh yaampun nuna ingat, tunggu sebentar" ucap Jisoo setelah sadar lalu membuatkan Yeonjun sebuah bucket bunga yang indah seperti yang ia janjikan sebelumnya, Jisoo ingat jika Yeonjun akan mengungkapkan perasaannya pada gadis bernama Yeji hari ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Oh yaampun nuna ingat, tunggu sebentar" ucap Jisoo setelah sadar lalu membuatkan Yeonjun sebuah bucket bunga yang indah seperti yang ia janjikan sebelumnya, Jisoo ingat jika Yeonjun akan mengungkapkan perasaannya pada gadis bernama Yeji hari ini.

"wah neomu yeppoyeo nuna, like yeji. Gomawo nuna" bungkuk Yeonjun seraya memuji lalu berlari keluar toko penuh semangat.

Cukup lama setelah Yeonjun pergi, beberapa pelanggan mulai berdatangan seperti biasa. Ada yang memang sudah akrab dan ada orang luar kota. Bahkan beberapa kali ada turis luar negeri yang datang juga.

...

Pagi hingga sore sudah dilewati kini akhirnya kelas keempat yang Lisa ikuti pun berakhir. Rasanya ingin muntah karena bosan, tapi Lisa harus bertahan demi membanggakan Jisoo kakak tersayangnya.

"Mengapa kau terlihat lemas begini?" bisik perempuan bernama Rose hingga mengejutkan Lisa.

"YAK!! Apa kau baru saja datang? Kelas sudah berakhir!" protes Lisa keras.

"Dari tadi aku mengikuti kelas dan duduk di belakangmu, tapi aku memang membolos untuk tiga kelas sebelumnya! Karena membosankan" jawab Rose sambil tersenyum santai.

"Oh iya, bagaimana acara kolaborasi menarimu untuk acara kampus tiga bulan lagi?"

Sebelum menjawab pertanyaan teman dekatnya ini, Lisa lebih dulu menoleh kesana kemari memastikan kelas sudah kosong dan sepi. Meski memang sedari tadi hanya ada mereka berdua diruangan.

"Ada apa? Apa kau ingin membicarakan sebuah rahasia denganku?" tanya Rose curiga.

"Nae, ini rahasia jadi kau jangan beritahu siapapun"

Kedua perempuan imut ini mulai menautkan jari kelingking dan saling menempelkan jempol. Hingga Lisa pun mulai berbisik begitu pelan namun jelas.

"Aku akan berkolaborasi dengan hoseok oppa"

"APA HOSEOK OPPA!" Rose justru berteriak amat nyaring karena terkejut hingga membuat Lisa spontan menutup mulut Rose dengan kedua tangannya amat rapat. Ia bahkan memukul teman dekatnya itu karena kesal lalu keluar ruangan dengan bibir cemberut.

...

Terlihat menggoda dengan bentuk tubuhnya namun terasa menakutkan ketika melihat sorot matanya yang begitu menusuk pandangan.

Masih dengan suasana sore hari, wanita dengan sejuta keseksian di segala penjuru tubuhnya termasuk surai hitam sebahu yang dimilikinya itu nampak tersenyum lurus.

Langkahnya begitu elegan bak artis Hollywood dengan high heels hitam yang menjulang tinggi benar-benar membuat kaki jenjangnya terlihat indah, belum lagi kulit putih kenyal yang dimilikinya membuat ia seperti Miss Korea ditambah aksesoris kecamata hitam yang menutupi sorot mata tajam nya.

Siapapun setuju bahwa wanita yang sedang melangkah menuju ke arah toko bunga WHITESWAN itu bak Dewi dunia yang tiada tandingannya.

to be continued...

SINGULARITY  [VSOO]Where stories live. Discover now