01

2.9K 324 54
                                    

"Snape, apa kau sudah menemukan Harry?" ucap seorang pria tua dengan rambut panjang dan jenggot panjang berwarna putih, matanya menatap Snape dari balik kacamata yang ia pakai.

Snape yang mendengar apa yang pria tua itu tanyakan hanya memandang balik dengan ekspresi datar andalannya. Mengeleng pelan sebagai tanda bahwa ia belum menemukan orang yang dimaksud oleh pria tua itu.

"Mungkin bocah itu telah mati," seseorang tiba-tiba memasuki ruangan yang penuh dengan buku.

"Apa maksudmu Malfoy," ucap Albus Dumbledore -pria tua itu.

"Tidak bermaksud apapun, hanya memberi tahu kenyataan yang mungkin terjadi." Semua orang yang berada dalam ruangan itu terdiam, memproses informasi yang baru ia dapat walau entah itu benar atau tidak.

"Bagaimana kau bisa yakin jika Harry telah mati?" Tanya seorang wanita dalam perkumpulan itu -Minerva McGonagall, dia menatap Lucius penuh keingintahuan.

Mengendikan bahunya, Lucius duduk dengan bertopang kaki layaknya pria bangsawan -ah dia memang bangsawan bukan?

"Kita sudah mencarinya selama empat tahun, bahkan tidak ada yang pernah melihatnya lagi. Jadi, tidak menutup kemungkinan jika dia sudah mati, bukan?"

Mendengar kata-kata itu ketiga orang lainnya hanya dia merenung, ah atau lebih tepatnya dua orang -Albus Dumbledore dan Minerva McGonagall.

"Jadi Albus, hal apa yang ingin kamu sampaikan sampai memanggilku kemari?"
Setelah beberapa saat hening, Lucius Malfoy membuka suaranya. Dia tidak terlalu yakin apa yang ingin disampaikan pria tua yang menjabat sebagai kepala sekolah Hogwarts, sekaligus pemimpin light side.

Mendengar pertanyaan itu, Albus dengan cepat mengganti raut wajahnya, sengan senyum kebapakan dia menatap penuh perlindungan pada Lucius Malfoy dan Severus Snape.

"Aku tidak butuh basa-basi, cepat katakan."

"Hm.. Lucius anakku kamu selalu to the point. Aku ingin tau pergerakan dark side di kementerian, apa yang sedang mereka rencanakan sejauh ini?"

Lucius jelas sudah menduganya walau tidak yakin apa yang akan di tanyakan orang tua didepannya ini, tetapi ternyata apa yang dia duga itulah yang ditanyakan ... bahkan dia juga sudah menyiapkan jawaban untuk pertanyaannya, "Tidak ada yang menarik di kementrian. Hanya saja, Millicent Bagnold merobak beberapa departemen semenjak dia mengambil alih kementrian dan sisanya nothing."

Albus merenung sejenak, lalu pandangannya dia alihkan pada Severus Snape yang bersandar pada rak buku,"Severus anakku, apa yang Tom -Voldemort tengah siapkan selama ini?" dia dengan cepat melarat panggilannya pada mantan muridnya itu.

Dengan wajah datar andalannya, Severus menatap kepala sekolah dalam diam sebelum suara datarnya terdengar, "Dark Lord masih mengumpulkan kekuatannya, tetapi, .... saat ini dia sedang menyelidiki sesuatu."

Severus Snape dan Lucius Malfoy dalam diam mengamati adakah perubahan yang terjadi saat Severus mengucapkan itu. Namun, apa yang dia tunggu tidak terjadi.

"Menyelidiki sesuatu? Sesuatu macam apa itu?" terlukis di wajah tuanya ekspresi tertarik, tetapi jauh di dasar hatinya dia sedang menerka-nerka apa yang tengah Voldemort rencanakan.

"Aku tidak tahu."

***

Langit senja menghiasi Manor Riddle, cahaya keemasan merembes melewati kaca menuju sosok yang sedang tertidur. Wajahnya yang penuh luka terlihat pucat, sudah dua minggu Harry Potter tak sadarkan diri dan selama itu juga Tom Marvolo Riddle selalu disisinya. Pagi, siang dan malam tidak sedetipun dia jauh dari Harry, dia bahkan menyuruh Lucius -orang kepercayaannya untuk menghendel semua pekerjaanya.

Melihat sosok lemah yang terkulai di atas tempat tidur membuat perasaan seorang Lord Voldemort tidak menentu. Entah sejak kapan eksitensi seorang Harry Potter meranik perhatiannya. Anak -yang -bertahan -hidup yang seharusnya menjadi musuhnya malah berdiri disinya saat ini.

Persetan dengan ramalan tentang mereka!

Ramalan yang ternyata hasil manipulasi orang tua itu untuk menghancurkannya!

Mengingat kejadian empat tahun lalu, sebulan setelah kebangkitannya, dia diberitahu bawahannya jika anak yang yang diramalkan akan membunuhnya berdiri di depan pintu manor dengan tubuh penuh luka.

Terkejut? Jelas, siapa yang tidak terkejut mendengarnya. Ditengah rapat inner circle, orang yang tidak diundang mengetuk pintunya.

Pemikiran pertama saat dia mendengar itu adalah; dia pergi ke kandang harimau, tidakkah itu mengirimkan nyawanya sendiri?!

Namun, apa yang disampaikan Anak -yang -bertahan -hidup itu menambah keterkejutannya.

Malam itu, tepat sebulan sudah kebangkitan Lord Voldemort. Suasana mencekap Manor Riddle tidak menutup kemungkinan pertemuan yang sedang berlangsung didalamnya. Dalam cuaca dingin dan hujan lebat yang disentai kilat, menambah suasana mencekap di sebuah ruangan yang hanya diterangi oleh obor-obor yang bergantung di dinding.

Saat ini diadakannya pertemuan inner circle pertama sejak empat belas tahun kepergian Dark Lord. Terlihat beberapa orang yang tergabung sebagai inner circle mengenakan jubah hitam bertudung dan topeng tongkorak menutupi identitas mereka, berdiri teratur di sisi kanan dan kiri. Duduk tinggi disinggasana, seorangs eperti ulat diatasnya -Lord Voldemort atau Dark Lord, menatap dingin para pengikutnya.

"Jadi, apa yang dilakukan orang tua itu selama aku tidak ada, Severus Snape?"

Orang yang dipanggil perlahan keluar dari barisan, merangkah mendekati singgasana dan lalu berlutut, mencium ujung jubah kebesaran Dark Lord.

Dengan berlutut ala kesatria Severus berkata, "Tuanku, Dumbledore saat ini memperketat penjagaannya pada Harry Potter. Dia sepertinya tidak main-main untuk membuat Potter muda satu itu menjadi senjata manusianya."

Mendnegar pernyataan itu, Lord Voldemort berguman pelan dengan sinis dia berkata, "Tipikal Albus Dumbledore."

"Ada yang lain?"

"Tidak, tuanku."

Setelah mendengar pernyataan itu, Voldemort menyuruh Severus kembali pada barisan, lalu dia melihat sekeliling dan matanya tertuju pada orang di sebelah kirinya.

"Well-well-well... Lucius, pengikut setiaku. Berita besar apa yang terjadi di kementrian selama aku tidak ada?"

Sama seperti Severus, Lucius juga berlutut dan mencium ujung jubah Dark Lord, "Tuanku, beberapa saat lalu Cornelius Fudge menjaga ketat departemen misteri, bahkan orang-orang departemen misteri tidak diperbolehkan terlalu lama dalam ruang ramalan."

Mendengar itu, Voldemort merasa jika tempat yang dijaga ketat itu tersimpan rahasia besar, dia berpikir untuk mencari tau apa yang tersimpan disana.

Saat dia ingin bertanya lebih jauh lagi, tiba-tiba penjaga depan manor berlari dan berlutut di hadapannya. Dengan tubuh bergetar penjaga itu berkata, "Tuanku, Harry Potter ada di depan gerbang, dia ingin bertemu denganmu."

TBC/END

Adakah yang menanti cerita ini?

Terima kasih untuk yang telah melirik dan mem-vote serta komen cerita abal-abal ini... ʕっ•ᴥ•ʔっლ(' ❥ 'ლ) kecup dan peluk hangat untuk kalian....

Salam hangat
Ore-Tachi ლ(' ❥ 'ლ)

YOU (you, only u)Where stories live. Discover now