🖇💌Hellow Haruto

Start from the beginning
                                    

Aku rasa dia anak yang pintar, terlihat dari wajahnya. Baiklah, aku harus mencoba menjadi temannya agar bisa mencontek tugas,atau mencontek jawaban saat ulangan

"Hai? Kau pria yang sudah sebulan lalu tinggal disebelah apartement ku kan?" Ucapku. Namun ia tidak menjawab sama sekali, bahkan dia juga tidak menoleh sama sekali

Sebelum keluar kelas, Mrs.Irene sempat menyuruh untuk tetap tertib di kelas sembari menunggu guru yang mengajar datang. Namun para siswi lain malah bangkit dari bangku nya dan berbondong-bondong mendatangi Haruto

Oh okeyy, akibatnya aku sedikit tersingkir oleh wanita-wanita yang sedang mengerubungi Haruto itu

"Haruto, kau dari Jepang ya?"

"Wajahmu sangat tampan, kau juga sangat tinggi. Apa orang Jepang memang setinggi ini?"

"Boleh aku meminta nomor ponsel mu? Aku akan mengundang mu ke grup kelas kita. Sekarang kau bagian dari kelas ini"

Begitulah kata-kata yang teman sekelasku ucapkan pada Haruto

Aku tertawa dalam hati "silahkan berbicara kepadanya sampai mulut kalian berbusa, karena ia tidak akan mau menjawab ucapan kalian" ucapku dari belakang.

Teman-teman ku langsung menoleh kearah ku.

"Itu nomor ponselku" ucapan itu membuatku terkejut. Mengapa Haruto mau memberikan nomor ponselnya? Sementara aku yang sejak sebulan lalu bertanya siapa namanya saja tidak pernah mau ia beri tau.

Mungkin jika ia tidak bersekolah disini, pasti aku tidak akan pernah mengetahui nama nya meskipun ia sudah tinggal bertahun-tahun di sebelah apartementku.

"Terimakasih Haruto, aku akan segera mengundang mu untuk bergabung di grup kelas kita"

"Kenapa kalian tidak duduk di bangku kalian masing-masing?" Kim Ssaem akhirnya datang dan siswi yang mengrubungi Haruto langsung berlari serabutan menuju bangku mereka masing-masing.

Aku menggeser bangku ku ketempat semula karena gara-gara mereka datang ke bangku Haruto, aku harus tersingkir sedikit mundur kebelakang

"Kau murid baru yang bernama Haruto itu ya?" Tanya Kim Ssaem kepada Haruto dan pria itu menganggukkan kepalanya

"Baiklah, mari kita lanjutkan pelajaran fisika bab 3" ucap Kim Ssaem

"Aku benci ini! Aku sangat membenci pelajaran yang berhubungan dengan angka! Tetapi sejujurnya aku membenci semua pelajaran"

Aku menghela nafas kasar dan mengambil buku ku dari tas. Menaruhnya dengan sedikit kasar diatas meja hingga mengeluarkan suara gebrakan ditengah kelas yang sedang tertib

"Kenapa kau membanting bukumu seperti itu?"

Hahhhh matilah aku sekarang. Kim Ssaem pasti akan menghukum ku karena ia memang guru yang sangat sensitif. Dan kenapa juga aku melakukan hal bodoh seperti tadi!?

Kim Ssaem menghampiri ku "kenapa kau membanting bukumu seperti tadi? Apa kau tidak ikhlas mengikuti pelajaran saya?"

Bibirku langsung kelu tidak mampu menjawab ucapan Kim Ssaem

"Ada dua pilihan, kau boleh keluar dan duduk di depan kelas selama waktu jam pelajaran saya atau kau mengerjakan soal yang saya berikan di papan. Pertama atau kedua?" Tanya Kim Ssaem

Aku berfikir sejenak, sebenarnya aku memilih duduk saja di depan kelas dan tidak mengikuti pelajaran menjengkelkan ini karena jika aku memilih untuk menjawab pertanyaan yang di berikan Kim Ssaem, maka aku tidak akan bisa menjawabnya hingga berjam-jam

Tapi aku ingat, hari ini adalah jadwal pelajaran olahraga anak kelas sebelah dan yang pastinya 'si dia' sedang berada di luar kelas sekarang. Jika ia melihat ku dihukum diluar maka hancurlah image ku dimatanya, jadi aku memilih pilihan kedua untuk menjawab soal yang diberikan Kim Ssaem.

Aku menggaruk belakang kepalaku yang tidak gatal saat melihat soal yang Kim Ssaem tulis dipapan.

"Kerjakan" perintah Kim Ssaem

Aku menerima spidol yang Kim Ssaem berikan. Oh tidak! Tuhan kumohon bantu aku, setidaknya buatlah agar arwah Albert Einstein masuk ketubuh ku karena aku yakin dalam satu menit pasti soal ini dapat terselesaikan karena ia adalah seorang ilmuwan fisika

"Kenapa tidak kunjung menjawab?" Suara Kim Ssaem membuyarkan lamunanku yang sedang berandai-andai jika arwah Albert Einstein merasuki tubuhku ku.

Aku langsung menggeleng pelan "aku tidak bisa menjawab soal ini Ssaem" ucapku pasrah

"Kau boleh duduk jika ada salah satu teman yang membantumu untuk menjawab. Tapi jika tidak maka kau akan berdiri disini. Cepat minta bantuan temanmu" ucap Kim Ssaem

Aku langsung membalikkan tubuhku menghadap teman-teman "a-ada yang mau membantu untuk menjawab soal itu?" Tanya ku kepada semua teman-teman yang ada di kelas

Hening. Semua terdiam dan aku bertanya sekali lagi "kalian tidak ada yang mau membantuku sama sekali?"

Mereka tetap diam. Tidak ada yang mau mengangkat tangan untuk membantuku

Baiklah, aku kembali menghadap Kim Ssaem "tidak ada yang mau membantuku"

"Berdiri disana" Kim Ssaem menunjuk kearah samping papan tulis dan aku segera menuju ke tempat itu.

"Aku yang akan mengerjakan soalnya"

Aku langsung mengangkat wajahku untuk melihat siapa pemilik suara itu.

To Be Continue
6 Mei 2020

『ABOUT HARUTO』Where stories live. Discover now