🌷Prolog🌷

7K 215 2
                                    

"Aku tidak mau di jodohkan!" tolak Abimana tegas ketika kedua orang tuanya mengatakan berniat menjodohkannya dengan anak sahabat mereka. Seorang gadis berhijab, begitulah yang dikatakan kedua orang tuanya.

"Kenapa?" tanya pak Wisma menatap heran sang anak menolak perjodohan yang sudah ia dan istrinya rencanakan.

"Karena aku sudah memiliki kekasih." jawab Abimana mantap.

"Kekasih?" ulang Bu Fatimah yang di angguki Abimana.

"Aku akan memperkenalkan kekasihku pada mama dan papa. Jadi, untuk itu ku mohon batalkan dan lupakan niat kalian yang ingin menjodohkanku dengan anak sahabat kalian. Yang bahkan aku pun tak mengenalnya." ucap Abimana memohon pada kedua orang tuanya dan berjanji akan memperkenalkan kekasihnya pada mereka.

Pak Wisma dan Bu Fatimah saling menatap, merasa kecewa pada ucapan Abimana.

"Tinggalkan dia!" putus pak Wisma menyuruh Abimana untuk meninggalkan sang kekasih. "Dan ini!" Pak Wisma menyodorkan sebuah amplop pada Abimana, "bukalah amplop itu dan lihat isinya, kau pasti bakalan terpana dan menarik ucapanmu barusan yang menolak perjodohan ini."

Sebelah alis Abimana terangkat, "apa ini?"

"Bukalah nak," ucap Bu Fatimah lembut.

"Tidak!" lagi Abimana menolak, "aku tidak mau membukanya karena percuma saja, aku tidak akan terpengaruh hanya karena melihat isi di dalam amplop ini." kata Abimana tersenyum mengejek.

"Baiklah, terserah padamu." ujar pak Wisma merasa lelah dengan sikap keras kepala Abimana, "tapi ingat, kami juga tidak akan menyetujui hubunganmu dengan kekasihmu itu."

Abimana meradang mendengar ucapan sang papa yang sarat akan ancaman. Istilahnya, kedua orang tuanya itu tidak akan merestui hubungan Abimana dengan gadis lain kecuali dengan anak dari sahabat mereka. Gadis pilihan kedua orang tua Abimana untuk mereka jadikan sebagai menantu idaman di keluarga mereka.

Derap langkah kaki yang perlahan menjauh menandakan jika pak Wisma dan Bu Fatimah pergi meninggalkan Abimana yang kini sendirian tengah diliputi amarah.

"Sial!!!" jerit Abimana melempar amplop tersebut ke lantai.

Dan tanpa menoleh lagi ke arah lantai rumahnya dimana amplop tersebut masih tergeletak disana. Abimana pergi dengan amarah yang membuncah, moodnya pagi ini sangat buruk dan kacau sekali.

"Sampai kapanpun aku tidak sudi di jodohkan dengan gadis itu!" kata Abimana seperti sebuah sumpah.

"Sampai kapanpun aku tidak sudi di jodohkan dengan gadis itu!" kata Abimana seperti sebuah sumpah

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।


Tbc....

Assalamualaikum cinta (End-proses Cetak)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें