1

15 0 0
                                    

Ia menatap langit malam sambil menghela nafas berat, suatu kebiasaan yang sering ia lakukan saat sedang banyak fikiran. Tak ingin diusik siapapun, ia menjadikan atap rumahnya sebagai tempat menenangkan diri, ia hanya ingin tenang dan larut bersama fikiran fikiran yang saat ini menguasai dirinya sedari tadi.

"Ginnn, turun kamu. Dari tadi mama cariin dimana mana ga ada, kebiasaan banget naik kesitu. Emang nya disitu ada apaan? Pangeran jatuh dari langit?"

Mama nya yang berada di depan rumah sedang berteriak menyuruhnya turun. Tapi ia tak bergerak sedikit pun dari tempatnya, rasanya sudah terlalu nyaman berbaring di sana sambil menikmati angin malam dan langit yang sedang ramai ramainya karena keberadaan bintang.

"Ginaaaaa kamu denger mama ga sih? Sejak kapan kamu jadi budeg kayak gini" lagi, mamanya berteriak menyuruhnya turun tapi yang di panggil sedari tadi malah menulikan pendengarannya.

"Ohh oke oke kalau kamu ga mau turun,  siap siap aja besok buat home schooling. Jangan harap lagi mama bakal bantu kamu buat bujukin papa supaya mau ngebiarin kamu tetep lanjut di sekolah kamu itu" jika tak di ancam, mamanya yakin anaknya ini tak akan turun.

Hanya dalam sekejap, orang yang sejak tadi berada di atap rumahnya itu pun melompat turun membuat sang mama yang melihatnya benar benar panik.

Apa pantas disebut anak perempuan?  Bila kebiasaannya adalah memanjat, berantem, dan terkadang ikut balapan!!

"Iya maa ini udah turun, mama cantik deh ah  " berubah 100% kepribadiannya kalau sudah di ancam mengenai sekolahnya .

Ya, rencana papanya akan menyuruhnya home schooling saja. Bukan tanpa alasan, ini papanya lakukan lantaran agar anaknya yang satu ini tidak lagi berulah. Bukan karena anaknya ini nakal atau salah pergaulan, gina terkadang keluar masuk BK hanya karena telah menghajar beberapa siswa. Siswa yang berlaku seenaknya, siswa yang sering merendahkan dan membully, juga siswa yang berlagak sok kuasa hanya karena apa yang dimilikinya.

"Harusnya sebelum mama ancem kamu itu turun, apa apa di ancem dulu baru denger. Lagian kamu emang ga ada tempat lain apa buat nongkrong gitu, kamu itu anak cewek ga sepantasnya dong manjat2 kayak gitu , entar kalau kamu jatuh gimana? Suka banget bikin mama jantungan" omel mamanya .

Ia kemudian mencium pipi mamanya kemudian berlari masuk ke dalam kamarnya.

Kamar yang di dominasi warna abu abu ini memang selalu bisa membuatnya nyaman berada di dalam.

Akhirnya, ia pun mencoba tidur agar bisa sedikit tenang.

Berharap besok ia masih dapat melihat teman teman sekolah nya.

Berharap besok papanya mengabulkan permintaannya untuk tetap lanjut bersekolah di tempat yang sama.

Perlahan ia pun tertidur dan tenggelam ke alam mimpinya.

•••

05:30
Di pagi pagi buta ia terbangun, sengaja katanya agar perubahan sikap nya itu bisa dilihat oleh orang tuanya.

Sebelum di ancam akan dikeluarkan di sekolah nya dan akan home schooling saja ia tak pernah bangun secepat ini.

Bangun pada jam 06:30 sudah menjadi hal yang biasa baginya.

Padahal pembelajaran di kelas nya saja di mulai pada jam 07:00.

Ia kemudian bergegas ke kamar mandi sebelum turun menemui orang tuanya.

•••

Setelah selesai dengan seragam sekolah nya yang di padukan dengan jaket berwarna hitam dan rambut panjang yang diikat biasa, Ia kemudian mengambil tas nya dan bergegas turun menemui orang tuanya di meja makan.

NOW OR NEVERWhere stories live. Discover now