16.|Yas or Nah?

34 6 4
                                    

Setelah liputan, Shanice dan Agung menaruh alat-alat mereka di tenda Agung. "Kamera kecilnya gue bawa Shan." Shanice langsung memberi kamera DSLR itu pada Agung.

"Udah kan? Yuk gabung sama mereka." Mereka berdua pun keluar dan berjalan ke lapangan tempat para anggota yang lain berkumpul.

Sebenarnya bukan lapangan sih. Seperti halaman namun cukup luas. Di sana api unggun sudah dinyalakan dan sudah banyak yang berkumpul.

"Hey guys can you help me?" Tiba-tiba Matthew menghampiri mereka berdua.

"Yeah sure. What is it??" Tanya Shanice.

"Can you get extra butter in the logistics room?? I have to take care of something, Please."

"Oh okay, I'll take it for you."

"Thanks guys!" Ucap Matthew dan segera berlalu meninggalkan mereka berdua. Matthew nampak sangat buru-buru saat itu.

"Gue aja deh Mas." Kata Shanice menawarkan diri.

"Ya udah deh. Nah, rombongan Didi duduk ga jauh dari ruang logistik tuh. Keliatan kan??" Tanya Agung sembari menunjuk Didi menggunakan dagunya.

"Iya iya, nanti gue nyusul." Agung mengangguk.

Ketika memasuki ruang logistik, Shanice kebingungan bukan main karena di sana sangat penuh rak-rak dan barang-barang. Shanice mendapati Sersan Louis yang sedang jongkok mencari sesuatu.

"Excuse me, Sergeant." Ucap Shanice.

Sersan Louis mendongak untuk mengetuai apa yang memanggilnya. "Oh Shanice why?" Tanya Sersan Louis sambil berusaha bangkit.

"Captain Matthew asked me to get some butter. Do you know where that is??" Sersan Louis langsung berjalan tanpa berbicara dengan Shanice. Wanita itu hanya mengikutinya dari belakang.

"Gosh where is that damn butter." Gumam Sersan Louis sembari meraba beberapa rak.

"Maybe I can help you." Shanice segera membantu Sersan Louis mencari butter itu di rak sebelahnya.

Saat sibuk mencari butter, Shanice mendengar suara dorongan pintu dan orang yang mengobrol. Ketika wanita itu memastikan siapa yang datang, perasaannya semakin panas dan ingin cepat-cepat keluar dari tempat itu.

Siapa lagi kalau bukan Ava dan Dylan? Kedua orang itu terlihat bahagia. Dylan tertawa begitu pula dengan Ava yang berada di sebelah kanan Dylan. "Oh come on." Gumam Shanice.

"Shanice you find it?" Tanya Sersan Louis yang membuyarkan lamunan Shanice.

"Sorry I don't find it."

"Here it is!" Ucap Sersan Louis sembari memberikan dua buah butter ukuran besar itu.

"Okay thanks. Btw Louis, am I disturb you?"

"No it's okay." Jawab Sersan Louis. Sebenarnya Shanice tidak enak dengan lelaki itu karena Ia sudah mengganggu pekerjannya.

"Alright I have to go. Capt Matthew need this damn butter." Ucap Shanice sembari tertawa karena menyinggung gumaman Sersan Louis. Sementara lelaki itu hanya menggeleng.

Ketika sudah mendekati pintu keluar, tiba-tiba saja Matthew datang dan mengambil butter yang Shanice pegang. "Where have you been Shanice."

"Oh my God I'm sorry Matthew. That was hidden." Ucap Shanice mencoba menjelaskan.

"It's fine it's fine." Matthew langsung bergegas keluar. Sementara Shanice baru sadar kalau dari tadi Ia diperhatikan oleh Dylan dan Ava.

Anjirlah harus apa ketemu dua orang ini? Dalam satu hari tiep ketemu keknya bahagia bener. Batin Shanice yang saat itu menatap Dylan dengan sangat tajam.

Risk It All // Dylan O'Brien [COMPLETE]Where stories live. Discover now