“Ha?” Zax menoleh saat suara temannya itu sedikit mengeras. Mike menatap wajah Zax yang pucat, pasti itu akibat begadang semalaman demi membaca komik.

Mike hafal kebiasaan Zax meski lelaki pendiam itu sangat jarang sekali bercerita tentang dirinya.

“Kau pucat Zax,” Mike menghentikkan langkahnya, “Kau yakin bisa pulang sendiri?” semakin lama Zax berjalan semakin gontai.
Badannya limbung dan menyender pada dinding yang bercat putih.

Mike tersenyum kecil, “Yep, kau tidak bisa.” Mike membantu Zax berjalan sampai ke parkiran belakang sekolah.

Zax memarkir mobil sedan warna hitam milik ayahnya di parkiran belakang sekolah, ia janji ke orangtuanya hanya hari ini ia memakainya. “Oke, aku yang menyetir!” Mike mengambil alih kemudi mobil sementara Zax duduk dibelakang.

“Kau bisa?” tanya Zax lemah, “Jangan remehkan anak skateboard jalanan, ya!” Mike menoleh kebelakang, “Gini-gini aku sering jadi supir sekolahan, lho!” pamer Mike.
Mesin mobil dinyalakan, Mike mengecilkan temperatur AC agar Zax tidak semakin mual. Setelah mobil keluar dari sekolah, Mike langsung menuju perumahan Zax di komplek.

Berbeda dengan Zax, Mike itu hanyalah lelaki sederhana yang bahagia dengan hidupnya. Ibunya hanya ibu rumah tangga biasa, namun di mata Mike sangat luar biasa. Ayahnya seorang penjual sepatu, tetapi kadang serabutan juga. Sementara Mike memanfaatkan kepintarannya untuk memperoleh uang, misalnya temannya minta contekan atau pr ke Mike. Lelaki itu dengan senang hati akan membantu, namun kadang juga mengatakan suatu candaan seperti, “ilmu itu gak gratis, lho!” yang membuat teman-temannya terbahak dan mentraktir Mike apa saja. Kadang keadaan ekonomi di keluarga Mike naik turun dan saat benar-benar anjlok, Zax beserta temannya yang lain akan segera membantunya dengan ikhlas. Meskipun sifat Zax sangat serius dan kalem, tapi dia juga masih berperasaan.

“SAMPE, WOY!!” Mike berteriak iseng. Suaranya membuat telinga Zax berdenging dan membuat ekspresi Zax semakin lelah. Mike hanya tertawa usil sambil memasukkan mobil ke dalam garasi rumah Zax. Mike segera keluar dari mobil dan membukakan pintu mobil untuk Zax, lalu membungkuk sopan, “Semoga anda menikmati perjalanan kali ini, Yang Mulia.” Zax tersenyum kecil akan tingkah konyol Mike.

Setelah beberapa lama mengobrol di teras depan, Mike izin untuk pamit. “Mau pinjam sepeda milikku?” Zax menawarkan kendaraan untuk Mike, namun bocah periang itu menggelengkan kepala sambil mengangkat papan skateboard favoritnya tinggi-tinggi, “Thanks, tapi aku sudah punya kendaraanku sendiri.” Mike berjalan keluar rumah Zax dan pulang sambil menaiki skateboardnya. Zax mengangguk dan masuk kedalam rumahnya, kepalanya sudah tidak terlalu pusing sekarang.
Zax langsung mengganti seragamnya dengan baju santai dan memulai kegiatan di rumahnya.

Kini Zax sedang bersantai di kamar sambil membaca komik series kesukaannya yaitu ‘Dulu, Sekarang, dan Nanti’. Ia duduk menggelosor di lantai kamarnya, sesekali kasurnya menjadi senderan untuk punggungnya agar tidak pegal dengan posisi duduknya. Entah itu setiap pulang sekolah, sebelum les atau liburan, tapi yang pasti kegiatan menyenangkan ini selalu ditekuni Zax.

Itu adalah komik berseri paling panjang yang Zax punya, ia sangat suka membaca komik tersebut. Semua komik Zax selalu berakhir di jumlah seri yang sama, misalnya seri lima atau sepuluh, tapi di komik ini seri nya saangat banyak. Komik ini sudah terbit sejak Zax masih kelas satu SD. Zax membacanya saat ia baru awal memasuki kelas tiga SD.

Di dalam komik tersebut menceritakan tentang seorang penjelajah waktu yang hiperaktif dan ambisius dalam menjelajahi waktu dan tempat, lalu beradaptasi dengan sekitar dan mempelajari banyak hal yang baru. Zax suka sekali membaca komik ini. Ia sangat termotivasi dengan karakter utamanya yang selalu berjuang untuk beradaptasi di setiap tempat yang ia datangi. Lalu karakter itu akan dengan bersusah payah mempelajari segala hal di sekitarnya.

Hari ini Zax pulang lebih awal dikarenakan para guru sedang rapat. Sudah berapa jam Zax membaca komik itu. Jangan salah, tidak seperti komik lain. Yang ini komik seri terpanjang dan paling tebal di antara komik Zax yang lain. Zax juga membaca komik tersebut dengan penuh penghayatan agar bisa merasakan petualangan seperti yang ada dalam komiknya.

Zax merogoh ke dalam bungkus keripik kentangnya, namun zonk. Ia menghela nafas dan pergi keluar kamar untuk membuang sampah, meninggalkan komiknya dalam posisi ditelungkupkan, sementara setengah halamannya terbuka. Itu adalah cara yang bagus untuk merusak buku.

Zax meninggalkan komik kesukaannya di kasur untuk membuang sampah, sekalian mengambil segelas air minum. Tenggorokannya sangat kering, ia baru sadar ketika kerongkongannya sakit.

Saat ia kembali ke kamar dengan segelas air minum di tangannya, ia terdiam. Mencoba untuk kuat, tapi ia tak bisa. Kakinya gemetar tanpa diminta, Zax yakin pasti otaknya sedang membuat proyeksi halu dan ditampilkan dalam bentuk hologram murni.

Bagaimana bisa? Ada apa ini?
Zax cengo sebab ia menemukan sosok yang tak terlalu asing di dalam kamarnya. Sosok tersebut sungguh familiar. Sosok itu berada di atas kasur Zax, duduk bersila sambil membaca buku komik yang sempat ditinggalkan, membaca komik dengan wajah takjub.

Rambut itu..

Pakaian itu..

Semua aksesoris itu…

Dia  kenal itu… sosok itu sangat familiar…

Dia adalah…

“Apa masih ada seri kelanjutannya?” tanya lelaki bersurai merah tersebut















Hola minna!! Hehehe maaf aku ndak lanjut book yang lain2.

Aku masih sayang and tjintah creepypasta kok, cuma ya aku lagi dapet ide begini, so semoga kalian terima Happy reading(。・ω・。)ノ♡

Bish Lasagna.

Awthor keceh tercinta~

BlackKiller402 (づ ̄ ³ ̄)づ

Every Now & ThenWhere stories live. Discover now