Ia menaikkan selimutnya hingga sebatas leher. Memeluk gulingnya dan mencoba tidur lagi, namun dering ponsel mengganggu Jinan.

"Halo!" Sapa Jinan

"Halo. Kakak sakit?" tanya yang di seberang.

"Engga kok."

"Jangan bohong. Lagi bulan puasa."

"Haha, iya. Cuma demam."

"Ngga usah ketawa kak!"

"Kenapa? Kan aku cakep kalo ketawa."

"Engga! Kak Jinan jelek!"

"Iyadeh, yang sempurna mah cuma ci Shani sama kamu."

"Kakak ngga ikut latihan dong nanti malem?"

"Engga, ijin dulu. Jangan kangen."

"Ngga kangen tuh! Kakak udah makan sama minum obat?"

"Udah tadi."

"Yaudah sekarang kakak tidur."

"Iya ini mau tidur."

"Yaudah. Dah kakak. Cepat sembuh."

"Chika!"

"Iya?"

"Miss you. Semangat latihannya."

"Miss you too. Cepet sembuh."

Jinan meletakkan kembali ponselnya dan bersiap tidur. Namun matanya enggan terpejam, ia haus. Jinan bangun dari tidurnya. Ia mencoba berdiri dan ingin turun mengambil minum.

Jinan membuka pintu kamarnya, ia terkejut melihat Cindy dan Christy yang juga hendak membuka pintu kamarnya.

"Lo mau kemana kadal?!" Christy ngegas.

"Mau minum gue haus. Kok kalian di sini?" tanya Jinan. Ia memegangi kepalanya yang terasa pening.

"Jengukin Lo. Balik kamar aja sana, biar gue ambilin minumnya." jawab Cindy.

Jinan mengangguk. Ia memejamkan matanya. Merasakan sesuatu mengalir dari hidungnya, ya Jinan mimisan. Pandangannya menggelap. Sayup-sayup terdengar suara temannya terdengar memanggil namanya. Sampai akhirnya suara mereka benar-benar tak terdengar dan pandangannya gelap total. Jinan pingsan.

Cindy langsung turun untuk memanggil Ayah Jinan, sedangkan Christy menemani Jinan. Setelah itu Jinan langsung dibawa ke rumah sakit oleh orangtuanya. Cindy dan Christy ikut pastinya, mereka berdua menggunakan mobil Christy dan mengikuti mobil Ayah Jinan dari belakang.

"Jinan kenapa menurut Lo?" tanya Cindy cemas.

"Gatau, nanti tanya lah sama Bunda." jawab Christy.

***

"Om, Jinan kenapa sebenernya?" tanya Cindy.

Cindy, Christy, dan Ayah Jinan sedang berada di kantin rumah sakit. Dan Jinan dijaga oleh Najwa dan sang Bunda.

"Devi.." jawab Ayah Jinan.

"Kok Devi?" tanya Christy.

Ayah Jinan kemudian menceritakan semuanya pada kedua teman anaknya itu. Padahal ia sendiri juga hanya menebak. Jinan tak cerita apapun.

"Tapi kan Om, Devi sama Jinan udah.." Christy menatap Cindy sejenak sebelum melanjutkan ucapannya.

"Udah apa Christy?" Ayah Jinan menatap Christy penasaran.

"Mereka udah putus. Udah beberapa bulan yang lalu." Sambung Cindy.

"Oh iya? Pantesan ngga mau diajak ke Bali."

"Lah ngapain ke Bali Om?"

"Mau Om suruh bantuin proyek Om disana." kedua remaja tersebut hanya mengangguk.

"Kalian berdua masih mau di sini? Om mau urus administrasi Jinan dulu ya." ucap Ayah Jinan. Lagi, keduanya mengangguk.

Sepeninggal Ayah Jinan, Christy dan Cindy melanjutkan makannya dalam diam.

"Menurut Lo bener kagak yang dibilang si Om?" Christy memecah keheningan.

"Bisa jadi sih." jawab Cindy.

"Segitunya ya." Christy menggelengkan kepalanya.

"Namanya masih sayang." balas Cindy.

"Sayang ngga harus nyakitin diri sendiri kali."

"Yaudah si kiti, namanya juga Jiban. Kepala batu."

"Kasih tau Devi buruan." perintah Christy.

"Besok aja lah, dah malem. Kasian ntar anak orang nangis."

"Tau banget ye Lo."

"Hampir tiap hari dia curhat ke gue. Gimana ngga tau."

"Bokap Devi jahat banget." Christy menggebrak meja.

"Ih berisik ogeb! Diliatin orang tuh!" Cindy menggeplak lengan Christy dan tersenyum canggung ke arah penghuni kantin yang lain.

"Abisnya gue kesel, Cin. Kasian Devi juga anjir." Sewot Christy.

"Ciee masih ada rasa ya Lo sama Devi?" Cindy menggoda sahabatnya.

"Kagak lah ngaco! Depi adek gue sekarang. Tapi makin cakep sih itu anak."

"Haha, bisa-bisanya Lo naksir gebetan temen Lo sendiri."

"Namanya perasaan. Lo jangan bilang ke Jinan! Awas aja!"

"Kagak. Ntar Lo gelud lagi sama dia."

"Dahlah, balik yuk!" ajak Christy.

"Ayok lah." jawab Cindy.

Setelah pamit dengan orangtua Jinan, keduanya pulang. Jinan belum sadar semenjak tadi dibawa ke rumah sakit.
Dokter bilang Jinan kelelahan. Butuh istirahat beberapa hari agar dapat pulih lagi.




Hallo👋

Menuju ending..

a. Jinan ngga sembuh, terus anu..😣
b. Balikan sama salah satu mantan
c. Jadian sama Chikuy
d. Udahlah jomblo aja
e. a, b, c, dan d benar

FairytalesWhere stories live. Discover now