6

33 9 75
                                    

Don't forget to smile yash.
Btw kenapa good to me ya???


















Disini ada  perubahan nama cast ya =
Windy : Winday
Pibu : Zia
Chey : Nanad/Hanin

 







“Candani, makan gih woi.” Gusti menggedor-gedor kamar Junho yang sedari tadi tidak menunjukkan kehidupan disana. Eh, maksudnya gaada tanda-tanda si Candani gitu lo hehe.

Dengan perasaan penasaran yang mendalam Gusti mengambil kunci pintu yang menyambungkan kamarnya dengan kamar Junho.

Iya, kamar Gusti dan kamar Junho adalah connecting room yang artinya ada pintu yang menyatukan kedua kamar mereka, yang memegang hanya Gusti karena kalau Junho bahaya. Anak itu suka bolak-balik ke kamar orang soalnya.

Selepasnya berurusan dengan membuka pintu Gusti segera masuk kedalam kamar Junho, kamar bernuansa putih ini terasa suram. Disudut kamar Gusti dapat melihat ada Junho yang sedang terisak sedih, ga biasanya Junho nangis begini.

“Eh Jun kenapa lu?” Dengan cepat Gusti berjalan menuju Junho yang sekarang matanya sudah tertutupi dengan rambutnya yang cukup panjang itu.

“Gue salah Gus, salah.” Junho tiba-tiba saja memeluk kembarannya ini dengan cukup kuat membuat Gusti sedikit kesulitan dalam bernafas.

“Hey salah gimana?” Gusti berusaha memunculkan kepalanya dari pelukan Junho.

“Hubungan gue sama Keke, kayaknya gabakal bertahan.” Junho tiba-tiba saja melepaskan pelukannya dan menghapus air matanya.

“Udah ah gue mau makan dulu.”

Tiba-tiba saja Junho memasuki kamar mandi dan mencuci wajahnya, tak lupa menggunakan kacamatanya untuk keluar dari kamar agar mama, papa, serat Aak Khilal ga curiga dengan matanya yang bengkak.

“Ini kenapa orang-orang yang disekitar gue pada aneh bin blangsakan si?” Gusti menutup kembali pintu connecting room dan mengganti pakaiannya dengan piyama tidur.

Ting!

 
Saat sedang bertelfon dengan Winday, pembicaraan terhenti akibat pesan yang dikirimkan oleh seseorang.

Kak Donghee

|Gusti? Udah lama ya
|Apakabar?




“Jadi kak Donghee ngechat lagi? Kalian putus pas kelas 11 kan?” Winday dengan semangat membuka handphone Gusti yang sedari tadi menjadi rebutan anatar Zia dan Regie.

“Iya, tadi malem lanjut kabar-kabaran, dia balik ke Indo minggu.” Gusti menjawab dengan santay sekali dong ini, tanpa ada beban gitu dihati kalo balikkan chat bareng mantan.

“Ooh balik dari London?” Nanad membuka suaranya seraya bergantian dengan Winday untuk memainkan handphone Gusti.

 

“Eh Win, tar hp gue bawak aja ya ke kelas.” Gusti berdiri untuk membayar gorengan yang tadi ia beli, selalu Gusti mah makan dulu baru bayar utung budenya ga galak.

“Lu mau kemana?” Regie menahan tangan Gusti dengan tatapan yang aneh.

“Toilet.” Gusti melepaskan tangan Regie dari dirinya.

 







✨✨✨

Ineffable | HyuningkaiWo Geschichten leben. Entdecke jetzt