“Huang Renjun?”
Bahunya tersentak, dadanya berdegup.
Suara ini.
“A-apa kabar?” Renjun menyelipkan anak rambutnya yang usil menuruni kening mulusnya.
“Aku baik,” pemuda itu tersenyum. “Kenalkan, suami—ah, kau sudah mengenalnya, bukan?” Jaemin—pemuda yang menyapa—tertawa renyah.
Renjun tertawa hambar. Tentu, dia mengenal dengan jelas.
Cinta pertamanya.
“Dia kakak kelas kita dulu ... Mark Lee. Suamiku.” Senyuman Jaemin mengembang, ia lalu menarik sesosok pria jangkung yang tadinya tengah mengobrol bersama teman-temannya.
“Eh?” Manik Renjun mengerjap. “Kupikir kau menikah dengan ...”
Kening Jaemin mengerut. “Dengan siapa? Tidakkah kau menerima undanganku?”
Renjun tertawa canggung. Undangan itu diterima, tetapi undangan itu ia sobek hingga tak berbentuk, takut untuk sekadar membaca tinta yang tertoreh.
Mark terkekeh, “Omong-omong, Renjun, Jeno mencarimu.”
***
Hehehe kaget ga
YOU ARE READING
Kisah Cinta Klasik
Fanfictionsequel dari Sepucuk Surat Yang Tak Pernah Dikirim Jaemin yakin bahwa ia telah mencapai happy ending-nya. [NoRenMin]
