Seongcheol menoleh kembali.

"Kau kesurupan setelah bertemu Xu Minghao ya?"

"Panjang lebar begini saya dikira kesurupan?"

"Ku kira kau akan menertawakan ku,"

"Saya tidak setega itu. Masih memikirkan keselamatan gaji bulan depan,"

Seungcheol terkekeh mendengarnya.

"Jadi, sudah tebar pesona kepada siapa saja?" Seungcheol mulai menjalankan mobil nya.

"Sudah beberapa. Besok akan saya berikan laporan mengenai siapa saja yang bisa diajak kerja sama,"

Seungcheol mengangguk.

"Tidak pulang dulu ya, temani aku makan dulu,"

"Makan lagi? Kita tidak akan benar-benar ke klub malam kan?"

"Ada ide dimana bisa keluarkan stress?"

Seungcheol menunjukkan wajah masam sedangkan Sowon dengan bahagia melihat daftar menu.

"Nyonya, kami mau 1 piring tteokpoki, 1 sundae, 2 eomuk, 2 naeng myeon dan 1 piring twigim, dicampur ya,"

"Baik," teriak si ibu yang terlihat sibuk mencacat pesanan Sowon.

"Banyak sekali? Ini yang kau bilang melepas stress?"

Sowon mengangguk antusias.

"Makan makanan yang pedas itu bisa melepas stress, anda saja yang tidak tahu,"

"Aku tidak bisa makan makanan pedas," katanya sembari melihat sekitar.

"Ya makanya saya bawa ke tempat yang tidak terlalu pedas. Supaya tidak dibilang perencanaan pembunuhan oleh anda,"

Mungkin karna hari minggu dan sudah menjelang tengah malam, pojang-macha sedang ramai.

Mayoritas merupakan pria paruh baya yang sedang ngobrol dengan teman, separuh mabuk dan beberapa melihat kearah Sowon.

Gadis itu malah melipat kaki nya, membuat roknya semakin merangkak naik, memperlihatkan paha mulus nya.

"Ke mobil, ambil jas ku," suruh Seungcheol yang melemparkan kunci mobil nya.

Sowon hanya menurut, merasa bos nya mungkin merasa kedinginan.

Padahal sayang sekali jika jas nya terkena kuah naeng myeon atau saus tteopokki kan?

"Kau pakai saja. Aku sedang malas berkelahi,"

Sowon kembali menatap bos nya heran.

"Saya tidak kedinginan kok," bela nya sembali memangku jas atasannya.

"Iya tapi yang lain jadi haus belaian," ucapnya sembari menunjukkan beberapa pria di meja sebelah dengan wajah nya.

Sowon mengangkat bahu nya tidak acuh walau akhirnya menurut karena merasa tidak nyaman dengan tatapan yang diberikan.

"Lain kali kalau sedang berpakaian seperti itu jangan ke tempat seperti ini,"

"Tidak apa. Ini tidak sering terjadi kok. Karna hari minggu saja makanya sedang banyak orang,"

"Ya, apapun lah. Pokoknya kalau ke tempat seperti ini jangan sendirian. Setidaknya minta aku temani,"

Sowon hanya mengangguk pasrah.

Seungcheol melepas dua kancing baju paling atas, merasa panas setelah beberapa kali menelan beberapa suap naeng myeon.

"Kau tidak merasa pedas?" Sowon menggeleng.

"Ini sesuai dengan selera saya. Saya suka yang seperti ini ,"

Seungcheol menggeleng, "Lain kali kau harus sering bawa aku ke tempat seperti ini supaya aku bisa makan yang pedas,"

"Bisa makan bulddak?"

Seungcheol menggeleng cepat membulatkan matanya, "Kau gila ya? Mau aku mati beneran?"

"Saya hanya bertanya. Ada orang yang tidak merasa bulddak pedas kok,"

"Pasti dewa. Hanya dewa yang bisa makan makanan seperti itu,"

Sowon menegakkan kepalanya, "Saya juga bisa makan bulddak,"

"Kalau kau setan, bukan dewa," kekeh Seungcheol.

"Anda tidak seperti seseorang yang barusan menangis," ejek Sowon yang membuat Seungcheol menghilangkan senyuman nya.

"Tidak sopan kau,"

Keduanya kembali diam menikmati makanan. Sesekali menyeruput naeng myeon, kadang mencelupkan twigim ke kuah tteopoki, beberapa kali memasukkan potongan sundae ke mulut dan menegak kuah odeng yang segar.

"Kau kenapa putus dengan mantan kekasih mu?"

"Tadi menangis, sekarang sudah kepo dengan urusan orang lain,"

"Benar-benar tidak sopan ya kau,"

Sowon hanya terkekeh, "Semua lelaki itu sama saja,"

"Sama-sama punya pisang makanya disebut lelaki kan,"

Sowon ingin sekali membanting meja sekarang.

"Ada gadis yang mengaku sedang mengandung anak nya makanya saya putuskan,"

Seungcheol melotot, "Istri nya yang sekarang itu?" tanya nya heboh.

"Istri nya yang sekarang itu dua gadis lagi setelah yang hamil," Seungcheol semakin membulatkan matanya.

"Semua lelaki itu sama saja, sama-sama brengsek," senyum Sowon.

"Jadi yang hamil itu bagaimana, dicampakkan seperti kau?"

Sowon berdecih, "Saya tidak dicampakkan. Saya yang mencampakkan. Saya dengar gadis itu disuruh menggugurkan kandungannya, tapi entah jadi atau tidak."

"Dasar brengsek."

"Memang."

TBC

The Chaos After You, I Loved You, I'm Happy sama The Distance of Love, lagu-lagu nya Eric Chou yang aku jadiin inspirasi buat episode ini. Memang raja nya lagu patah hati deh❤

Lagu yang paling kalian suka di album ini apa? Belakangan aku kecanduan banget sama Kidult '-'

-Keipaplova21
01st July 2020


✔Perfecto [CSC]Where stories live. Discover now