"Sabar atuh Yah. Jinan juga lagi buat ini."
"Ya abis itu kamu harus ke Bali bantu Ayah ngurus perusahaan cabang yang di sana."
"Gamau ah. Mau S2 katanya."
"Ngga! Belajar dulu setahun. Abis itu terserah mau S2 dimana."
"Jangan yang di Bali lah, jauh. Ntar Jinan kangen Bunda sama Ayah."
"Heleh, bukannya seneng kamu? Bisa pacaran sama Devi tiap hari." Ejek sang Ayah.
"Udah kandas Yah, Jinan udah dihempas."
"Kenapa ngga yang di Jakarta aja?"
"Yang di Jakarta cukup, Nan. 2 Minggu lagi kita kesana."
"Kemana?"
"Ke Bali lah."
"Yaudah iya." Pasrah Jinan.
"Yaudah. Belajar yang bener. Awas aja telat lulus." Pesan sang Ayah.
"Iya Ayah."
***
"Sayang, engga, sayang, engga, sayang, engga, saa.." Jinan terlihat komat-kamit tak jelas di meja belajarnya.
"Gue chat ajalah, biar tau gimana sebenernya perasaan gue ke dia." Gumam Jinan.
Ia meraih ponselnya, mencari nama seseorang lalu mengetikkan pesan.
Jinan×Chika
Chika
Kak Jinan
Chika lagi apa?
Rebahan. Kenapa kak?
Jalan yuk
Haaaa😳😳 (delete)
Kemana kak?
Kemana aja asal sama Chika☺️
Serius kakak mah
Ya jalan aja Chik
Okedeh
Chika juga bosen rebahan terus
Yess!
Nanti aku jemput. Dah Yessica
Iya. Hati-hati ya kak
Iya sayang
Mamaaa kak Jinan nakal😣 (delete)
Priitt! Pelanggaran! Jadian belom dah sayang sayangan!
Setelah mengganti pakaiannya, Jinan segera mengeluarkan motor sang Ayah dari garasi. Kenapa tumben Jinan menggunakan motor? Jawabannya karena Jinan sedang dihukum oleh Bundanya. Ia tidak boleh keluar membawa mobil selama seminggu.
"Uwuwuu, yok jemput bidadari." Jinan mulai menjalankan motornya ke rumah Chika.
Tiga puluh menit cukup untuk Jinan sampai di rumah Chika. Ia mengetuk pintu rumah tersebut dan disambut oleh Papa Chika.
Hari Bersamanya
Start from the beginning