"Makasih ya,mas."
"Loh teteh ... "
"Hah?" Tanyanya kemudian, bisa di pastikan kalau saat ini ia tengah bingung dan itu terlihat dari ekspresinya.
"Bentar-bentar..." Aku merogoh kantung celana mencari benda pipih yang biasa ku pegang.
" .... Ini teteh kan."
"I.. iya.Ko mas nya bisa tau akun sosial media saya?" Sebenarnya aku ingin sekali menertawakan ekspresi wajah polos plus penasaranya saat ini.Tapi itu tidak mungkin bisa-bisa dia ilfil kepadaku.
"Hehehe.. tau atu teh,Saya kan pengagum rahasia teteh." Jawabku jujur.
" Ada-ada aja." Ucapnya. Kali ini ia mencoba membuang muka ke arah lain, Apa mungkin ia sedang malu?
"Oh iya teteh mau kemana?"
" Bogor."
"Ngapain?"
"Emang penting ya untuk mas tau?" Jawabnya ketus.
Meski sebelumnya aku sudah tau sifatnya yang dingin pada orang asing,tapi entah kenapa rasanya tidak nyaman saja jika ia bersikap ketus seperti itu padaku.
"Ko si teteh jadi jutek gitu." Pancingku.
Namun tak lama kemudian ia langsung mengubah ekspresi nya menjadi lebih tenang.
" Eh maaf maaf mas.saya emang gitu kalo sama orang asing."
"Oh asing ya.Yaudah atuh kita kenalan aja gimana?"
"..saya Rahman."
"Tiara.." Aku tidak menyangka kalo dia mau membalas uluran tanganku.
"Namanya cantik sama kaya wajahnya."
"Mas rahman bisa aja."
"Panggilnya jangan mas teh.Rahman aja."
"Oh yaudah kamu juga gausah panggil teh.panggil tiara aja."
"Yaudah kalo gitu."
Selepas perkenalkan itu tidak ada lagi obrolan di antara kami, Kami kembali sibuk dengan pikiran masing-masing.
Detik berganti menit, menit berganti jam dan waktu terus berputar hingga tak terasa ternyata aku sudah tiba di kota kelahiranku. Tanpa menunggu lama aku segera turun dan naik angkutan umum yang tujuannya sama denganku.
Namun tak lama tiba-tiba dua orang wanita yang wajahnya begitu familiar kembali memasuki angkot yang sedang ku naiki.
"Loh teteh. Eh maap ..Tiara?" Bagai bulan bersambut bintang, mengapa kebetulan lagi-lagi menghampiriku. Kami kembali menaiki angkot yang sama.
Meskipun sebenarnya aku tahu di dunia ini tidak ada yang namanya kebetulan. Ah mungkin ini salah satu bagian rencana dari yang maha kuasa.
"Rahman."
"Saya kira mau ke Bogor kota.Padahal naik angkot juga ya,hehehe kalo boleh tau tujuannya mau kemana ra?" Tanya ku so akrab.
"Saya mau ke kampung nenek saya."
"Ooh.kalo boleh tau, Kampungnya dimana? Siapa tau deket sama kampung saya."
"Cibolang."
"Oh alhamdulilah Deket atuh.Saya juga mau ke arah situ.tapi saya masih belah sini nya." Ucapku tersenyum.
"Oh." Dan iapun tersenyum membalas senyumku.
Aku kembali memainkan ponsel yang tadi sempat aku campak kan.
" Allah pasti mendengar semua doa-doa hambanya.Maka dari itu saat ini ia tengah mengabulkan doa dari salah satu hambanya. ".
Sebuah pesan singkat sengaja aku kirimkan pada dia yang saat ini ada di dekatku. Aku sengaja mengirimkanya pesan dan berharap semoga ia menyadari bahwa akulah orang yang ia abaikan pesan nya kemarin.
Perlahan ia mengambil ponsel miliknya di dalam tas yang sedang ia kenakan. Sebuah tanda bahwa pesan ku sudah dibaca terpampang di ponselku. Entah jawaban pesan atau panggilan yang akan ku terima saat ini yang jelas aku sudah tak sabar menunggu respon darinya.
Beberapa menit ku tunggu namun tidak ada satupun balasan pesan atau panggilan, Malah yang ku lihat kini ia sedang berbicara lewat telfon dengan seseorang.
Apa itu kekasihnya?. Fikiranku mulai menerka kemana-mana.
Tapi tunggu. "Mamah?" Ia memanggil seorang yang saat ini sedang berbicara denganya mamah. Itu berarti seorang di sebrang sana bukanlah kekasihnya.
Hufttt ... aku menghembuskan nafas lega, tak lupa syukur ku ucapkan dalam hati. Itu berarti ia tidak memiliki kekasih dan aku masih memiliki kesempatan untuk bisa mendekatinya.
🌺🌺🌺🌺🌺
Seharusnya aku sudah turun dari mobil ini sedari tadi, rumah umi sudah terlewat beberapa kilometer. Tapi aku memutuskan untuk mengantar terlebih dahulu Tiara dan calon adik iparku. Ya mengantar diam-diam. haha lihatlah betapa percaya diri nya aku ini hingga menganggap adik Tiara sebagai calon adik iparku.
"Loh ko kamu ikut " Suara lembut namun tegasnya membuyarkan lamunanku.
"Hehehe iya saya sengaja ikut.Buat mastiin kamu sama calon adik ipar selamat."
"Hah maksudnya?"
Aduuh. Pake keceplosan lagi.Aku menggaruk tengkukku yang sama sekali tak gatal.
"Eh ngga ngga.Maksudnya mau mastiin aja kamu sama adik kamu selamat.iya gitu."
"Oh.Yaudah makasih ya,Saya duluan.Pengen cepet-cepet istirahat cape banget."
"Iya sama-sama.Hati-hati ya..."
"... Eh iya Tiara." Lanjutku.
"Iya?"
"Aku rasa kita pernah ketemu sebelumnya."
"Hm?Dimana."
"Di mimpi."
🌺🌺🌺🌺🌺
Assalamualaikum sahabat :))
Ketemu lagi hehe.. jangan lupa klik bintang + kasih saran nya ya:)
Ada yang kurang kah atau apa??
Btw.. Jangan lupa ngaji nya juga 🌹 Banyakin doa sama Allah biar wabah yang melanda dunia ini segera diangkat :))
Salam sayang dari Sakura🌺
YOU ARE READING
Semua Karena Takdir_Nya
SpiritualBukankah Allah telah banyak memberitahu kan kepada manusia bahwa berharap selain padanya hanya menghasilkan kekecewaan?Lantas mengapa masih banyak manusia yang menggantungkan harapan pada manusia lain?
