prolog

2 0 0
                                        

Tokk tokk tokk

Terdengar suara derap langkah seseorang yg hampir samar-samar.

Aku melihat dri jendelaku, nampak seseorang menggunakan jaket tebal hitam berbulu putih menghampiri rumahku.

Setelah ku teliti lebih lanjut, ia memegang sebilah pisau di tangan kanan nya, dan di tangan kiri memegang kantung berwarna putih dan terdapat beberapa bercak merah ditiap sisi kantong itu.

Aku memperhatikan nya lgi, namun ternyata dia sadar bahwa aku sedang mengintainya.

Aku segera menutup gorden jendelaku, lalu berlalu pergi menuju lemari untuk bersembunyi.
Ku harap aku tak kan mati, aku masih ingin hidup.

Tokkk tokk tokkk

Terdengar suara gedoran pintu yg sangat keras, aku mulai takut, aku berusaha untuk tetap diam

Tap tap tap

Langkah kakinya mulai terdengar jelas di telingaku, aku berusaha tdk bersuara.

Langkah itu semakin dekat, aku tak bisa apa-apa selain menahan tangisku.
Aku tak ingin mati seperti ini.

Tpi
Tiba-tiba suara itu menghilang,
Apakah aku sudh aman?

Aku perlahan membuka lemari bajuku, dan mengintip keadaan diluar,

Kurasa aman

Saat aku ingin keluar, tiba-tiba

"Hwaaaa…"
Aku berteriak sangat kencang,
"Huhf, huhf, huhf"
Aku melihat sekeliling dan sesuatu tepat mengenai mataku,
"Ternyata ini hanya mimpi"

Aku berusaha mengambil air putih ku, saat aku ingin meminum nya, betapa terkejutnya diriku melihat mama dan abang ku berteriak histeris.

"Tolong.. Tolongg"
Aku segera mencari sumber suara, dan ku rasa ada di ruang keluarga. Aku berlari membawa pemukul bisbol ku, saat sampai di ruang keluarga betapa terkejutnya diriku.

"Art, tolongin mama, itu ada kecoa nak" ucap mama panik.

"Iya dek, tolongin abang, itu ada kecoa, ih abang geli" tambah bang Revan seperti cacing kepanasan.

"Why? Argh knp cuma sama kecoa takut? Abang juga, cwo masa gk berani sama kecoa" gumam ku sambil mengambil kecoa yg sedang asik menikmati remahan roti yg terjatuh di lantai.

"Abang gk takut, cuma geli aja liat gituan, ihhh buang cepet dek"

"Masa? Nihh gk takut kan?? " ku dekatkan kecoa itu mendekati bang Revan, ini sangat lucu melihatnya ketakutan,
Namun tak lama kemudian bang Revan menghempaskan kecoa yg berada di tanganku, alhasil kecoa itu hinggap di tubuh mama.

"Hwaaa" mama berteriak histeris kemudian pingsan,

Pgi yg sangat dramatis.....

┅┅┅┅┅┅┅┅┅┅┅┅┅♡࿔♡┅┅┅┅┅┅┅┅┅┅┅┅

Perkenalkan namaku Artechia Aprhodid Pramesya, sering di panggil Art, anak terakhir dri 2 bersaudara, yups anak pertama adalah bang Revan, nama lengkapnya Ravan Aprhodid Pramestya.

Kalo kalian tanya mengapa nama kita hampir sama? Tanya kan saja kepada kedua org tua kami.

Aku sekarang duduk di bangku SMA kelas 2 dan bang Revan dia sudh kuliah, fakultas hukum, bru jalan 2 semester.
Kita beda 3 tahun, karena itu kita jdi lebih deket, apa yg aku minta bang Revan pasti selalu memenuhi, secara aku adek satu-satunya.

CARNATIONWhere stories live. Discover now