3

63 13 61
                                    

Welcome back in here fellas~












"SUMPAH YA LU JUNHO KALO BUKAN KEMBARAN GUE UDAH GUE LIPAT TERUS MASUKIN KOPER" Gusti hampir saja membanting handphone miliknya

Tetapi berkat dua pasang mata yang seketika melirik kearahnya membuatnya mengurungi niatnya tersebut.

"Anggap gue gaada aja hehe." Gusti langsung membalikkan badannya dan berjalan masuk kedalam kelas.


"Yaudah gue masuk dulu." Keke mengikuti Gusti dengan membalikkan badannya juga, "Chance?" ucap si cowok sembari menahan tangan Keke.

Keke hanya membalasnya dengan senyum tipis yang entah apa maksudnya.





✨✨




"Makan apaan lu pada?" Dila mendatangi meja Gusti yang sudah berisi Regie, Windy, Keke, Chaey, dan Pibu.

"Kepo." Jawab Chaey singkat dengan mengetuk-ngetuk jari tangannya ke meja kantin.

"Anyink salah aja gue sama lu." Dila mendudukkan dirinya didepan Gusti yang sedang menatap lapangan basket dengan tatapan benci.

"Mata kenapa itu mata?!" Windy menepuk pipi Gusti dengan pelan cukup membuat Gusti mengumpat didalam hati.

"Berisik ah." Gusti menepuk balik pipi Windy.

"Calis mana?" Tanya Keke sembari mengetikkan sesuatu di hp nya tanpa melihat kearah teman-temannya.

"Piket si tadi, nanti nyusul katanya." Jawab Regie sembari bermain uno di hp Pibu.



"SAMLEKOM SEMUAHHH." Ryujin memunculkan dirinya sembari mengapit speaker dan menggunakan celana olahraga.

"Yaallah Jin ngangetin anyink." Dila hampir saja loncat dari kursi kantin sembari memegang lengan Gusti.

"Salam tu yang bener napa Jin." Windy menegor Ryujin, "Hehe ulang nih, ASSALAMUALAIKUM!!!" Ryujin sedikit teriak, ralat Bungan sedikit tetapi emang menggelegar. Salam Ryujin pun dijawab dengan, "WAALAIKUMSALAM" yang tak kalah besar

"Hehe, gue pinjem Gustinya ya ada yang mau dibahas duls. Btw, Ke ni titipan dari Candani." Ryujin memberikan sekantong yang sudah bisa dipastikan isinya adalah cemilan kesukaan Keke, biasa pasti abis marahan baikkan mah pake cemilan pasti.



"Mau bahas apaan Jin?" Tanya Gusti kepada Ryujin setelah mereka berdua meninggalkan daerah kantin dengan Ryujin yang sedari tadi menggeleyot dilengan Gusti tanpa berpindah sedikit pun.

Bisa dilihat dengan cara Ryujin begini sudah pasti ada masalah dengan pacarnya, Haechan.

"Haechan lagi?" Akhirnya Gusti melepaskan genggaman Ryujin kepadanya dan dengan sesegera mungkin menelpon Seoyeon.


YEONYEON

Yeon dimana? Gue sama Ryujin didepan ruang seni, kesini dah buruan

Iyaiya tar gue keluar dulu dari ruang basket

Bip!



"Kalo lu nangis gue tinggal disini." Gusti menatap Ryujin dengan sini tetapi senyum, sangat persis seperti psycho.

"Iya ganangis gue ngga." Ryujin mengubah ekspresinya menjadi senyum sumringah saat melihat ekspresi yang diberikan oleh Gusti.




Ineffable | HyuningkaiHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin