1. Elemental School (Part I)

48 5 0
                                    

MAIN CHARACTER: VOLT

Waktu demi waktu telah berlalu. Sekarang aku sudah masuk SMA. Setelah aku pindah rumah, kami tinggal atau lebih tepatnya menumpang kepada tetangga kami. Rasa tak enakan kepada keluarga tetangga selalu aku dan ibuku rasakan , jika kami selalu merepotkan mereka. Kami benar benar beruntung , mereka tak pernah sekalipun merasa di repotkan oleh kami. Yahh... Meskipun aku tahu , hal yang sebenarnya. Keluarga tetanggaku memiliki empat anggota keluarga, terdiri dari Tuan Mason, Ibu Lucy , Geary , dan Natalie. Kehidupan mereka begitu harmonis. 

Tak segan segan , mereka membagikan kebahagiaan mereka bersama kami. Seperti contohnya beberapa bulan yang lalu , Tuan Mason mendapatkan tiket liburan untuk 4 orang, kukira Tuan Mason hanya mengajak keluarganya saja. Tapi tidak. Tuan Mason membeli 2 tiket lagi agar kami bisa ikut berlibur bersama mereka.Benar benar tak ku sangka. Kalo boleh jujur, aku belum pernah memiliki pengalaman bersama keluarga sebahagia ini. Saking akrab kami dengan mereka, aku bahkan dianggap anak oleh keluarga Tuan Mason , dan sebaliknya, Geary dan Natalie menganggap Ibu ku jugalah Ibu mereka. Hingga tak terasa kami hendak masuk kuliah. Aku menjalin kehidupan ku yang baru meski tanpa ayah di sisiku.

Sekarang, aku punya dua saudara sekaligus sahabat. Yap, benar. Geary dan Natalie adalah sahabat yang ku punya sekarang. Aku tak tahu apa masih bisa memiliki teman lagi. Secara teknis aku belum pernah memiliki teman dekat sebelumnya. Hal inilah yang sering membuat ku melamun di atas ranjangku dikala tidak ada kerjaan. Sesekali ibu mengecek kondisiku dan bertanya. "Masih terpikir tentang ayah?". Aku tak menjawab , melainkan membuang muka.Bukannya marah, tapi Ibu mengusap rambutku. "Tak apa.. kesedihan itu bagian dari hidup. Tak akan ada namanya kebahagiaan jika tak ada kesedihan. Begitu pula sebaliknya". Perkataan itu terus terngiang di kepalaku. 

Ku dengar langkah ibu menuju ke ranjang tidurnya. Sebagai alasan bahwa aku harus satu kamar dengan ibuku bukan karena aku masih manja dan berada di bawah ketiak ibuku. Hanya saja Tuan Mason hanya punya tiga kamar di rumahnya. Natalie memberikan kamarnya pada kami sementara ia tidur bersama Geary di kamarnya.Kulihat kearah jam dinding. Pukul 9 malam , aku harus tidur. Besok adalah hari yang baru. Aku bertekad untuk memulai kehidupan baruku. Ibu benar. Pikiranku terlalu sempit pada dunia sehingga aku hanya melihat sisi sedihnya saja. Selama aku tinggal di rumah Tuan Mason, mereka berusaha mengembalikan semangat hidup kami.

 Aku sangat beruntung memiliki tetangga seperti mereka. Tak pernah cukup kuucapkan hal itu pada diriku sendiri. Ibu menekan saklar lampu kamar. Dunia mulai gelap. Aku pun terlelap disaat terakhir aku berpikir bahwa besok , aku harus bisa menghadapi dunia yang baru.

-Jam 11:30 malam. Masih di hari yang sama-

"Hey.... psstt"bisik seseorang.
Mataku yang masih sedikit buram melihat sorotan cahaya senter dan pintu kamar kami yang sudah dalam posisi terbuka. Siapa itu? Batinku. Maling?
"Volt!!"bisik suara itu sedikit lebih keras.
Aku pun menoleh kearah kiri dan kanan. Tepat di sebelah kiri ranjang ku. Seseorang menghadapkan mukanya ke arahku dan mengerak gerakkan tubuhku , berharap aku segera bangun dari tidur ku.
"Geary?" Tanyaku perlahan. Sepintas mataku tertuju pada jam. Ini larut malam. Sedang apa dia disini? Apa dia tidak mengantuk. Aku merubah posisiku menjadi duduk. Baru kusadari dibelakangnya , ternyata Natalie sedang berdiri  didepan daun pintu , menoleh ke kanan dan kiri seperti mengawasi keadaan luar kamar.
"Volt, ikut aku yuk... ke Perpustakaan dikota"
"Apa? Malam malam gini?... No.. No way.. Ga mau."Jawabku ketus.

Belum sempat aku menolak Geary lebih lanjut, Geary sudah menarik tanganku lebih dulu."Udah... ayo ikut dulu. Aku pengen tunjukin sesuatu."
"Untuk apa pergi kesana malam-malam?" Tanyaku kebingungan. Aku yang masih setengah sadar , langsung saja diajak berjalan , hingga menuruni tangga, berhubung kamar kami berada di lantai dua. Kami menuju arah Ruang Tamu yang langsung mengarah ke pintu depan rumah.
"Nat... kau jaga kamar selagi kita pergi. Kami akan kembali secepat mungkin."kata Geary pada Natalie. Mereka saling mengacungkan jempol. Mereka membuat rencana. Untuk apa? Mengerjaiku? . Oke stop.... stop berpikir yang enggak-enggak. Aku harus bisa menghadapi hidupku yang baru. Mungkin ini adalah salah satu langkah awalku untuk memulainya.

"Ngapain sih ke Perpus malam-malam? Ntar ketahuan Petugas Perpus. Bisa bisa ortu kita kena denda" kataku sedikit khawatir.
"Sudahlah... aku sudah membuat rencana ini matang matang. Tanpa sepengetahuan kalian yang ada di rumah , setiap malam aku berkeliaran ke kota. Hingga suatu saat aku mencoba menerobos Perpustakaan. Dan aku menemukan sesuatu yang luar biasa." kata Geary meyakinkan ku bahwa takkan terjadi apa-apa.

Ia mnceritakan hal itu sangat menggantung sekali. Aku pun diselimuti rasa penasaran. Apa yang dia temukan di Perpus? Terakhir kali aku ke Perpus bersama ayah. Waktu itu ia ingin mencari artikel tentang Listrik dan sebagainya. 

Kami berjalan menelusuri kota di terpa angin malam yang menusuk. Dingin. Ya , sebentar lagi juga musim salju. Ditengah perjaloanan aku pun bertanya kembail pada Geary. 

" Sudah berapa lama kau seperti ini?"
"Sekitar.......Hm....." Geary berpikir. Mataku sedikit membesar.
"Entahlah.... aku juga lupa. Sebelum kau tinggal bersama kami , aku sudah seperti ini."
"Apa kau pernah tertangkap basah?" tanya ku lagi.
"Hampir.... karena seseorang pernah melihatku berjalan di tengah malam seperti ini , dan dia melaporkannya pada Orang tuaku. Aku hampir saja di hukum saat itu. Tapi aku membuat mereka melupakan hal tersebut dengan memberikan sedikit kabar baik dari sekolah, bahwa Proyek Sains Tahunan ku menduduki juara kedua." kata Geary sambil membusungkan dadanya.

Aku tak perlu terkejut mendengar hal itu. Geary murid yang pintar di sekolah. Meskipun ia lebih tua satu tahun dariku. Otaknya tetap saja encer. Perbincangan terhenti saat kami sadar bahwa kami sudah berada tepat di depan gerbang Perpustakaan.

"Ayo Volt, lewat jendela yang sudah ku siapkan."
Aku takjub mendengarnya. Rencananya benar benar begitu rapi. Saking rapihnya , ia bahkan sudah membuat jalur khusus nya sendiri untuk menerobos keamanan Perpus.

Kami menyelinap melewati semak semak yang sedikit  lebih renggang dari yang lainnya . Sudah kutebak. Geary sudah sering lewat sini. Semua semak semak memiliki jarak dedaunan yang sangat rapat plus berduri. Sementara semak semak yang kami lewati begitu renggang. Geary benar benar pintar. Mirip dengan ayahku. 

Didepan kami sudah terlihat jendela yang engselnya sudah berkarat.
NGGEET!!... Jendela itu berbunyi. Geary bilang bahwa sebelumnya ia sudah menyemprotkan cairan asam pada besi engselnya. Aku hanya bisa menggeleng. Dan akhirnya kami sudah berada tepat di dalam Perpustakaan.

"Ayo ikut aku" kata Geary sambil was was. Kulihat sekeliling. Cahaya Sorot lampu senter penjaga bertebaran seperti lampu sorot pertunjukan. Bedanya , kami tidak akan selamat jika terkena sorot lampu tersebut. Penjagaan Perpus begitu ketat. Kami harus berhati hati. 

Tak lama.....
"Kita sampai!"kata Geary padaku.
Tunggu... apa? Rak buku sejarah? Untuk apa kita kesini?
Aku benar benar tahu sekali bahwa Geary memiliki satu mata pelajaran yang ia benci. Sejarah.
"Sejarah? kau sudah suka sama Sejarah sekarang?" ledekku pada Geary.
"Kau akan lihat..."kata Geary yang langsung meneruskan jalannya.
Sebenarnya apa yang ia ingin tunjukkan? Aku penasaran sekali. Aku melihat ke arah belakang. Cahaya lampu menyoroti barisan rak buku kami. Kami sontak bersembunyi dibawah meja.

Deg Deg Deg.... aku mulai panik. Saat penjaga itu sudah lewat. Kami meneruskan ke rak buku selanjutnya. Baiklah... ini rak buku nomor dua dari barisan buku Sejarah. Aku melihat sebuah gemerlap sinar kecil berjatuhan dari salah satu buku di dalam rak itu.

"Geary? Apa itu?" tanya ku sedikit terkejut
"Itu bukan sebuah Sejarah biasa kawan.... Itu LEGENDA"

-END of Chapter 1 PART I-



You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 27, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The SchoolWhere stories live. Discover now