The END? #33

178 13 3
                                    

Jika aku melewati garis itu, tidak apa-apa kan? Benar. Karena semua pasti, baik-baik saja.

Ya, aku telah memantapkan tekadku bahkan ketika kaki kiriku telah menginjak garis dan setengah tubuhku telah melewati batas-

"Tunggu."

Aku terkejut, menoleh. "Si, sia-pa?" di alam seperti ini, memang ada orang selain diriku?

"Kenapa kau melewati garisnya?"

"Siapa di sana?" kataku, tak menghiraukan pertanyannya dan malah balik bertanya. Belum menemukan wujudnya.

"Kau tak perlu tahu. Jawab dulu pertanyaanku. Kenapa kau melewati garisnya?"

Aku meneguk ludah. Pertanyaan macam apa itu? "Tentu saja aku harus pergi. Karena sudah waktunya untuk mengakhiri ini."

Suara itu terkekeh, terkesan meledek. "Kau bahkan tak menjawab dengan benar. Yang kuminta adalah alasan yang jelas dari hatimu sendiri."

Hatiku?

"Jangan pergi." ucap suara itu.

"Kenapa?"

"Kurasa tak perlu bertanya pun, kau sudah tahu alasannya."

Aku mengernyit, tak mengerti.

"Apa kau sungguh-sungguh ingin meninggalkannya?"

"Hah?"

"Dia masih membutuhkanmu. Chika-chan memerlukanmu untuk tetap berada di sisinya."

Aku menunduk, baru paham maksudnya. "Itu-" ucapanku terputus. Tubuhku dengan sendirinya terjatuh. Kepalaku terasa berat, dan kakiku serasa mati rasa. Tubuhku terasa panas tak tertahankan.

"Hmm.. efeknya sudah muncul rupanya."

"Apanya?" tanyaku sambil menahan sakit.

"Yah, kau tahu sendiri apa yang terjadi jika kita melewati garis itu, artinya, kita mati, baik secara raga maupun ruh. Dan setengah tubuhmu sebenarnya sudah melewatinya, jadi..." terdengar suara helaan nafas. "Sepertinya tubuh aslimu di sana akan mengalami masa kritis, antara hidup dan mati."

"Apa?"

*****

Chika dan teman-teman baru saja akan membuka pintu untuk meninggalkan ruangan-

"Uh.."

Semua berbalik.

"Ukh.."

"Y, You-chan?!" Chika bergegas kembali mendekati ranjang.

Secara aneh, tangan You bergerak perlahan, dan bibirnya bergerak, mengeluarkan suara.

Awalnya semua mengira akan pertanda baik. Tapi semakin lama, suaranya seolah meraung kesakitan dan makin jelas.

"Uh..! Uh!"

"Panggil dokter!" perintah Kanan. Riko yang paling dekat dengan tombol, segera menekannya.

Ibu You yang baru saja kembali dari toilet terkejut bukan main. Kamar itu dipenuhi orang-orang yang terus meneriaki nama anaknya.

Dokter pria berkacamata yang biasa menangani segera datang. "Permisi, permisi.." mengecek denyut nadi pergelangan tangan You. Ekspresinya seketika menegang. "Suster! Suster! Kemari!"

Dengan begitu, tiga orang suster menghampiri, dan suara You makin terdengar sakit. "Ukh! Uh..! Uh!" tangannya juga terus bergerak-gerak tidak jelas.

"Maaf, bisa tolong keluar?" kata salah seorang suster. Mau tak mau, mereka terpaksa melangkah keluar pintu. Seluruh jendela dan kaca ruangan ditutupi tirai, menandakan serius.

Beautiful Ship: Chika X YouOn viuen les histories. Descobreix ara