Ø1

785 73 38
                                    

Senja mulai beranjak pulang ke peranduan, meninggalkan sebekas kebahagian yang entah siapa si beruntung itu. Angin melukis malam dengan eloknya, membuat sang gadis enggan pergi dan terus mengangguminya.

"Angin nggak pernah tahu, kalau berjalan terlalu jauh itu lelah. Mereka hanya terus berjalan mengikuti arahan sang cipta. Menikmati baik buruk dunia tanpa terlibat di dalamnya. Andai aku pun begitu,"

Angin semakin gencar menyuarakan keberadaanya. Membuat sang gadis terpaksa meninggalkan taman favoritnya.

Ting!

Terdengar suara notifikasi yang tak asing menganggu kakinya yang melangkah. Engan membuka, tapi bila penting makin runyam urusannya.

Kak Somi

Dek, cepet pulang ya!

Pesan singkat itu hanya dibacanya saja. Tersenyum kemudian melanjutkan langkahnya yang terhenti. Memang tidak jauh rumahnya tapi cukuplah membuat keringat keluar tapi, si gadis terlihat sangat menikmati perjalannya sambil sesekali bersenandung dan menyapa orang yang berpapasan dengannya. Ramah bukan?

"Mari bu," ucapnya sambil sedikit membungkukkan badannya tak lupa senyum manis yang selalu terpacar di wajah cantik itu.

"Iya dek, "

Ternyata tak buruk juga melewati jalan pulang dengan sesekali menyapa anak manusia.

Membuka pintu rumah dan melepas sepatunya di rak membuat orang yang tadi mengirim perintah padanya beralih menghampirinya.

"Makan dulu yuk, kamu belum makan kan?" pemilik nama Jeon Somi tersebut menarik lengan sang adik untuk segera ke meja makan.

"Belum kak, kakak masak apa nih?"

"Makanan kesukaan kamu nih,"

"Makasih ya kak, jangan lupa berdoa pada sang Pencipta yang telah memberi kita oksigen yang kita hirup sehingga kita masih bisa bertemu," ujar si gadis yang kemudian memejamkan matanya diikuti sang kakak.

"Udah, yuk makan. Terus belajar ya,"

"Siap, nyonya,"

Tawa bahagia terdengar jelas membuat siapapun yang melihat pasti ikut tersenyum akan kelakuan kakak beradik ini.

"Udah ye!" si gadis kemudian membereskan piring bekas makannya kemudian duduk kembali.

"Heejin, kakak nanti tidur sama kamu ya?"

Oh si gadis tadi bernama Heejin. Nama yang manis, dan entah mengapa sangat cocok dengan dirinya.

"Siap kak, aku ke kamar ya? Mau nyiapin buku buat besok,"

Sang kakak mengacungkan kedua jempolnya seiring dengan langkah si gadis menaiki tangga menuju kamarnya.

Kamar dengan nuansa krem ini menambah kesan bahwa si gadis adalah orang yang lembut. Tak banyak perlengkapan yang ada tapi cukup membuat kamar ini terasa nyaman.

Memang kan nyaman itu ga harus berlebihan.

Heejin lekas menata apa saja yang perlukan untuk besok. Buku, kebahagiaan, dan kenyamanan agar ia senantiasa merasa betah di sana. Tak lama, sang kakak yang terlihat membawa kotak masuk ke kamar heejin tanpa mengentuk pintu terlebih dahulu.

"Apa itu kak?" Heejin mengikuti sang kakak menuju meja rias nya yang sepi , hanya sedikit alat make up karena gadis itu tak terlalu menyukainya.

"Masker, jin. Ayok maskeran sekali kali kamu coba jin," tawar sang kakak sambil membuka koleksi maskernya.

"Boleh, aku cocok yang mana kak?" sang kakak kemudian memilah masker yang mungkin cocok untuk si adek kesayangannya.

"Nah kayaknya ini deh jin, kamu cuci muka dulu sana,"

Sang adek menurut, berjalan untuk mencuci mukanya. Tak salah jika sekali kali ia merawat wajahnya. Tak hanya hatinya yang selama ini ia jaga entah karena apa dan karena siapa.

Hanya dia dan sang Maha adil yang tahu.

"Udah jin? Nih kamu pakai,"

"Makasih kak,"

"Kamu tuh harus rawat tubuh kamu, Jin,"

"Aku gatau kak gimana, " jawabnya malu.

"Makanya jangan belajar mulu kamu,"

Heejin terkekeh kayaknya kalau marah lucu, "iya kak. Kan biar bisa banggain kakak juga,"

"Heleh, kamu gini aja kakak udah bangga, "

Somi memegang tangan sang adik, di genggamnya, "Nanti kakak ajarin deh biar kamu makin cantik, "

Heejin berbinar, " Serius kak?"

"Iya, bener. Gamau?" canda Somi.

"Mau dong,"

"Aduh gemesin banget sih adik kakak ini,"

"Hehe,"

"Yuk tidur. Besok kamu ga boleh telat okey?" ujar sang kakak mematikan lampu kamar dan menggantinya dengan lampu tidur.

"Iya kak,"

Merebahkan diri di kasur putih yang empuk, memejamkan mata kemudian melirik sang kakak yang sudah terlelap dahulu. Menarik selimut menutupi tubuh keduannya.

"Semoga besok dan seterusnya  kau tetap menjaga semesta agar selalu bahagia, selamat malam,"




 Happy reading
Jangan lupa voment nya🌹」

Indeed - Na JaeminWhere stories live. Discover now