The Neurologist

404 35 2
                                    

ini lanjutan Decade sama Month Later yaaaa

jd sbnrnya Month Later gak gantung koook cuma blm diupload aja eheheh

....

Beam memilih bermain bersama dengan Pang di halaman belakang rumahnya ditemani oleh seorang wanita tua yang biasa datang untuk membereskan rumahnya, sekitar 1 jam lagi wanita tua tersebut harus pulang dan Beam yakin dia pasti akan sangat kesepian. Kit dan Pha harus bekerja malam ini, seharusnya dia juga tapi Beam sedang cuti hari ini dan besok.

Atau dia bisa menghubungi Wayo dan mengajaknya untuk main di rumahnya nanti malam? Toh Pha sedang sibuk, Wayo juga pasti hanya sendirian di rumah mereka. Beam mengingatkan dirinya sendiri untuk menghubungi Wayo nanti.

Pang berlari mengikuti bola yang Beam lemparkan dan kembali tidak lama setelahnya. Beam terkekeh melihat bagaimana anjing besar itu duduk manis di depannya dengan ekor yang bergerak cepat menunjukan semangatnya.

" teh hangat dan cookies untuk tuan Beam dan makan malam untuk Pang " bibi An membawa baki berisi seteko teh hangat dan sepiring cookies dan meletakkannya di atas meja bundar di samping Beam. Ia kemudian beralih menuju kandang Pang untuk menuangkan makan malam ke dalam mangkuk di sana.

Pang segera berlari menuju kandang dan menikmati makan malamnya. Melupakan Beam yang masih asik mengelus kepalanya.

" apa tuan Beam perlu sesuatu lagi? " Beam menggeleng sebagai jawaban " temani Beam lebih lama lagi na bibi? Beam kesepian " ujarnya merengek. Bibi An mengangguk kecil dan mendudukan dirinya di satu kursi lain yang bersisian dengan Beam.

" oh ya bi, apa bibi liat di mana ponsel Beam? Beam lupa "

" tadi bibi lihat ponsel tuan Beam ada di meja dapur " Beam mengangguk. Ia beranjak bermaksud untuk mengambil ponselnya dan menghubungi Wayo tapi lagi-lagi sakit kepala menyerangnya. Kali ini lebih sakit dari yang terjadi tadi pagi atau siang tadi sebelum ia tidur siang.

" tuan Beam?!! " bibi An segera beranjak, berlutut di samping Beam yang sudah tersungkur di atas rumput halaman belakang. Pang bahkan sudah melupakan makan malamnya dan berlari mendekati Beam yang menangis kesakitan.

" tuan tunggu di sini sebentar. Saya akan menghubungi dokter Phana " bibi An segera berlari ke dalam rumah untuk mengambil ponselnya. Sembari mencoba menghubungi Phana ia kembali menuju Beam yang terus saja menangis. Pang berusaha menyandarkan kepalanya pada pundak Beam, terlihat berusaha menenangkan majikannya.

Bibi An mengelus rambut Beam pelan, sebelah tangannya sibuk mencoba menghubungi Phana karena Phana tidak segera mengangkat teleponnya.

" ha- "

" dokter Phana!! Ini bibi An, tolong- uh- tolong tuan Beam kesakitan, saya tidak- anu- ti- "

" tunggu di sana, saya akan segera tiba dengan ambulance " potong Phana cepat dan mematikan panggilan begitu saja.

Bibi An membawa tubuh Beam kepelukannya. Beam masih menangis dan terlihat lemas.

" sebentar ya tuan Beam " bisiknya lembut. Tangannya sibuk mengelus rambut Beam.

...

Phana seharusnya sudah tahu ada hal yang tidak beres saat dokter Itthipat yang adalah seorang neurologist dengan santainya menurunkan seorang perawat dari ambulance dan mengisi slot perawat tadi dengan dirinya sendiri.

Dia hanya ingat mengatakan bahwa dia harus menjemput Beam karena sahabat baiknya itu tiba-tiba mengalami serangan sakit kepala dan hampir pingsan. Dia tidak ingat meminta dokter Itthipat untuk ikut bersamanya, karena memang tidak ada yang harus dokter itu lakukan untuk Beam.

Our Storiesजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें