2

56 12 50
                                    

So let's start the sec chapt with smile fellas~


















Sesampainya dikelas Gusti disuguhi dengan mejanya yang sudah menjadi tempat berkumpulnya teman sekelasnya yang laknatnya.

“Awas kagak lu semua.” Ucapnya sinis dengan suara yang pelan membuat teman-temannya diam tak berkutik dan pergi menuju tempat masing-masing.

“Yaallah Gus, senyum napa senyum.”

Ya inilah Gusti, bersama dengan sobat karibnya serta keluarga ia akan menampilkan sifat gilanya sedangkan bersama orang yang tidak terlalu dekat dengannya ia akan menampilkan sifatnya yang lain, jutek dan sinis…

“Gusti!” Gusti yang tadi mukanya sinis mendadak berubah melihat temennya yang sedang melambaikan tangannya kepada dirinya.

“Eh lu Ke.” Ucapnya sembari mengambil topi dan menghampiri Keke yang menunggunya didepan kelas. Aneh ya padahal sekelas tapi masih saling menghampiri, hadeh.

 

“Mana si—,” Ucapan Keke dipotong oleh Gusti yang meletakkan topinya didepan muka Keke, “Telat paling, tadi gue perginya bareng Abang pertama gue.”

“Gus gue mau nanya.” Keke menahan Gusti yang sudah melakukan ‘ritual’ dengan Ryujin dan Seoyeon yang sudah berada dilapangan, sedangkan Dila, Windy, Regie yang melihat Gusti seperti itu hanya bisa menggelengkan kepalanya.



“Mau nanya apa Ke?” Gusti membalikkan badannya menghadap Keke yang menunduk.

“Nanti ajadeh, udah mau mulai upacaranya.” Keke berjalan mendahului Gusti yang membuat Gusti memikirkan sesuatu.

 





“Eh Junho mana?”

“BUSET KAGET GUE!” Gusti dengan otomatis memukul orang yang ada dibelakangnya dengan topi yang Ia pegang.

“Ga Junho ga kembarannya, sama-sama ganas anjir.”

“Eh Kai sorry gue kira siapa tadi.” Gusti hanya tertawa melihat perbuatannya sendiri.

“Sanggup ketawa? Gaada niat bantuin?.” Ucap Aryan Kamal Abhipraya biasa dipanggil Kai, entah datang dari mana Kai itu…

“Ah cupuuu.” Ucap Gusti sembari membantu Kai berdiri.

Setelah itu dengan kekuatan seribu Kai mendorong Gusti cukup kuat sehingga membuat Gusti cukup terlonjak kaget.

 



“AWAS LU KAMALUDIN!!!”

Untung saja dengan cepat Keke dan Regie menahan Gusti untuk tidak berlari menuju Kai yang sekarang sudah cekikikan dengan teman kelasnya ditengah lapangan upacara.

“Udah ah yok buruan udah mau dimulai itu upacaranya.” Keke menarik Gusti untuk berbaris dibarisan kelasnya.

 




 ✨✨✨

 






“Permisi ada Keke nya?”

Ucap seorang cowok yang sedang berdiri didepan kelas dengan menggunakan hoodie hitamnya.

 


Keke pun dengan inisiatif menghampiri cowok yang mencarinya tadi dan menariknya cukup jauh dari kelas.

 

Gusti yang sedang tidak fokus tidak menyadari handphonenya yang sedari tadi berbunyi tanda ada panggilan masuk.

 


“Mau gue yang banting apa lu Gi?” Windy membisikkan kalimat tersebut didepan wajah Gusti.

“Keknya gue aja deh Win, daritadi berisik banget heran!!!” Regie menarik telinga Gusti cukup kuat membuat yang empunya telinga hanya bisa meringis kesakitan.

“Adohhh sakit, kenap—,” Windy menunjukkan handphone Gusti yang sedari tadi berbunyi. “Eh hehe bentar ya.” Gusti berjalan keluar kelas dan mengangkat panggilan tersebut.

 


Tertampang dengan besar nama dari saudara Junho yang menelepon Gusti.

 



JUN TOMANG




Daritadi juga gue telponin, abis ngapain lu? Nyuci piring kantin?!

Apasi anyink emosi mulu lu

Kenapa tadi gue ditinggal?! Gue jadi dihukum nih dilapangan

Ya mampus daripada gue telat bareng lu, lagian mama juga udah berulang kali bangunin lu. Lu nya aja yang kebo

Ha masa?

Geblek emang, yaiya la yakali gue boong

Ahh intinya lu harus ganti rugi kecapean gue ini.

Bip!

 


Telepon dimatikan sepihak oleh saudara Junho terhormat membuat saudari Gusti melontarkan beberapa umpatan yang memanjakan telinga.

 

Tbc.

Tbc

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Ineffable | HyuningkaiWhere stories live. Discover now