Bagian#2

53 14 18
                                    

'Susah ya jadi pengagum rahasia, cuma bisa mengagumi dalam diam. Menutup rapat rasa suka yang semakin lama semakin dalam' - Maudyara

••••

"Doorr!! "

"Aaaaaaa!! astagfirullah." Maudy berjenggit kaget memegang dadanya yang berdegup kencang, sambil menetralkan nafasnya, refleks dia memukul orang yang sedari tadi mengintainya.

"Adohhh! Sakit Mumu." ucap orang itu sambil memegangi bahunya yang terasa panas dan perih karena terkena tabokan Maudy.

"Ck, Lo ngapain sih Rey!! Ngagetin aja, untung gua ga punya riwayat penyakit jantung." omel Maudy kepada orang yang dipanggil 'Rey' tadi, tak lupa melayangkan tabokan 'hot' untuk kedua kalinya.

"Sakit anjir, putus nih tangan gue lu tabokin mulu. Ngapain lu disini?" tanya orang itu, kita kenalan dulu deh sama makhluk tuhan bergender laki-laki dihadapan Maudy ini.

Namanya Reyhan, Reyhan Arkana Narendra, putra pertama dari pasangan bapak Anandhito Narendra dan almh. Sinta Narendra. Teman dekat sekaligus sahabat Satria & Maudy sejak duduk di bangku SD. Makhluk tuhan yang ganteng, kata adek kelas. Seonggok manusia tolol dan bodoh, kata Satria dan makhluk paling ga punya akhlak kalau kata Maudy, Meta, Vani.

"Soib lu noh ga berangkat. Nyusahin gue." ucap Maudy dengan ketus dan tajam. Masih kesel dia tuh pagi-pagi udah dapet gangguan dari makhluk setengah waras ini.

"Halahhh palingan Satria cuma molor, makan, main ps." sengah Reyhan sambil mengeluarkan 2 permen milkita rasa coklat dari saku bajunya. Menyodorkan permen milkita tanpa tusuk ke arah Maudy. Itu lho permen milkita yang kecil yang gopean dapet 3 biji, tau kan? Tau dong pastinya.

Maudy yang paham maksud dari Reyhan langsung mengambil permen tersebut, lumayan buat ngilangin rasa kesel nya gara-gara dikagetin. Buat permintaan maaf maksudnya.

"Yaudah sono!! Situ kan ada lab, ngapain masih disini bego!" bentak Maudy dengan wajah geram. Pasalnya soib seper-bocilan-nya ini malah duduk dengan santai di meja guru sambil makan permen.

"Bentar elah ngabisin permen dulu. Lo aja sono yang pergi! Merusak pemandangan!" sentak Reyhan, membuat Maudy tambah kesal dan langsung meninggalkan kelas itu. Menarik (baca:menjambak) rambut Reyhan dengan kesal saat melewati meja guru yang di duduki Reyhan.

"Jangan bolos lagi lu! Abis ini langsung ke lab. Gue ga mau ya ada gembel ke rumah gue basah kuyup kaya abis kecebur empang, dateng lagi. Gara-gara bolos 3 jam pelajaran!!" teriak Maudy dari depan pintu kelas Satria, menatap intens ke arah Reyhan, yang menurutnya Maudy sangat menakutkan sekarang. Mungkin kalau bisa diartikan tatapanya tu gini 'bolos lagi gua jorokin lu dari lantai 3'. 

" Iya-iya, ini gua langsung ke lab ga bohong." ucapnya seirus sambil membuat angka dua dengan jarinya menunjukan bahwa dia serius dan sungguh-sungguh. Setelah Maudy hilang dari pandangan, Reyhan mengambil alat tulis di tasnya dan berjalan santai ke arah lab tak lupa permen yang masih bertengger manis di mulutnya, sebelum benar-benar tandas dan membuangnya ke tempat sampah.

••••

"Woooy!!" teriak Maudy tepat di belakang Meta dan Vani yang terjenggit kaget sambil mengucap 'istigfar' bersamaan. Untung Meta gak keselek bakso, soalnya dia lagi makan bakso, kalau baksonya belum dikunyah 32 kali dan masih berbentuk bulat, sudah dipastikan Meta akan dibawa ke UGD dengan keluhan 'tersedak bakso saat sedang makan'.

"Gausah ngagetin dong anju, untung udah ketelen meluncur ke lambung!" ketus Meta yang dibalas gelak tawa menggelegar dari Maudy, sambil menepuk-nepuk pundak Vani.

My Priority [HIATUS]Onde histórias criam vida. Descubra agora