Stalker 11

68.5K 3.9K 107
                                    

Lagi – lagi hanya kekecewaan yang aku rasakan, semua tempat aku jelajahi untuk mencari keberadaannya, sayang tidak sedikitpun petunjuk dia berikan dimana keberadaannya. Kali ini juga percuma dia masih memilih untuk bersembunyi dariku.

“Sembunyilah sejauh kamu mau Shelo, tapi jangan harap aku akan melepaskan kamu jika suatu saat kamu berada digenggamanku, jangan harap!” kataku pelan, aku langsung memutar tubuhku dan kembali masuk kedalam galeri. Aku melihat Amira masih sibuk mengagumi setiap lukisan Shelo yang aku pajang.

“Gimana ketemu?” tanyanya, aku menggeleng dengan frustasi, dia malah tertawa dan memukul bahuku.

“Kamu sih orang belum selesai bicara sudah kabur duluan, tadi itu aku mau bilang ‘Aku barusan lihat wanita itu diluar tapi satu jam yang lalu ketika aku baru sampai’ makanya dengerin dulu orang selesai bicara, kebiasaan ya motong pembicaraan orang…” aduh dia malah diceramahi, aku hanya diam dan menunjukkan wajah suntukku.

“Dia orang yang kamu cintai ya?” tanyanya lagi. Aduh kepo juga ini cewek, mau tau banget urusan orang, aku hanya berdehem pelan dan dia menarik tanganku untuk duduk disofa yang ada diujung galeri, aku sebenarnya malas meladeni cewek ini, tapi berhubung dia anak temannya Mama mau gak mau terpaksa aku ladeni walau hati mangkel juga.

“Kamu cinta dia?” tanyanya sekali lagi, aku menganggukan kepalaku. Dia menatapku tajam dan seperti membaca apa yang ada dibenakku.

“Kamu cinta dia dan dia cinta kamu? Tetapi kenapa kalian tidak bersatu bahkan orangtua kamu berniat menjodohkan kamu dengan aku”

“Panjang kalo diceritakan” ujarku malas, dia semakin antusias dan menatapku penuh tanda tanya.

“Ayo ceritakan siapa tau dengan bercerita dengan teman, beban pikiran semakin berkurang, ya siapa tau aku juga bisa kasih solusi”

Benar juga apa kata dia, selama 8 tahun ini aku hanya memendam semua masalah dihati, tak ada satupun yang tau kalo aku mencintai Shelo bahkan orang terdekatku. Mengalirlah cerita dari awal tanpa jeda kepada orang yang baru pertama aku temui. Dia hanya melongo dan berdecak kagum.

“Wow hanya itu yang bisa aku ucapkan, 20 tahun dia menjadi stalker kamu dan satu hal yang bisa aku tarik kesimpulan dari seluruh cerita panjang tadi” ujarnya antusias.

“Apa”

‘”Dia mencintai kamu tulus dari hati dan satu hal dia ada disekitar dan dekat dengan kamu, asal kamu tau sstttt ini rahasia antara kita berdua ya… aku juga stalker loh tapi nasibku lebih beruntung dari Shelo, aku berhasil mendapatkan hati pria pujaanku dan sebentar lagi kami akan menikah” dia menunjukkan cincin berlian yang terpasang dijarinya, aku tertawa bisa – bisanya Mama mencarikan jodoh wanita yang mau menikah dengan pria lain.

“Kami backstreet, yah gini deh punya idaman hati duda beranak satu, orangtua tidak setuju dan sibuk mencarikan jodoh buatku, mereka gak tau aja aku cinta mati sama pacarku itu” dia menghela nafasnya dan menunjukkan wajah sedihnya.

“Terus kalo gak disetujui bagaimana kalian bisa menikah?”

“Tidak satu jalan ke Roma… cari baik ditentang terpaksa pake cara licik”

“Hahahahaha… semangat saja ya, mudah – mudahan lancar jangan lupa undang aku diacara pernikahan kalian”

“Sayang…” aku mendengar suara seorang pria memanggilnya dan aku melihat wajah penuh cinta diantara mereka, andai aku dan Shelo bisa seperti mereka pasti akan terasa indah.

“Aku permisi dulu ya, ingat kata – kata aku… stalker tidak akan pernah pergi menjauh dari orang yang dicintainya, peka dan gunakan feeling kamu dalam mencarinya” ujarnya sekali lagi, aku hanya memberikan kedua jempolku dan memberi senyum kepada tunangannya.

15. Stalker AbadiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang