.: dua puluh empat :.

Start from the beginning
                                    

Dengan ponsel yang masih tertempel di telinga kirinya, gadis itu mengadahkan kepala menatap langit di atasnya. Sepertinya sebentar lagi hujan, langitnya sudah agak mendung.

"Hati-hati di jalan! Nanti kalo ada apa-apa langsung telpon Mama ya?" Kata Mama di sebrang sana.

"Iya ih. Ara bukan anak kecil lagi tau!" Kini gadis itu menghentikan langkahnya dan memasang wajah kesal. Di sebrang sana Mama terkekeh geli.

"Tapi buat Mama kamu masih anak kecil hihi"

"Udah ah Mah! Keburu hujan nih. Bye Mam!!" Lalu Ara langsung mematikan sambungan tanpa menunggu persetujuan Mama.

Tadi setelah pulang sekolah Ara pergi sebentar ke drug store untuk beli make up, kebetulan ada beberapa yang sudah habis jadi harus beli lagi. Ara juga beli beberapa lip product untuk menambah koleksinya.

Setelah selesai dengan acara telepon nya dengan Mama, Ara buru-buru pergi karena mulai gerimis. Setidaknya Ara berteduh di minimart dan membeli payung agar tidak kehujanan saat pulang. Antisipasi jika hujan tidak kunjung reda nantinya.

Ah ya, masalah "anaknya" yang di hancurkan Hyunjin waktu itu sudah di ganti kok. Bahkan Hyunjin membeli 5 sekaligus dengan warna yang serupa namun tidak sama. Karena cowok itu tidak tau mana yang lebih spesifik sama dengan milik Ara.

Gerimis mulai berubah menjadi hujan, tapi Ara masih saja belum sampai di depan minimart.

Gadis itu menyipitkan mata dengan tangan kanan yang menutupi bagian atas matanya. Harusnya minimart ada tidak jauh dari tempatnya, tapi kenapa tidak kunjung sampai?

Karena tidak ingin make up barunya basah, jadi ia memasukkannya ke dalam tas. Setidaknya meminimalisir kemungkinan basah "anak baru"-nya itu.

Hujan semakin deras, pengelihatan Ara jadi terhalang air hujan. Daripada dirinya semakin basah kuyup, akhirnya Ara memutuskan untuk berteduh di depan salah satu kafe disana.

Benar saja, tidak lama kemudian hujan semakin deras. Bahkan petir juga turut serta membuat Ara sesekali menutup telinganya.

Beberapa orang mulai ikut berteduh juga di sana, membuat tubuhnya semakin terdorong ke belakang sampai ranselnya menabrak kaca kafe itu. Tak apa, setidaknya ia tidak semakin basah.

Sambil menunggu hujan yang tidak kunjung reda, Ara mengedarkan pandangan nya sambil mengetuk-ngetuk ujung sepatunya malas. Lalu berhenti dan melamun, lagi.

Entah kenapa di saat seperti ini wajah Taeyong jadi muncul dipikirannya. Padahal ia sudah berusaha sekeras mungkin untuk melupakan cowok itu tapi tidak bisa, sialan.

Lamunan nya buyar saat melihat dua manusia yang ─dengan tidak santainya ikutan berteduh di kafe itu juga. Sampai membuat beberapa orang di dekat mereka berdecak kesal karena terdorong.

Awalnya gadis itu tidak peduli, tapi entah mengapa matanya memaksa untuk melihat dua orang itu. Kedua mata itu kembali menyipit, mencoba fokus dengan objek yang ada di depannya.

Dan dua orang itu Taeyong dan pacarnya yang sempurna itu. Siapa namanya? Hana? Hanjing? Siapapun itu Ara tidak peduli.

Baru tadi ia bertemu dengan Taeyong dan sekarang mereka bertemu lagi? ada di tempat yang sama lagi!

"Cih, ngapain sih mereka di sini?"

Oh liat bahkan kedua manusia itu dengan tidak tahu dirinya bermesraan di depan khalayak begini.

Apa mereka tidak tahu banyak jomblo bertebaran di sini?!

Taeyong memakaikan jas kerjanya ke cewek itu seperti adegan di drama roman picisan. Dan Hananjing itu berterima kasih sambil mencium pipinya?!!

[✔]My Teacher My Boyfie | Lee TaeyongWhere stories live. Discover now